A. Terminologi Modal Kerja
Modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka
pendek seperti kas, sekuritas, persediaan dan piutang.
Rasio cepat disebut juga acid test
karena rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam
menggunakan aktiva lancar untuk menutupi utang/kewajiban lancarnya.
Rasio cepat meghilangkan persediaan dari aktiva lancar
karena persediaan adalah aktiva lancar yang paling tidak liquid atau sulit
diubah menjadi kas.
Istilah modal kerja berasal dari pedagang Yankee lama yang memuat keretanya dengan barang dagangan dan
menjualnya. Barang dagang tersebut disebut modal kerja karena barang tersebut
benar-benar dijual atau diputar untuk mendapatkan laba. Kereta dan kuda adalah
aktiva tetap. Pedagang biasanya membeli sendiri kereta dan kudanya yang didanai
dari modal ekuitas, sedangkan barang dagangan dibeli dengan pinjaman modal
kerja, yang harus dilunasi setelah melakukan perjalanan untuk menunjukkan
kepada bank bahwa kredit yang diberikan adalah kredit yang baik. Jika pedagang
mampu melunasi pinjaman maka bank akan mau memberikan pinjaman lagi, bank yang
mangikuti prosedur ini dikatakan telah menerapkan “praktik perbankan yang baik”.
Modal kerja bersih adalah aktiva lancar minus kewajiban lancar sedangkan
modal kerja operasi besih adalah aktiva lancar minus kewajiban lancar yang
tidak dikenakan bunga.
Kebijakan modal kerja adalah kebijakan dasar yang berhubungan dengan (1)
tingkat sasaran untuk masing-masing kategori aktiva lancar (2) bagaimana aktiva
lancar tersebut akan didanai.
B. Siklus Konversi Kas
Periode konversi persediaan adalah rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk
megonversi bahan baku menjadi barang jadi dan kemudian menjualnya. Periode
penerimaan piutang adalah rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk mengonversi
piutang perusahaan menjadi kas, yaitu menerima kas setelah terjadi penjualan.
Periode penangguhan utang adalah rata-rata waktu di antara pembelian bahan baku
dan tenaga kerja dan pembayarannya.
Siklus konversi kas adalah rata-rata waktu uang senilai satu dollar terikat
pada aktiva lancar.
Siklus konversi kas
|
=
|
periode konversi persediaan
|
+
|
periode penerimaan utang
|
-
|
periode penangguhan utang
|
Tujuan perusahaan seharusnya adalah mempersingkat siklus konversi kas
secepat mungkin tanpa mengganggu operasi. Hal ini akan meningkatkan laba,
karena semakin lama siklus konversi kas, maka akan semakin tinggi kebutuhan
pendanaan ekasternal dan semakin besar biaya yang dibutuhkan.
Siklus konversi kas dapat dipersingkat dengan cara (1) mengurangi periode
konversi persediaan dengan memproses dan menjual barang lebih cepat (2)
mengurangi periode penerimaan piutang dengan mempercepat penagihan (3)
memperpanjang periode panangguhan utang dengan emperlambat pembayaran.
Sepanjang hal-hal tersebut tidak memperbesar biaya atau menekan penjualan, maka
sebaiknya dilakukan perusahaan.
C.
Konsep Modal Kerja Nol
Ide dasar dari modal kerja nol adalah (1) bahwa persediaan dan piutang
adalah kunci untuk menciptakan penjualan, tetapi (2) perusahaan dapat didanai
oleh pemasok melalui utang dagang.
Definisi modal kerja dalam konsep ini yakni:
Persediaan +
Piutang – Utang
D. Kebijakan Investasi Aktiva Lancar Alternatif
Tiga alternatif kebijakan investasi aktiva lancar yaitu (1) Kebijakan
investasi aktiva lancar longgar: suatu kebijakan dimana jumlah kas, sekuritas
dan persediaan yang dimiliki relative besar dan penjualan dirangsang oleh
kebijakan kredit yang liberal, mengakibatkan adanya piutang yang tinggi. (2)
Kebijakan investasi aktiva lancar ketat: suatu kebijakan di mana kepemilikan
kas, sekuritas, persediaan, dan piutang diminimumkan. (3) Kebijakan investasi
aktiva lancar sedang: suatu kebijakan yang berada di antara kebijakan longgar
dan ketat.
Komponen utama dari modal kerja adalah kas, sekuritas, persediaan dan
piutang.
Untuk setiap jenis aktiva, perusahaan menghadapi suatu pertukaran
fundamental: Aktiva lancar (yaitu modal kerja) dibutuhkan untuk menjalankan
bisnis, dan semakin besar kepemilikan atas aktva lancar, semakin kecil
perusahaan menghadapi bahaya kekurangan aktiva tersebut, sehingga semakin
rendah resiko operasinya. Akan tetapi, memiliki modal kerja membutuhkan biaya,
jika persediaan terlalu besar, maka perusahaan akan memiliki aktiva yang
menghasilkan pengembalian nol atau bahkan negative jika biaya penyimpanan dan
kerusakannya tinggi.
E.
Manajemen Kas
Manajemen kas penting karena untuk meminimalkan
jumlah kas yang harus dimiliki oleh perusahaan guna menjalankan aktivitas
bisnis secara normal,di mana, pada waktu yang bersamaan, perusahaan juga
memiliki cukup kas untuk (1) mengambil potongan dagang (2) menjaga peringkat
kredit, dan (3) memenuhi kebutuhan kas yang tidak diperkiraa sebelumnya.
Dua motif utama untuk memiliki kas yaitu (1) Transaksi. Saldo kas yang
dikaitkan dengan pembayaran dan penerimaan yakni saldo yang dibutuhkan untuk
operasi sehari-hari disebut saldo
transaksi. (2) Kompensasi bagi bank karena telah memberikan pinjaman dan jasanya. Saldo bank yang harus dikelola oleh
sebuah perusahaan untuk memberikan kompensasi kepada bank atas jasa-jasa yang
telah diberikan atau untuk memberikan suatu pinjaman disebut saldo kompensasi.
Dua motif sekunder memiliki kas seperti yang telah dinyatakan dalam
lteratur keuangan dan ilmu ekonomi adalah untuk (1) Berjaga-jaga. Saldo kas
yang dimiliki sebagai cadangan untuk fluktuasi arus kas masuk dan keluar secara
acak yang tidak bias diramalkan sebelumnya disebut saldo pencegahan. (2) Spekulasi. Saldo kas yang dimiliki untuk memungkinkan perusahaan mengambil
keuntungan dari setiap penawaran pembelian yang mungkin terjadi disebut saldo spekulasi.
F.
Anggaran Kas
Anggaran kas adalah suatau jadwal
yang menunjukkan proyeksi arus kas masuk dan arus kas keluar selama beberapa
periode. Tujuan anggaran kas yaitu (1) anggaran kas bulanan digunakan untuk
tujuan perencanaan, sedangkan (2) anggaran harian atau mingguan digunakan untuk
pengendalian kas aktual. Anggaran kas digunakan untuk meramalkan surplus dan
defisit kas dan merupakan
alat perencanaan manajemen kas utama. Anggaran kas memberikan informasi yang
lebih terperinci mengenai arus kas sebuah perusahaan daripada ramalan laporan
keuangan.
Tiga bagian utama dari sebuah anggaran kas yakni penerimaan, pengeluaran
dan saldo kas.
Jika arus kas perusahaan tidak terjadi secara merata sepanjang bulan maka
perusahaan dapat kurang mencatat puncak kebutuhan pendanaan perusahaan.
Karena anggaran kas mencerminkan suatu peramalan, maka seluruh nilai adalah
nilai-nilai yang diperkirakan. Jika penjualan, pembelian aktual dan sebagainya
berbeda dari tingkat yang diramalkan maka proyeksi defisit dan surplus kas juga
akan terkoreksi. Jadi terdapat kemungkinan perusahaan akhirnya membutuhkan
jumlah pinjaman yang lebih besar, sehingga perusahaan sebaiknya meminta batas
kredit yang lebih tinggi dari jumlah tersebut.
Defisit atau penyusutan adalah beban nonkas, oleh karena itu penyusutan
tidak akan terlihat pada anggaran kas kecuali hanya dampaknya pada laba kena
pajak atau akibatnya pada pajak yang dibayarkan.
G. Berbagai Teknik Manajemen Kas
Ambang (float) adalah selisih antara saldo kas yang disajikan dalam buku
bank sebuah perusahaan (atau individu) dengan saldo di catatan bank.
Ambang pengeluaran adalah sejumlah dana
yang dikaitkan dengan cek yang telah dikeluarkan oleh sebuah perusahaan namun
masih sedang dalam proses sehingga akibatnya belum dikurangkan dari rekening
bank perusahaan.
Ambang penerimaan adalah sejumlah dana
yang dikaitkan dengan cek yang dibayarkan kepada sebuah perusahaan namun belum
dikliring, sehingga masih belum tersedia untuk dapat digunakan demi keperluan
perusahaan.
Ambang bersih adalah selisih antara ambang pengeluaran dengan ambang penerimaan, dan jumlahnya juga
sama dengan selisih antara saldo buku cek perusahaan dengan saldo catatan bank.
Semakin besar ambang bersih, semakin kecil saldo kas yang harus dipertahankan
oleh perusahaan, sehingga artinya ambang bersih tersebut bagus.
Perusahaan yang efisien
melakukan banyak usaha untuk mempercepat pemrosesan cek yang diterima, sehingga
menyebabkan dana dapat digunakan lebih cepat, dan mereka mencoba untuk selama
mungkin menunda pembayaran yang mereka lakukan.
Metode yang dapat
digunakan perusahaan untuk proses penerimaan adalah (1) Menyiapkan rencana peti uang. Rencana peti uang
adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mempercepat penerimaan dan
mengurangi ambang melalui penggunaan kotan kantor pos di wilayah lokal pelaku
pembayaran. (2) Meminta pelanggan-pelanggan besar membayar melalui transfer atau debit otomatis. Cara ini merupakan
cara yang terbaik dalam mempercepat penerimaan dan teknologi komputer membuat
proses seperti ini semakin efisien dan mungkin untuk digunakan.
H. Manajemen Sekuritas
Sekuritas
yang memiliki nilai jual adalah sekuritas yang dapat dijual dalam tempo
singkat.
Perusahaan
memiliki sekuritas dengan alasan yang sama dengan memiliki kas. Meski tidak
sama dengan kas, sekuritas dapat dikonversi menjadi kas dalam waktu yang sangat
singkat. Sekuritas juga dapat memberikan pengembalian yang lumayan jumlahnya. Sebuah
perusahaan mungkin tetap memiliki sekuritas yang memberikan imbal hasil rendah
ketika mendapatkan pengembalian yang jauh lebih tinggi dari aktiva operasi karena
perusahaan tersebut memiliki beberapa sekuritas sebagai ganti dari saldo kas
yang lebih besar yakni dengan melikuidasi sebagian portofolionya untuk
meningkatkan akun kas ketika arus kas keluar melebihi arus kas masuk. Dalam
situasi seperti ini, sekuritas dapat digunakan sebagai pengganti dari saldo
transaksi, saldo pencegahan, saldo spekulatif atau ketiganya. Di banyak kasus,
sekuritas dimiliki terutama untuk tujuan berjaga-jaga. Kebanyakan perusahaan
lebih menyukai menggunakan kredit bank untuk melakukan transaksi-transaksi
sementara atau untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spekulatif, tetapi perusahaan
masih memiliki beberapa aktiva likuid untuk berjaga-jaga dari adanya kemungkinan
kekurangan kredit bank.
Lingkungan
dengan tingkat suku bunga rendah dapat mengarah pada saldo kas yang lebih besar
karena jika perusahaan memiliki sekuritas sebagai ganti dari kas menjadi kurang
menguntungkan karena hanya akan memberikan sedikit pengembalian. Akan
mengntungkan memiliki sekuritas jika tingkat suku bunga tinggi dan sekuritas
dapat dikonversi menjadi kas dalam waktu yang singkat dan dengan biaya rendah.
Oleh karena sekuritas hanya digunakan sebagai pengganti dari saldo kas, maka
saat tingkat suku bunga rendah sebaiknya perusahaan memiliki saldo kas dalam
jumlah besar.
Kemajuan
teknologi telekomunikasi dapat memengaruhi tingkat saldo kas perusahaan karena
teknologi telekomunikasi dapat digunakan sebuah perusahaan untuk mempercepat
proses konversi sekuritas menjadi kas dalam waktu yang sangat singkat yakni
hanya dalam beberapa menit dengan satu panggilan telepon saja.
I.
Persediaan
Persediaan harus dibeli sebelum penjualan terjadi, sehingga
diperlukan peramalan penjualan sebelum menentukan tingkat persediaan sasaran
menjadikan manajemen persediaan sebagai aktivitas yang sulit untuk dilakukan.
Apabila terjadi kesalahan-kesalahan dalam penentuan tingkat persediaan dapat
dengan cepat menyebabkan terjadinya kehilangan penjualan maupun biaya
penyimpanan yang berlebihan, sehingga manajemen persediaan yang baik memiliki
arti penting bagi perusahaan.
Bagian-bagian
yang terlibat dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan persediaan adalah
bagian penjualan, pembelian, produksi dan keuangan.
J.
Biaya Persediaan
Tujuan ganda manajemen persediaan adalah (1) untuk memastikan tersedianya
persediaan yang dibutuhkan untuk tetap mempertahankan operasi, tetapi juga (2)
untuk menjaga biaya pemesanan dan penyimpanan persediaan ke tingkat yang
serendah mungkin.
Tiga kategori biaya persediaan adalah (1) Biaya Penyimpanan, terdiri dari: biaya modal yang terkait, biaya
penyimpanan dan pemeliharaan, asuransi, pajak bumi dan bangunan, total
depresiasi dan persediaan using. (2) Biaya
Pemesanan, Pengiriman, dan Penerimaan, terdiri dari: biaya penerimaan
pesanan; termasuk biaya produksi dan persiapan, dan biaya pengiriman dan
penanganan. (3) Biaya Kekurangan
Persediaan, terdiri dari: hilangnya penjualan, hilangnya kepercayaan
pelanggan, dan terganggunya jadwal produksi.
K. Sistem Pengendalian Persediaan
Sistem pengendalian
persediaan dapat berbentuk sangat sederhana menjadi luar biasa kompleks, tegantung
pada ukuran perusahaan dan sifat persediaannya. Salah satu prosedur pengendalian
yang sederhana adalah metode garis merah yakni item-item persediaan
disimpan dalam sebuah wadah, sebuah garis berwarna merah kemudian digambarkan
disekitar bagian dalam wadah tersebut pada tingkat titik pemesanan ulang, dan
petugas bagian persediaan akan melakukan pemesanan ketika garis merah terlihat.
Metode
dua wadah adalah suatu prosedur pengendalian persediaan dimana
pemesanan akan dilakukan ketika salah satu dari dua wadah yang menyimpan
persediaan kosong. Sistem pengendalian persediaan yang terkomputerisasi adalah
suatu sistem pengendalian persediaan dimana komputer digunakan untuk menentukan
titik pemesanan ulang dan untuk melakukan penyesuaian terhadap saldo
persediaan.
Sistem just-in-time adalah satu sistem pengendalian persediaan dimana
perusahaan manufaktur mengoordinasi produksinya dengan para pemasok sehingga
bahan-bahan baku atau komponen diterima tepat pada saat mereka dibutuhkan di
dalam proses produksi.
Keunggulan sistem just-in-time
dalah sistem ini mengurangi kebutuhan perusahaan manufaktur untuk memiliki
persediaan yang terlalu besar. Just-in-time digunakan untuk menjaga
biaya persediaan tetap rendah dan sekaligus untuk meningkatan proses produksi. Namun
sistem ini meminta koordinasi yang sangat erat diantara perusahaan manufaktur
dan para pemasoknya baik dalam waktu pengiriman maupun mutu dari
barang-barangnya.
Out-sourcing adalah praktik pembelian komponen dan bukan membuatnya sendiri. Out-sourcing seringkali dikombinasikan
dengan sistem just-in-time untuk mengurangi tingkat persediaan.
Jika perusahaan
memutuskan untuk menggunakan jadwal produksi yang rata, tingkat persediaannya
akan naik dengan tajam selama periode di mana penjualan rendah dan kemudian
turun ketika periode penjualan mencapai titik puncak, tetapi rata-rata tingkat
persediaan yang dimiliki secara substansial tetap lebih tinggi daripada jika
produksi naik dan turun siring dengan penjualan.
L.
Manajemen Piutang
Saldo piutang sebuah perusahaan bertambah dari waktu ke waktu tergantung
dari lama waktu periode penerimaan. Rumusnya adalah:
Piutang =
Penjualan kredit x Lama waktu periode penerimaan.
Jumlah hari
piutang tidak tertagih (days
sales outstanding—DSO) adalah ukuran dari rata-rata jangka waktu yang
dibutuhkan oleh para pelanggan untuk melunasi pembelian kredit mereka. Dari
nilai DSO ini kemudian sering kali dibandingkan dengan nilai DSO rata-rata
industri. DSO juga dapat dibandingkan dengan persyaratan kredit perusahaan itu
sendiri. Rumusnya adalah:
Jika diasumsikan menggunakan tingkat penjualan yang
konstan dan seragam sepanjang tahun maka:
Jika telah diketahui nilai penjualan tahunan dan saldo
piutang maka:
Suatu daftar umur
piutang (aging schedule) akan
membagi saldo piutang perusahaan menurut umur masing-masing akun. Daftar umur piutang
tidak bisa dibuat berdasarkan jenis data yang dilaporkan dalam laporan
keuangan, daftar tersebut harus dibuat berdasarkan buku besar piutang
perusahaan. Manajemen sebaiknya terus memonitor DSO dan daftar umur piutang
untuk mendeteksi tren yang terjadi, melihat bagaimana kondisi penerimaan
perusahaan dibandingkan dengan persyaratan kreditnya, dan untuk melihat
seberapa efektif operasi bagian kredit dibandingkan dengan perusahaan lain
dalam industri yang sama.
Perusahaan juga dapat menggunakan daftar umur piutang dan jumlah
hari piutang tidak tertagih untuk membantu melacak posisi piutangnya dan
membantu menghindari terjadinya peningkatan jumlah piutang tak tertagih.
M. Kebijakan Kredit
Kebijakan kredit terdiri dari: (1) Masa Kredit, yang merupakan jangka
waktu yang diberikan kepada pembeli untuk melunasi pembeliannya (2) Potongan
Harga, yang diberikan unutk pembayaran lebih cepat, (3) Standar
Kredit, yang memiliki arti kekuatan keuangan yang diisyaratkan atas
pelanggan yang menerima fasilitas kredit, (4) Kebijakan Penagihan, yang
diukur oleh seberapa keras atau lunaknya perusahaan dalam usaha menagih
akun-akun yang lambat pembayarannya.
N. Menentukan Masa dan Standar Kredit
Persyaratan kredit
(credit term)
umum perusahaan, meliputi masa kredit
(jangka waktu pemberian kredit) dan potongan
harga, yang standar kreditnya
akan diterapkan untuk menentukan pelanggan yang memenuhi syarat untuk
mendapatkan fasilitas kredit regular, dan jumlah kredit yang tersedia bagi
masing-masing pelanggan.
Standar kredit
mengacu pada kekuatan keuangan dan kelayakan kredit yang harus ditunjukkan oleh
pelanggan agar dapat memenuhi persyaratan untuk mendapatkan fasilitas kredit.
Penentuan standar kredit membutuhkan ukuran kualitas kredit yang dinyatakan dalam tingkat
probabilitas pelanggan gagal bayar.
O. Menentukan Kebijakan Penagihan
Kebijakan penagihan (collection policy)
mengacu kepada prosedur-prosedur yang diikuti oleh perusahaan untuk mengihkan
akun-akun yang telah lewat jatuh tempo. Proses penagihan dapat menjadi mahal
harganya dilihat dari segi pengeluaran tunai dan hilangnya kepercayaan.
Perubahan dalam kebijakan penagihan dapat memengeruhi penjualan, masa
penagihan, dan presentase piutang tak tertagih.
P.
Potongan Tunai
Potongan tunai adalah suatu pemberian pengurangan harga atas
barang-barang yang dijual untuk mendorong pembayaran lebih awal. Keuntungan
dari pemberian potongan tunai yakni (1) kebijakan ini akan menarik pelanggan-pelanggan
baru yang memandang potongan harga tersebut sebagai suatu pengurangan harga,
dan (2) potongan harga akan menyebabkan penurunan jumlah hari piutang belum
tertagih karena beberapa pelanggan yang sudah ada akan segera membayar tepat
pada waktunya untuk mendapatkan potongan harga yang diberikan.
Jika penjualan
bersifat musiman, sebuah perusahaan dapat menggunakan penanggalan musiman (seasonal
dating) untuk potongan harganya. Penanggalan musiman adalah istilah yang
digunakan untuk merangsang para pelanggan melakukan pembelian lebih awal dengan
tidak memintan dilakukannya pembayaran sampai musim penjualan pihak pembeli
tiba, tanpa melihat kapan barang tersebut dikirimkan.
Q. Faktor Lain yang Mempengaruhi Kebijakan Kredit
Potensi keuntungan: jika terdapat
kemungkinan untuk melakukan penjualan secara kredit dan juga menerapkan suatu
beban yang melekat (carrying charge)
atas piutang yang masih belum tertagih, maka penjualan secara kredit sebenarnya
dapat lebih menguntungkan daripada penjualan tunai.
Pertimbangan hukum: hal yang ilegal untuk
menawarkan persyaratan kredit yang menguntungkan kepada seorang pelanggan atau
sekelompok pelanggan daripada ke pelanggan yang lain, kecuali jika perbedaan
tersebut dapat dijustifikasi oleh biaya.
Sumber : Fundamentals of Financial Management 12th edition - Brigham Houston
Halo saya dari Greenpack.
ReplyDeleteJika Anda butuh Dus Makanan Food Grade dapat menghubungi kami :)