Sunday, 6 April 2014

MENGELOLA AKTIVA LANCAR

A.     Terminologi Modal Kerja
Modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka pendek seperti kas, sekuritas, persediaan dan piutang.
Rasio cepat disebut juga acid test karena rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam menggunakan aktiva lancar untuk menutupi utang/kewajiban lancarnya. 

Rasio cepat meghilangkan persediaan dari aktiva lancar karena persediaan adalah aktiva lancar yang paling tidak liquid atau sulit diubah menjadi kas.
Istilah modal kerja berasal dari pedagang Yankee lama yang memuat keretanya dengan barang dagangan dan menjualnya. Barang dagang tersebut disebut modal kerja karena barang tersebut benar-benar dijual atau diputar untuk mendapatkan laba. Kereta dan kuda adalah aktiva tetap. Pedagang biasanya membeli sendiri kereta dan kudanya yang didanai dari modal ekuitas, sedangkan barang dagangan dibeli dengan pinjaman modal kerja, yang harus dilunasi setelah melakukan perjalanan untuk menunjukkan kepada bank bahwa kredit yang diberikan adalah kredit yang baik. Jika pedagang mampu melunasi pinjaman maka bank akan mau memberikan pinjaman lagi, bank yang mangikuti prosedur ini dikatakan telah menerapkan “praktik perbankan yang baik”.
Modal kerja bersih adalah aktiva lancar minus kewajiban lancar sedangkan modal kerja operasi besih adalah aktiva lancar minus kewajiban lancar yang tidak dikenakan bunga.
Kebijakan modal kerja adalah kebijakan dasar yang berhubungan dengan (1) tingkat sasaran untuk masing-masing kategori aktiva lancar (2) bagaimana aktiva lancar tersebut akan didanai.

B.     Siklus Konversi Kas
Periode konversi persediaan adalah rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk megonversi bahan baku menjadi barang jadi dan kemudian menjualnya. Periode penerimaan piutang adalah rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk mengonversi piutang perusahaan menjadi kas, yaitu menerima kas setelah terjadi penjualan. Periode penangguhan utang adalah rata-rata waktu di antara pembelian bahan baku dan tenaga kerja dan pembayarannya.
Siklus konversi kas adalah rata-rata waktu uang senilai satu dollar terikat pada aktiva lancar.
Siklus konversi kas
=
periode konversi persediaan
+
periode penerimaan utang
-
periode penangguhan utang
Tujuan perusahaan seharusnya adalah mempersingkat siklus konversi kas secepat mungkin tanpa mengganggu operasi. Hal ini akan meningkatkan laba, karena semakin lama siklus konversi kas, maka akan semakin tinggi kebutuhan pendanaan ekasternal dan semakin besar biaya yang dibutuhkan.
Siklus konversi kas dapat dipersingkat dengan cara (1) mengurangi periode konversi persediaan dengan memproses dan menjual barang lebih cepat (2) mengurangi periode penerimaan piutang dengan mempercepat penagihan (3) memperpanjang periode panangguhan utang dengan emperlambat pembayaran. Sepanjang hal-hal tersebut tidak memperbesar biaya atau menekan penjualan, maka sebaiknya dilakukan perusahaan.

C.      Konsep Modal Kerja Nol
Ide dasar dari modal kerja nol adalah (1) bahwa persediaan dan piutang adalah kunci untuk menciptakan penjualan, tetapi (2) perusahaan dapat didanai oleh pemasok melalui utang dagang.
Definisi modal kerja dalam konsep ini yakni:
Persediaan + Piutang – Utang

D.     Kebijakan Investasi Aktiva Lancar Alternatif
Tiga alternatif kebijakan investasi aktiva lancar yaitu (1) Kebijakan investasi aktiva lancar longgar: suatu kebijakan dimana jumlah kas, sekuritas dan persediaan yang dimiliki relative besar dan penjualan dirangsang oleh kebijakan kredit yang liberal, mengakibatkan adanya piutang yang tinggi. (2) Kebijakan investasi aktiva lancar ketat: suatu kebijakan di mana kepemilikan kas, sekuritas, persediaan, dan piutang diminimumkan. (3) Kebijakan investasi aktiva lancar sedang: suatu kebijakan yang berada di antara kebijakan longgar dan ketat.
Komponen utama dari modal kerja adalah kas, sekuritas, persediaan dan piutang.
Untuk setiap jenis aktiva, perusahaan menghadapi suatu pertukaran fundamental: Aktiva lancar (yaitu modal kerja) dibutuhkan untuk menjalankan bisnis, dan semakin besar kepemilikan atas aktva lancar, semakin kecil perusahaan menghadapi bahaya kekurangan aktiva tersebut, sehingga semakin rendah resiko operasinya. Akan tetapi, memiliki modal kerja membutuhkan biaya, jika persediaan terlalu besar, maka perusahaan akan memiliki aktiva yang menghasilkan pengembalian nol atau bahkan negative jika biaya penyimpanan dan kerusakannya tinggi.

E.      Manajemen Kas
Manajemen kas penting karena untuk meminimalkan jumlah kas yang harus dimiliki oleh perusahaan guna menjalankan aktivitas bisnis secara normal,di mana, pada waktu yang bersamaan, perusahaan juga memiliki cukup kas untuk (1) mengambil potongan dagang (2) menjaga peringkat kredit, dan (3) memenuhi kebutuhan kas yang tidak diperkiraa sebelumnya.
Dua motif utama untuk memiliki kas yaitu (1) Transaksi. Saldo kas yang dikaitkan dengan pembayaran dan penerimaan yakni saldo yang dibutuhkan untuk operasi sehari-hari disebut saldo transaksi. (2) Kompensasi bagi bank karena telah memberikan pinjaman dan jasanya. Saldo bank yang harus dikelola oleh sebuah perusahaan untuk memberikan kompensasi kepada bank atas jasa-jasa yang telah diberikan atau untuk memberikan suatu pinjaman disebut saldo kompensasi.
Dua motif sekunder memiliki kas seperti yang telah dinyatakan dalam lteratur keuangan dan ilmu ekonomi adalah untuk (1) Berjaga-jaga. Saldo kas yang dimiliki sebagai cadangan untuk fluktuasi arus kas masuk dan keluar secara acak yang tidak bias diramalkan sebelumnya disebut saldo pencegahan. (2) Spekulasi. Saldo kas yang dimiliki untuk memungkinkan perusahaan mengambil keuntungan dari setiap penawaran pembelian yang mungkin terjadi disebut saldo spekulasi.

F.      Anggaran Kas
Anggaran kas adalah suatau jadwal yang menunjukkan proyeksi arus kas masuk dan arus kas keluar selama beberapa periode. Tujuan anggaran kas yaitu (1) anggaran kas bulanan digunakan untuk tujuan perencanaan, sedangkan (2) anggaran harian atau mingguan digunakan untuk pengendalian kas aktual. Anggaran kas digunakan untuk meramalkan surplus dan defisit kas dan merupakan alat perencanaan manajemen kas utama. Anggaran kas memberikan informasi yang lebih terperinci mengenai arus kas sebuah perusahaan daripada ramalan laporan keuangan.
Tiga bagian utama dari sebuah anggaran kas yakni penerimaan, pengeluaran dan saldo kas.
Jika arus kas perusahaan tidak terjadi secara merata sepanjang bulan maka perusahaan dapat kurang mencatat puncak kebutuhan pendanaan perusahaan.
Karena anggaran kas mencerminkan suatu peramalan, maka seluruh nilai adalah nilai-nilai yang diperkirakan. Jika penjualan, pembelian aktual dan sebagainya berbeda dari tingkat yang diramalkan maka proyeksi defisit dan surplus kas juga akan terkoreksi. Jadi terdapat kemungkinan perusahaan akhirnya membutuhkan jumlah pinjaman yang lebih besar, sehingga perusahaan sebaiknya meminta batas kredit yang lebih tinggi dari jumlah tersebut.
Defisit atau penyusutan adalah beban nonkas, oleh karena itu penyusutan tidak akan terlihat pada anggaran kas kecuali hanya dampaknya pada laba kena pajak atau akibatnya pada pajak yang dibayarkan.

G.     Berbagai Teknik Manajemen Kas
Ambang (float) adalah selisih antara saldo kas yang disajikan dalam buku bank sebuah perusahaan (atau individu) dengan saldo di catatan bank.
Ambang pengeluaran adalah sejumlah dana yang dikaitkan dengan cek yang telah dikeluarkan oleh sebuah perusahaan namun masih sedang dalam proses sehingga akibatnya belum dikurangkan dari rekening bank perusahaan.
Ambang penerimaan adalah sejumlah dana yang dikaitkan dengan cek yang dibayarkan kepada sebuah perusahaan namun belum dikliring, sehingga masih belum tersedia untuk dapat digunakan demi keperluan perusahaan.
Ambang bersih adalah selisih antara ambang pengeluaran dengan ambang penerimaan, dan jumlahnya juga sama dengan selisih antara saldo buku cek perusahaan dengan saldo catatan bank. Semakin besar ambang bersih, semakin kecil saldo kas yang harus dipertahankan oleh perusahaan, sehingga artinya ambang bersih tersebut bagus.
Perusahaan yang efisien melakukan banyak usaha untuk mempercepat pemrosesan cek yang diterima, sehingga menyebabkan dana dapat digunakan lebih cepat, dan mereka mencoba untuk selama mungkin menunda pembayaran yang mereka lakukan.
Metode yang dapat digunakan perusahaan untuk proses penerimaan adalah (1) Menyiapkan rencana peti uang. Rencana peti uang adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mempercepat penerimaan dan mengurangi ambang melalui penggunaan kotan kantor pos di wilayah lokal pelaku pembayaran. (2) Meminta pelanggan-pelanggan besar membayar melalui transfer atau debit otomatis. Cara ini merupakan cara yang terbaik dalam mempercepat penerimaan dan teknologi komputer membuat proses seperti ini semakin efisien dan mungkin untuk digunakan.

H.     Manajemen Sekuritas
Sekuritas yang memiliki nilai jual adalah sekuritas yang dapat dijual dalam tempo singkat.
Perusahaan memiliki sekuritas dengan alasan yang sama dengan memiliki kas. Meski tidak sama dengan kas, sekuritas dapat dikonversi menjadi kas dalam waktu yang sangat singkat. Sekuritas juga dapat memberikan pengembalian yang lumayan jumlahnya. Sebuah perusahaan mungkin tetap memiliki sekuritas yang memberikan imbal hasil rendah ketika mendapatkan pengembalian yang jauh lebih tinggi dari aktiva operasi karena perusahaan tersebut memiliki beberapa sekuritas sebagai ganti dari saldo kas yang lebih besar yakni dengan melikuidasi sebagian portofolionya untuk meningkatkan akun kas ketika arus kas keluar melebihi arus kas masuk. Dalam situasi seperti ini, sekuritas dapat digunakan sebagai pengganti dari saldo transaksi, saldo pencegahan, saldo spekulatif atau ketiganya. Di banyak kasus, sekuritas dimiliki terutama untuk tujuan berjaga-jaga. Kebanyakan perusahaan lebih menyukai menggunakan kredit bank untuk melakukan transaksi-transaksi sementara atau untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spekulatif, tetapi perusahaan masih memiliki beberapa aktiva likuid untuk berjaga-jaga dari adanya kemungkinan kekurangan kredit bank.
Lingkungan dengan tingkat suku bunga rendah dapat mengarah pada saldo kas yang lebih besar karena jika perusahaan memiliki sekuritas sebagai ganti dari kas menjadi kurang menguntungkan karena hanya akan memberikan sedikit pengembalian. Akan mengntungkan memiliki sekuritas jika tingkat suku bunga tinggi dan sekuritas dapat dikonversi menjadi kas dalam waktu yang singkat dan dengan biaya rendah. Oleh karena sekuritas hanya digunakan sebagai pengganti dari saldo kas, maka saat tingkat suku bunga rendah sebaiknya perusahaan memiliki saldo kas dalam jumlah besar.
Kemajuan teknologi telekomunikasi dapat memengaruhi tingkat saldo kas perusahaan karena teknologi telekomunikasi dapat digunakan sebuah perusahaan untuk mempercepat proses konversi sekuritas menjadi kas dalam waktu yang sangat singkat yakni hanya dalam beberapa menit dengan satu panggilan telepon saja.

I.        Persediaan
Persediaan harus dibeli sebelum penjualan terjadi, sehingga diperlukan peramalan penjualan sebelum menentukan tingkat persediaan sasaran menjadikan manajemen persediaan sebagai aktivitas yang sulit untuk dilakukan. Apabila terjadi kesalahan-kesalahan dalam penentuan tingkat persediaan dapat dengan cepat menyebabkan terjadinya kehilangan penjualan maupun biaya penyimpanan yang berlebihan, sehingga manajemen persediaan yang baik memiliki arti penting bagi perusahaan.
Bagian-bagian yang terlibat dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan persediaan adalah bagian penjualan, pembelian, produksi dan keuangan.

J.        Biaya Persediaan
Tujuan ganda manajemen persediaan adalah (1) untuk memastikan tersedianya persediaan yang dibutuhkan untuk tetap mempertahankan operasi, tetapi juga (2) untuk menjaga biaya pemesanan dan penyimpanan persediaan ke tingkat yang serendah mungkin.
Tiga kategori biaya persediaan adalah (1) Biaya Penyimpanan, terdiri dari: biaya modal yang terkait, biaya penyimpanan dan pemeliharaan, asuransi, pajak bumi dan bangunan, total depresiasi dan persediaan using. (2) Biaya Pemesanan, Pengiriman, dan Penerimaan, terdiri dari: biaya penerimaan pesanan; termasuk biaya produksi dan persiapan, dan biaya pengiriman dan penanganan. (3) Biaya Kekurangan Persediaan, terdiri dari: hilangnya penjualan, hilangnya kepercayaan pelanggan, dan terganggunya jadwal produksi.

K.     Sistem Pengendalian Persediaan
Sistem pengendalian persediaan dapat berbentuk sangat sederhana menjadi luar biasa kompleks, tegantung pada ukuran perusahaan dan sifat persediaannya. Salah satu prosedur pengendalian yang sederhana adalah metode garis merah yakni item-item persediaan disimpan dalam sebuah wadah, sebuah garis berwarna merah kemudian digambarkan disekitar bagian dalam wadah tersebut pada tingkat titik pemesanan ulang, dan petugas bagian persediaan akan melakukan pemesanan ketika garis merah terlihat. Metode dua wadah adalah suatu prosedur pengendalian persediaan dimana pemesanan akan dilakukan ketika salah satu dari dua wadah yang menyimpan persediaan kosong. Sistem pengendalian persediaan yang terkomputerisasi adalah suatu sistem pengendalian persediaan dimana komputer digunakan untuk menentukan titik pemesanan ulang dan untuk melakukan penyesuaian terhadap saldo persediaan.
Sistem just-in-time adalah satu sistem pengendalian persediaan dimana perusahaan manufaktur mengoordinasi produksinya dengan para pemasok sehingga bahan-bahan baku atau komponen diterima tepat pada saat mereka dibutuhkan di dalam proses produksi.
Keunggulan sistem just-in-time dalah sistem ini mengurangi kebutuhan perusahaan manufaktur untuk memiliki persediaan yang terlalu besar. Just-in-time digunakan untuk menjaga biaya persediaan tetap rendah dan sekaligus untuk meningkatan proses produksi. Namun sistem ini meminta koordinasi yang sangat erat diantara perusahaan manufaktur dan para pemasoknya baik dalam waktu pengiriman maupun mutu dari barang-barangnya.
Out-sourcing adalah praktik pembelian komponen dan bukan membuatnya sendiri. Out-sourcing seringkali dikombinasikan dengan sistem just-in-time untuk mengurangi tingkat persediaan.
Jika perusahaan memutuskan untuk menggunakan jadwal produksi yang rata, tingkat persediaannya akan naik dengan tajam selama periode di mana penjualan rendah dan kemudian turun ketika periode penjualan mencapai titik puncak, tetapi rata-rata tingkat persediaan yang dimiliki secara substansial tetap lebih tinggi daripada jika produksi naik dan turun siring dengan penjualan.
L.      Manajemen Piutang
Saldo piutang sebuah perusahaan bertambah dari waktu ke waktu tergantung dari lama waktu periode penerimaan. Rumusnya adalah:
Piutang = Penjualan kredit x Lama waktu periode penerimaan.
Jumlah hari piutang tidak tertagih (days sales outstanding—DSO) adalah ukuran dari rata-rata jangka waktu yang dibutuhkan oleh para pelanggan untuk melunasi pembelian kredit mereka. Dari nilai DSO ini kemudian sering kali dibandingkan dengan nilai DSO rata-rata industri. DSO juga dapat dibandingkan dengan persyaratan kredit perusahaan itu sendiri. Rumusnya adalah:
Jika diasumsikan menggunakan tingkat penjualan yang konstan dan seragam sepanjang tahun maka:



Jika telah diketahui nilai penjualan tahunan dan saldo piutang maka:
Suatu daftar umur piutang (aging schedule) akan membagi saldo piutang perusahaan menurut umur masing-masing akun. Daftar umur piutang tidak bisa dibuat berdasarkan jenis data yang dilaporkan dalam laporan keuangan, daftar tersebut harus dibuat berdasarkan buku besar piutang perusahaan. Manajemen sebaiknya terus memonitor DSO dan daftar umur piutang untuk mendeteksi tren yang terjadi, melihat bagaimana kondisi penerimaan perusahaan dibandingkan dengan persyaratan kreditnya, dan untuk melihat seberapa efektif operasi bagian kredit dibandingkan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama.
Perusahaan juga dapat menggunakan daftar umur piutang dan jumlah hari piutang tidak tertagih untuk membantu melacak posisi piutangnya dan membantu menghindari terjadinya peningkatan jumlah piutang tak tertagih.
M.    Kebijakan Kredit
Kebijakan kredit terdiri dari: (1) Masa Kredit, yang merupakan jangka waktu yang diberikan kepada pembeli untuk melunasi pembeliannya (2) Potongan Harga, yang diberikan unutk pembayaran lebih cepat, (3) Standar Kredit, yang memiliki arti kekuatan keuangan yang diisyaratkan atas pelanggan yang menerima fasilitas kredit, (4) Kebijakan Penagihan, yang diukur oleh seberapa keras atau lunaknya perusahaan dalam usaha menagih akun-akun yang lambat pembayarannya.
N.     Menentukan Masa dan Standar Kredit
Persyaratan kredit (credit term) umum perusahaan, meliputi masa kredit (jangka waktu pemberian kredit) dan potongan harga, yang standar kreditnya akan diterapkan untuk menentukan pelanggan yang memenuhi syarat untuk mendapatkan fasilitas kredit regular, dan jumlah kredit yang tersedia bagi masing-masing pelanggan.
Standar kredit mengacu pada kekuatan keuangan dan kelayakan kredit yang harus ditunjukkan oleh pelanggan agar dapat memenuhi persyaratan untuk mendapatkan fasilitas kredit. Penentuan standar kredit membutuhkan ukuran kualitas kredit yang dinyatakan dalam tingkat probabilitas pelanggan gagal bayar.
O.     Menentukan Kebijakan Penagihan
Kebijakan penagihan (collection policy) mengacu kepada prosedur-prosedur yang diikuti oleh perusahaan untuk mengihkan akun-akun yang telah lewat jatuh tempo. Proses penagihan dapat menjadi mahal harganya dilihat dari segi pengeluaran tunai dan hilangnya kepercayaan. Perubahan dalam kebijakan penagihan dapat memengeruhi penjualan, masa penagihan, dan presentase piutang tak tertagih.
P.      Potongan Tunai
Potongan tunai adalah suatu pemberian pengurangan harga atas barang-barang yang dijual untuk mendorong pembayaran lebih awal. Keuntungan dari pemberian potongan tunai yakni (1) kebijakan ini akan menarik pelanggan-pelanggan baru yang memandang potongan harga tersebut sebagai suatu pengurangan harga, dan (2) potongan harga akan menyebabkan penurunan jumlah hari piutang belum tertagih karena beberapa pelanggan yang sudah ada akan segera membayar tepat pada waktunya untuk mendapatkan potongan harga yang diberikan. 
Jika penjualan bersifat musiman, sebuah perusahaan dapat menggunakan penanggalan musiman (seasonal dating) untuk potongan harganya. Penanggalan musiman adalah istilah yang digunakan untuk merangsang para pelanggan melakukan pembelian lebih awal dengan tidak memintan dilakukannya pembayaran sampai musim penjualan pihak pembeli tiba, tanpa melihat kapan barang tersebut dikirimkan.
Q.     Faktor Lain yang Mempengaruhi Kebijakan Kredit
Potensi keuntungan: jika terdapat kemungkinan untuk melakukan penjualan secara kredit dan juga menerapkan suatu beban yang melekat (carrying charge) atas piutang yang masih belum tertagih, maka penjualan secara kredit sebenarnya dapat lebih menguntungkan daripada penjualan tunai.
Pertimbangan hukum: hal yang ilegal untuk menawarkan persyaratan kredit yang menguntungkan kepada seorang pelanggan atau sekelompok pelanggan daripada ke pelanggan yang lain, kecuali jika perbedaan tersebut dapat dijustifikasi oleh biaya.

Sumber : Fundamentals of Financial Management  12th edition  - Brigham Houston

1 comments:

Tinggalkan komentar anda...