Saturday 20 July 2013

Mobilitas sosial

A.    Pengertian Mobilitas Sosial
Gerak sosial (Mobilitas sosial) adalah perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan status dan peran anggotanya. Mobilitas berasal dari bahasa latin mobilis yang berarti mudah dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Kata sosial yang ada pada istilah tersebut mengandung makna gerak yang melibatkan seseorang atau sekelompok warga dalam kelompok sosial.
Pengertian Menurut Beberapa Ahli :
1.      Paul B. Horton, mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya.
2.      Kimball Young dan Raymond W. Mack, mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial mencakup sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan antara individu dengan kelompoknya. 
Jadi, mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau sekelompok orang dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain. Misalnya, seorang pensiunan pegawai rendahan salah satu departemen beralih pekerjaan menjadi seorang pengusaha dan berhasil dengan gemilang.


B.     Bentuk-Bentuk Mobilitas Sosial
Dilihat dari arah pergerakannya terdapat dua bentuk mobilitas sosial , yaitu mobilitas sosial vertikal dan mobilitas sosial horizontal. Mobilitas sosial vertikal dapat dibedakan lagi menjadi social sinking dan social climbing. Sedangkan mobilitas horizontal dibedakan menjadi mobilitas social antarwilayah (geografis) dan mobilitas antargenerasi.
1.      Mobilitas Vertikal : adalah perpindahan status sosial yang dialami seseorang atau sekelompok orang pada lapisan sosial yang berbeda. Mobilitas vertikal mempunyai dua bentuk yang utama :
a.       Mobilitas vertikal ke atas (Social Climbing)
Social climbing adalah mobilitas yang terjadi karena adanya peningkatan status atau kedudukan seseorang.
Sosial Climbing memiliki dua bentuk, yaitu :
1)      Naiknya orang-orang berstatus sosial rendah ke status sosial yang lebih tinggi, dimana status itu telah tersedia. Contoh: A adalah seorang guru sejarah di salah satu SMA. Karena memenuhi persyaratan, ia diangkat menjadi kepala sekolah. 
2)      Terbentuknya suatu kelompok baru yang lebih tinggi dari pada lapisan sosial yang sudah ada. Contoh: Pembentukan organisasi baru memungkinkan seseorang untuk menjadi ketua dari organisasi baru tersebut, sehingga status sosialnya naik. 
Adapun penyebab social climbing adalah sebagai berikut :
1)   Melakukan peningkatan prestasi kerja. 
2)   Menggantikan kedudukan yang kosong akibat adanya proses peralihan generasi.


b.      Mobilitas vertikal ke bawah (Social sinking)
Social sinking merupakan proses penurunan status atau kedudukan seseorang. Proses sosial sinking sering kali menimbulkan gejolak psikis bagi seseorang karena ada perubahan pada hak dan kewajibannya.
Sosial Sinking dibedakan menjadi dua bentuk :
1)      Turunnya kedudukan seseorang ke kedudukan lebih rendah. Contoh: seorang prajurit dipecat karena melakukan tidakan pelanggaran berat ketika melaksanakan tugasnya. 
2)      Tidak dihargainya lagi suatu kedudukan sebagai lapisan sosial. Contoh Tim Juventus terdegradasi ke seri B. 
Penyebab social sinking adalah sebagai berikut.:
1)        Berhalangan tetap atau sementara.
2)        Memasuki masa pensiun. 
3)        Berbuat kesalahan fatal yang menyebabkan diturunkan atau di pecat dari jabatannya. 
c.       Mobilitas horizontal 
Mobilitas horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan sosial yang sama. Dengan kata lain mobilitas horisontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Ciri utama mobilitas horizontal adalah tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang dalam mobilitas sosialnya. Contoh: Pak Amir seorang warga negara Amerika Serikat, mengganti kewarganegaraannya dengan kewarganegaraan Indonesia, dalam hal ini mobilitas sosial Pak Amir disebut dengan Mobilitas sosial horizontal karena gerak sosial yang dilakukan Pak Amir tidak merubah status sosialnya. 

Mobilitas sosial horizontal dibedakan dua bentuk :
1)      Mobilitas sosial antar wilayah/ geografis. Gerak sosial ini adalah perpindahan individu atau kelompok dari satu daerah ke daerah lain seperti transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi. 
2)      Mobilitas antargenerasi. Mobilitas antargenerasi secara umum berarti mobilitas dua generasi atau lebih, misalnya generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dan seterusnya. Mobilitas ini ditandai dengan perkembangan taraf hidup, baik naik atau turun dalam suatu generasi. Penekanannya bukan pada perkembangan keturunan itu sendiri, melainkan pada perpindahan status sosial suatu generasi ke generasi lainnya. Contoh: Pak Parjo adalah seorang tukang becak. Ia hanya menamatkan pendidikannya hingga sekolah dasar, tetapi ia berhasil mendidik anaknya menjadi seorang pengacara. Contoh ini menunjukkan telah terjadi mobilitas vertikal antargenerasi. 
Mobilitas antargenerasi dibedakan menjadi dua, yaitu mobilitas intragenerasi dan mobilitas intergenerasi:
a)    Mobilitas intragenerasi adalah  mobilitas yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang dalam satu generasi yang sama. Contoh: Pak Darjo awalnya adalah seorang buruh. Namun, karena ketekunannya dalam bekerja dan mungkin juga keberuntungan, ia kemudian memiliki unit usaha sendiri yang akhirnya semakin besar. Contoh lain, Pak Bagyo memiliki dua orang anak, yang pertama bernama Endra bekerja sebagai tukang becak, dan Anak ke-2, bernama Ricky, yang pada awalnya juga sebagai tukang becak. Namun, Ricky lebih beruntung daripada kakaknya, karena ia dapat mengubah statusnya dari tukang becak menjadi seorang pengusaha. Sementara Endra tetap menjadi tukang becak. Perbedaan status sosial antara Endra dengan adiknya ini juga dapat disebut sebagai mobilitas intragenerasi. 
b)   Mobilitas Intergenerasi adalah perpindahan status atau kedudukan yang terjadi diantara beberapa generasi.  Mobilitas intergenerasi dibedakan menjadi dua yaitu:
1)      Mobilitas intergenerasi naik; 
2)      Mobilitas intergenerasi turun; Contoh : Kakeknya seorang bupati, bapaknya seorang camat dan anaknya sebagai kepala desa (intergenerasi turun).

C.     Faktor-faktor Pendorong dan Penghambat Mobilitas Sosial      
Faktor Pendorong Mobilitas Sosial :       
1.    Faktor Struktural        
               Faktor struktural adalah jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya. Adapun yang termasuk dalam cakupan faktor struktural adalah sebagai berikut :
a.       Struktur Pekerjaan. Di setiap masyarakat terdapat beberapa kedudukan tinggi dan rendah yang harus diisi oleh anggota masyarakat yang bersangkutan 
b.      Perbedaan Fertilitas. Setiap masyarakat memiliki tingkat fertilitas (kelahiran) yang berbeda-beda. Tingkat fertilitas akan berhubungan erat dengan jumlah jenis pekerjaan yang mempunyai kedudukan tinggi atau rendah 
c.       Ekonomi Ganda. Suatu negara mungkin saja menerapka sistem ekonomi ganda (tradisional dan modern), contoh nya di negara-negara Eropa barat dan Amerika. Hal itu tentu akan berdampak pada jumlah pekerjaan, baik yang bersetatus tinggi naupun rendah. 


2.      Faktor Individu
Faktor individu adalah kualitas seseorang , baik ditinjau dari segi tingkat pendidikan, penampilan, maupun keterampilan pribadi. Faktor Individu meliputi :
a.       Perbedaan Kemampauan Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Mereka yang cakap mempunyai kesempatan dalam mobilitas sosial. 
b.      Orientasi Sikap terhadap mobilitas Banyak cara yang di lakukan oleh para individu dalam meningkatka prospek mobilitas sosialnya, antara lain melalui pedidikan, kebiasaan kerja, penundaan kesenangan, dan memperbaiki diri.
c.       Faktor kemujuran Walaupun seseorang telah berusaha keras dalam mencapai tujuannya, tetapi kadang kala mengalami kegagalan.  
3.      Status Sosial     
               Setiap manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki oleh orang tuanya, karena ketika ia dilahirkan tidak ada satu manusia pun yang memiliki statusnya sendiri. Apabila ia tidak puas dengan kedudukan yang diwariskan oleh orang tuanya, ia dapat mencari kedudukannya sendiri dilapisan sosial yang lebih tinggi.
4.      Keadaan Ekonomi        
              Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorong terjadinya mobilitas sosial. Orang yang hidup dalam keadaan ekonomi yang serba kekurangan, misalnya daerah tempat tinggal nya tandus dan kekurangan SDA, kemudian berpindah tempat ke tempat yang lain atau ke kota besar. Secara sosiologis mereka dikatakan mengalami mobilitas.
5.      Situasi Politik 
                Situasi Politik dapat menyebabkan terjadinya mobilitas sosial suatu masyarakat dalam sebuah negara. Keadaan negara yang tidak menentu akan mempengaruhi situasi keamanan yang bisa mengakibatkan terjadinya mobilitas manusia ke daerah yang lebih aman.     
6.      Kependudukan (Demografi)  
                Faktor kependudukan biasanya menyebabkan mobilitas dalam arti geografik. Di satu pihak, pertambahan jumlah penduduk yang pesa mengakibatkan sempitnya tempat permukiman, dan di pihak lain kemiskinan yang semakin merajalela. Keadaan demikian yang membuat sebagian warga masyarakat mencari tempat kediaman lain.
7.      Keinginan Melihat Daerah Lain         
               Adanya keingina melihat daerah lain mendorong masyarakat untuk melangsungkan mobilitas geografik dari satu tempat ke tempat yang lain.
8.      Perubahan kondisi sosial        
               Struktur kasta dan kelas dapat berubah dengan sendirinya karena adanya perubahan dari dalam dan dari luar masyarakat. Misalnya, kemajuan teknologi membuka kemungkinan timbulnya mobilitas ke atas. Perubahan ideologi dapat menimbilkan stratifikasi baru.      
9.      Ekspansi teritorial dan gerak populasi            
              Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat membuktikan cirti fleksibilitas struktur stratifikasi dan mobilitas sosial. Misalnya, perkembangan kota, transmigrasi, bertambah dan berkurangnya penduduk.
10.  Komunikasi yang bebas           
              Situasi-situasi yang membatasi komunikasi antarstrata yang beraneka ragam memperkokoh garis pembatas di antara strata yang ada dalam pertukaran pengetahuan dan pengalaman di antara mereka dan akan mengahalangi mobilitas sosial. Sebaliknya, pendidikan dan komunikasi yang bebas sertea efektif akan memudarkan semua batas garis dari strata sosial uang ada dan merangsang mobilitas sekaligus menerobos rintangan yang menghadang. 
11.  Pembagian kerja         
             Besarnya kemungkinan bagi terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh tingkat pembagian kerja yang ada. Jika tingkat pembagian kerja tinggi dan sangat dispeliasisasikan, maka mobilitas akan menjadi lemah dan menyulitkan orang bergerak dari satu strata ke strata yang lain karena spesialisasi pekerjaan nmenuntut keterampilan khusus. Kondisi ini memacu anggota masyarakatnya untuk lebih kuat berusaha agar dapat menempati status tersebut.     
12.  Kemudahan dalam akses pendidikan   
              Jika pendidikan berkualitas mudah didapat, tentu mempermudah orang untuk melakukan pergerakan/mobilitas dengan berbekal ilmu yang diperoleh saat menjadi peserta didik. Sebaliknya, kesulitan dalam mengakses pendidikan yang bermutu, menjadikan orang yang tak menjalani pendidikan yang bagus, kesulitan untuk mengubah status, akibat dari kurangnya pengetahuan.        

Faktor Penghambat Mobilitas Sosial:
Ada beberapa faktor penting yang justru menghambat mobilitas sosial. Faktor-faktor penghambat itu antara lain sebagai berikut :
  1. Kemiskinan. Faktor ekonomi dapat membatasi mobilitas sosial. Bagi masyarakat miskin, mencapai status sosial tertentu merupakan hal sangat sulit 
  2. Diskriminasi kelas. Sistem kelas tertutup dapat menghalangi mobilitas ke atas, terbukti denga adanya pembatasab keanggotaan suatu orgnisasi tertentu dengan berbagai syarat dan ketentuan. seperti yang terjadi di Afrika Selatan di masa lalu, dimana ras berkulit putih berkuasa dan tidak memberi kesempatan kepada mereka yang berkulit hitam untuk dapat duduk bersama-sama di pemerintahan sebagai penguasa. Sistem ini disebut Apharteid dan dianggap berakhir ketika Nelson Mandela, seorang kulit hitam, terpilih menjadi presiden Afrika Selatan 
  3. Perbedaan Ras dan Agama. Dalam sistem kelas tertutup dapat memungkinkan terjadinya mobilitas vertikal ke atas. Dalam agama tidak dibenarka seseorang dengan sebebas-bebasnya dan sekehendak hatinya berpindah-pindah agama sesuai keinginannya. 
  4. Perbedaan jenis kelamin (Gender). Dalam masyarakat, pria di pandang lebih tinggi derajatnya dan cenderung menjadi lebih mobil daripada wanita. Perbedaan ini mempengaruh dala mencapai prestasi, kekuasaan, status sosial, dan kesempatan-kesempatan dalam masyarakat. 
  5. Faktor Pengaruh sosialisasi yang sangat kuat. Sosialisasi yang sangat atau terlampau kuat dalam suatu masyarakat dapat menghambat proses mobilitas sosial. Terutama berkaitan dengan nilai-nilai dan adat yang berlaku. 
  6. Perbedaan kepentingan. Adanya perbedaan kepentingan antar individu dalam sutu struktur organisasi menyebabkan masing-masing individu saling bersaing untuk memperebutkan sesuatu. 

D.    Saluran-Saluran Mobilitas Sosial 
  1. Angkatan Bersenjata. Seseorang yang tergabung dalam angkatan bersenjata biasa ikut berjasa dalam membela nusa dan bangsa sehingga dengan jasa tersebut ia mendapat sejumlah penghargaan dan naik pangkat.
  2. Pendidikan. Pendidikan baik formal maupun nonformal merupakan saluran untuk mobilitas vertikal yang sering digunakan, karena melalui pendidikan orang dapat mengubah statusnya. Lembaga-lembaga pendidikan pada umumnya merupakan saluran yang konkret dari mobilitas vertikal ke atas, bahkan dianggap sebagai social elevator (perangkat) yang bergerak dari kedudukan yang rendah ke kedudukan yang lebih tinggi. Pendidikan memberikan kesempatan pada setiap orang untuk mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi. Contoh: Seorang anak dari keluarga miskin mengenyam sekolah sampai jenjang yang tinggi. Setelah lulus ia memiliki pengetahuan dagang dan menggunakan pengetahuannya itu untuk berusaha, sehingga ia berhasil menjadi pedagang yang kaya, yang secara otomatis telah meningkatkan status sosialnya. 
  3. Organisasi Politik. Seorang angota parpol yang profesional dan punya dedikasi yang tinggi kemungkinan besar akan cepat mendapatkan status dalam partainya. Dan mungkin bisa menjadi anggota dewan legislatif atau eksekutif. 
  4. Lembaga keagamaan. Lembaga ini merupakan salah satu saluran mobilitas vertikal, meskipun setiap agama menganggap bahwa setiap orang mempunyai kedudukan yang sederajat. 
  5. Organisasi ekonomi. Organisasi ini, baik yang bergerak dalam bidang perusahan maupun jasa umumnya memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi seseorang untuk mencapai mobilitas vertikal. 
  6. Organisasi profesi. Organisasi profesi lainnya yang dapat dijadikan sebagai saluran mobilitas vertikal, antara lain ikatan. 
  7. Perkawinan. Melalui perkawinan seseorang dapat menaikkan statusnya. Misalnya: seseorang wanita yang berasal dari keluarga biasa saja menikah dengan pria berstatus sosial ekonominya lebih tinggi. Hal ini menyebabkan naiknya status sosial nya sang wanita. 
  8. Organisasi keolahragaan. Melalui organisasi keolahragaan, seseorang dapat meningkatkan status nya ke strata yang lebih tinggi.

E.     Dampak Mobilitas Sosial            
               Setiap mobilitas sosial akan menimbul kan peluang terjadinya penyesuaian-penyesuaian atau sebalik nya akan menimbulkan konflik.  
Menurut Horton dan Hunt (1987), ada beberapa konsekuensi negatif dari adanya mobilitas sosial vertikal, di antaranya:
  1. Adanya kecemasan akan terjadi penurunan status bila terjadi mobilitas menurun.
  2. Timbulnya ketegangan dalam mempelajari peran baru dari status jabatan yang meningkat.
  3. Keterangan hubungan anatar anggota kelompok primer, yang semula karena seseorang berpindah ke status yang lebih tinggi atau ke status yang lebih rendah.
Adapun dampak mobilitas sosial bagi masyarakat, baik yang bersifat positif maupun negatif antara lain sebagai berikut:
1.      Dampak Positif :
a.       Mendorong seseorang untuk lebih maju. Terbukanya kesempatan untuk pindah dari strata ke strata yang lain menimbulkan motivasi yang tinggi pada diri seseorang untuk maju dalam berprestasi agar memperoleh status yang lebih tinggi. 
b.      Mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik. Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik. Contoh: Indonesia yang sedang mengalami perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat industri. Perubahan ini akan lebih cepat terjadi jika didukung oleh sumber daya yang memiliki kualitas. Kondisi ini perlu didukung dengan peningkatan dalam bidang pendidikan.
c.       Meningkatkan intergrasi sosial terjadinya mobilitas sosial dalam suatu masyarakat dapat meningkatkan integrasi sosial.misalnya, ia akan menyesuaikan diri dengan gaya hidup, nilai-nilai dan norma-norma yang di anut oleh kelompok orang dengan status sosial yang baru sehingga tercipta intergrasi sosial. 
2.      Dampak Negatif
  1. Timbulnya Konflik, Konflik yang ditimbulkan oleh mobilitas sosial dapat dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu sebagai berikut. : 
1)      Konflik Antarkelas
Dalam masyarakat terdapat lapisan-lapisan. Kelompok dalam lapisan tersebut disebut kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan kepentingan antarkelas sosial, maka bisa memicu terjadinya konflik antar kelas. 
2)      Konflik Antarkelompok sosial
Konflik yang menyangkut antara kelompok satu dengan kelompok yang lainnya. Konflik ini dapat berupa:
a)      Konflik antara kelompok sosial yang masih tradisional dengan kelompok sosial yang modern
b)      Proses suatu kelompok sosial tertentu terhadap kelompok sosial yang lain yang memiliki wewenang 
3)      Konflik Antargenerasi
Konflik yang terjadi karena adanya benturan nilai dan kepentingan antara generasi yang satu dengan generasi yang lain dalam mempertahankan nilai-nilai denga nilai-nilai baru yang ingin mengadakan perubahan.
  1. Berkurangnya Solidaritas Kelompok. Penyesuaian diri dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam kelas sosial yang baru merupakan langkah yang diambil oleh seseorang yamg mengalami mobilitas, baik vertikal maupun horizontal. Hal ini dilakukan agar mereka bisa diterima dalam kelas sosial yang baru dan mampu menjalankan fungsi-fungsinya 
  2. Timbulnya Gangguan Psikologis. Mobilitas sosial dapat pula mempengaruhi kondisi psikologis seseorang, antara lain sebagai berikut. :
1)      Menimbulkan ketakutan dan kegelisahan pada seseorang yang mengalami mobilitas menurun.
2)       Adanya gangguan psikologis bila seseorang turun dari jabatannya.

3)      Mengalami frustasi atau putus asa dan malu bagi orang-orang yang ingin naik ke lapisan atas, tetapi tidak dapat mencapainya. 

DAFTAR PUSTAKA

Henslin, James M. 2006. Sosiologi Dengan Pendekatan Membumi. Jakarta: Erlangga
Saptono, Bambang. 2006. Sosiologi. Jakarta: Phibeta
Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers
Subakti, A. Ramlan dkk. 2011. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Sutomo dkk. 2009. Sosiologi. Malang: Graha Indotama

Wednesday 17 July 2013

Modernisasi

A.    Pengertian Modernisasi
Kata modernisasi secara etimologi berasal dari kata “ modern “, kata “modern” dalam kamus umum bahasa Inndonesia yang berarti: baru, terbaru, cara baru atau mutakhir, sikap dan cara berpikir serta bertindak sesuai dengan tuntutan zaman, dapat juga diartikan maju baik. Kata modernisasi merupakan kata benda dari bahasa latin “ modernus” (modo: baru saja) atau model baru, dalam bahasa perancis disebut Moderne. Ada beberapa definisi dari para ahli yaitu:
1.      Wilbert E Moore,Widjojo Nitisastro
Modernisasi mencakup suatu transformasi total kehidupan bersama yang tradisional atau pra modern dalam arti teknologi serta organisasi sosial ke arah pola-pola ekonomi dan politis yang menjadi ciri Negara Barat yang stabil.
2.      JW. Schoorl
Modernisasi dikatakan sebagai suatu proses transformasi,suatu perubahan masyarakat dalam segala aspek-aspeknya.
3.      Cyril Black
Masyarakat modern sesungguhnya merupakan hasil korelasi antara tingginya nilai peradaban manusia sebagai anggota masyarakat dengan majunya tingkat nasionalisme  mengkaji hasil kebudayaan yang memungkinkan terciptanya kehidupan masyarakat yang mantap,sejahtera,makmur dan merata.
4.      Abdulsyam
Modernisasi adalah suatu proses transformasi dari suatu perubahan ke arah yang lebih maju atau meningkat dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Atau dengan kata lain, proses perubahan dari cara tradisional ke cara baru yang lebih maju,dimana dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat.
5.      Soerjono Soekanto
Modernisasi dikemukakan sebagai suatu bentuk dari perubahan sosial,biasanya merupakan perubahan sosial yang terarah (direct change) dan berdasarkan pada suatu perencanaan (social planning).
Berdasarkan beberapa pendapat  para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa modernisasi mencakup hal berikut :
a.       Berkemajuan yang rasional dalam segala bidang dan meningkatkan taraf kehidupan masyarakat secara menyeluruh dan merata.
b.      Berkemanusiaan dan tinggi nilai peradabannya dalam pergaulan hidup di masyarakat.

B.     Tujuan modernisasi
Di berbagai belahan dunia, berkembang modernisasi pada setiap masyarakat. Modernisasi di setiap negara memiliki tujuan yang sama yaitu meningkatkan taraf hidup, terutama dalam bidang ekonomi. Untuk meningkatkan taraf hidup di negara berkembang, maka dipilih cara yang telah ditempuh negara maju.
1.      Mengembangkan ilmu pengetahuan
2.      Mengembangkan teknologi
3.      Mengadakan industrialisasi
4.      Mengmbangkan ekonomi

C.     Syarat-syarat modernisasi
Soerjono soekanto mengemukakan bahwa sebuah modernisasi memiliki syarat-syarat tertentu,yaitu sebagai berikut :
1.    Cara berpikir ilmiah (scientific thingking) yang melembaga dalam kelas penguasa maupun masyarakat
2.    Sistem administrasi negara yang baik, yang benar-benar mewujudkan birokrasi
3.     Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur yang terpusat pada suatu lembaga atau badan tertentu
4.    Penciptaan iklim yang menyenangkan dari masyarakat terhadap modernisasi dengan cara penggunaan alat-alat komunikasi massa
5.    Tingkat organisasi yang tinggi di satu pihak berarti disiplin sedangkan di lain pihak berarti pengurangan kemerdekaan

D.    Ciri – ciri modernisasi
Proses menuju kehidupan masyarakat yang mdern memiliki ciri atau karakter yang dibedakan atas:
1.      Aspek sosio demografis
Aspek sosio demografis atau mobilitas sosial merupakan suatu proses perubahan unsur-unsur sosial,ekonomi dan psikologis masyarakat yang mulai menunjukan peluang ke arah pola baru melalui sosialisasi dan pola perilaku yang terwujud pada aspek kehidupan modern, misalnya mekanisasi, urbanisasi dan peningkatan pendapatan per kapita.
2.      Aspek struktur organisasi sosial
Aspek ini merupakan perubahan unsur-unsur dan norma kemasyarakatan yang terwujud apabila manusia mengadakan hubungan dengan sesama dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini dapat menyangkut lembaga kemasyarakatan norma sosial,pelapisan sosial,kekuasan dan wewenang an interaksi sosial.

E.     Fenomena modernisasi
Negara Indonesia sekarang ini sudah mencapai tahap pemikiran yang sangat modern, Indonesia sendiri sudah mampu menciptakan alat-alat teknologi yang praktis dan efisien seperti layaknya yang ada di kehidupan sehari-hari seperti televisi, telepon genggam, komputer, laptop, dan lainnya, sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang digunakan pun memiliki kajian-kajian penting dalam proses kemajuan dan perkembangan teknologi yang membuat Indonesia lebih modern. Karena sumber daya inilah pihak Indonesia bekerja sama dengan negara lain dan saling melengkapi kebutuhan antara satu dengan negara lainnya. Sehingga menciptakan kemajuan yang ada pada Indonesia dari sisi modernisasi maupun teknologinya. Indonesia sedang berada dalam masa-masa transisi dan penyesuaian dimana modernisasi dan globalisasi kian kuat masuk secara bertahap ke dalam Indonesia. Bukan hanya itu modernisasi juga sangat terpengaruh dengan majunya teknologi-teknlogi yang ada pada negara Indonesia sendiri.

F.      Dampak modernisasi
Dampak positif teknologi modernisasi adalah sebagai berikut:
1.      Perubahan tata nilai dan sikap
Adanya modernisasi dalam zaman sekarang ini bisa dilihat dari cara berpikir masyarakat yang irasional menjadi rasional.
2.      Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pula yang membentuk masa modernisasi yang terus kian berkembang dan maju di waktu sekarang ini.
3.      Tingkat kehidupan yang lebih baik
Dibukanya industri atau industrialisasi berdasarkan teknologi yang sudah maju menjadikan nilai dalam memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih dan juga merupakan saslah satu usaha mengurangi pengangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat, hal ini juga dipengaruhi tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi yang membantu perkembangan modernisasi.
Dampak negatif  teknologi modernisasi yaitu:
1.      Pola hidup konsumtif
Perkembangan teknologi industri yang sudah modern dan semakin pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengkonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada sesuai denagn kebutuhan masing-masing.
2.      Sikap individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju yang membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitas. Padahal manusia diciptakan sebagai makhluk sosial.
3.      Gaya hidup kebarat-baratan
Tidak semua budaya barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua,kehidupan bebas remaja,dan lain-lain.
4.      Kesenjangan sosial
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu denagn individu lainnya. Dengan kata lain individu yang dapat terus  mengikuti perkembangan jaman memiliki kesenjangan tersendiri terhadap individu yang tidak dapat mengikuti suatu proses modernisasi tersebut. Hal ini dapat menimbulkan kesenjangan sosial antara individu satu dengan lainnya,yang bisa disangkutkan sebagai sikap individualistik.
5.      Kriminalitas

Kriminalitas sering terjadi di kota-kota besar karena menipisnya rasa kekeluargaan, siakp yang individualisme, adanya tingkat persaingan yang tinggi dan pola hidup yang konsumtif.

Daftar Pustaka

Soekanto, Soerjono. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar: Jakarta, PT Raja Grafindo Persada