Thursday, 17 April 2014

Akad Salam dalam Akuntansi Syariah

A.    Pengertian Akad Salam
Salam berasal dari kata Assalaf yang artinya pendahuluan karena pemesan barang menyerahkan uangnya dimuka. Para fuqaha menamainya al mahawi’Ij (barang-barang yang mendesak) karena ia sejenis jual beli yang dilakukan mendesak walaupun barang yang diperjualbelikan tidak ada di tempat. “Mendesak”, dilihat dari sisi pembeli karena ia sangat membutuhkan barang tersebut di kemudian hari sementara dari sisi penjual, ia sangat membutuhkan uang tersebut.
Salam dapat didefinisikan sebagai transaksi atau akad jual beli di mana barang yang diperjualbelikan belum ada ketika transaksi dilakukan, dan pembeli melakukan pembayaran dimuka sedangkan penyerahan barang baru dilakukan di kemudian hari. PSAK 103 mendefinisikan salam sebagai akad jual beli barang pesanan (muslamfiih) dengan pengiriman di kemudian hari oleh penjual (muslamillaihi) dan pelunasannya dilakukan oleh pembeli (al muslam) pada saat akad disepakati sesuai dengan syarat-syarat tertentu.

B.     Jenis Akad Salam
1.      Salam adalah transaksi jual beli dimana barang yang diperjualbelikan belum ada ketika transaksi dilakukan, pembeli melakukan pembayaran di muka sedangkan penyerahan barang dilakukan di kemudian hari.
2.      Salam Paralel, artinya melaksanakan transaksi salamya itu antara pemesan, pembeli, dan penjual serta antara penjual dengan pemasok (supplier) atau pihak ketiga lainnya. Hal ini terjadi ketika penjual tidak memiliki barang pemesan dan memesan kepada pihak lain untuk menyediakan barang pesanan tersebut.

C.     Dasar Syariah
Sumber Hukum Akad Salam
1.      Al-Quran
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaknya kamu menulisnya dengan benar ….” (QS 2:282)
“Hai orang-orang yang beriman penuhilah akad-akad itu ….” (QS 5:1)



2.      Al-Hadits
“Barang siapa melakukan salam, hendaknya ia melakukannya dengan takaran yang jelas dan timbangan yang jelas pula, untuk jangka waktu yang diketahui.” (HR. Bukhari Muslim)
“Tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkahan: jual beli secara tangguh muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual.”(HR. IbnuMajah)

Rukun dan Ketentuan Akad Salam
Rukun salam ada tiga, yaitu:
1.      Pelaku, terdiri atas penjual (muslamillaihi) dan pembeli (al muslam).
2.      Objek akad berupa barang yang akan diserahkan (muslamfiih) dan modal saham (ra’sumaalissalam).
3.      Ijab Kabul/serah terima.
Ketentuan syariah, terdiri:
1.      Pelaku adalah cakap hukum dan baligh.
2.      Objek akad
a.       Ketentuan syariah yang terkait dengan modal saham, yaitu:
1).    Modal salam harus diketahui jenis dan jumlahnya.
2).    Modal salam berbentuk uang tunai.
3).    Modal salam diserahkan ketika akad berlangsung, tidak boleh utang atau merupakan pelunasan piutang.
b.      Ketentuan syariah barang salam, yaitu:
1)      Barang tersebut harus bisa dibedakan / di identifikasi, mempunyai spesifikasi, dan karakteristik yang jelas.
2)      Barang tersebut harus bisa ditakar/ditimbang.
3)      Waktu penyerahan harus jelas, tidak harus tanggal tertentu boleh juga dalam kurun waktu tertentu.
4)      Barang tidak harus ada pada tangan penjual, namun harus ada pada waktu yang ditentukan.
5)      Apabila barang tidak ada pada waktu yang ditentukan, akad menjadi fasakh/rusak.
6)      Apabila barang yang dikirim cacat, rusak, atau tidak sesuai dengan yang disepakati dalam akad, maka pembeli boleh melakukan khiar atau memilih untuk menerima atau menolak.
7)      Apabila barang yang dikirim memiliki kualitas yang lebih baik, maka penjual tidak boleh meminta tambahan pembayaran.
8)      Apabila barang yang dikirim kualitasnya lebih buruk, pembeli boleh memilih menolak atau menerimanya. Apabila pembeli menerima maka pembeli tidak boleh meminta pengurangan harga.
9)      Barang boleh dikirim sebelum jatuh tempo asalkan ada persetujuan antara pihak pembeli dengan penjual.
10)  Penjualan kembali barang yang dipesan sebelum diterima dibolehkan secara syariah.
11)  Kaidah penggantian barang yang dipesan dengan barang lain. Para ulama melarang penggantian spesifikasi barang yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang dipesan dengan barang lainnya. Bila barang tersebut diganti dengan barang yang memiliki spesifikasi dan kualitasnya yang sama, tetapi sumbernya berbeda, para ulama membolehkannya.
12)  Apabila tempat penyerahan barang tidak disebutkan, akan tetap sah.
3.      Ijab Kabul
Adalah pernyataan dan ekspresi saling ridha/rela di antara pihak-pihak pelaku akad yang dilakukan secara verbal, tertulis, melalui korespondensi atau menggunakan cara-cara komunikasi modern.

Berakhirnya Akad Salam
Hal-hal yang dapat membatalkan kontrak adalah:
1.      Barang yang dipesan tidak ada pada waktu yang ditentukan.
2.      Barang yang dikirim cacat atau tidak sesuai dengan yang disepakati dalam akad.
3.      Barang yang dikirim kualitasnya lebih rendah, dan pembeli memilih untuk menolak atau membatalkan akad.
4.      Barang yang dikirim kualitasnya tidak sesuai akad tetapi pembeli menerimanya.
5.      Barang diterima.



D.    Perlakuan Akuntansi
Akuntansi untuk Pembeli
Hal-hal yang harus dicatat oleh pembeli dalam transaksi secara akuntansi:
1.      Pengakuan piutang salam, piutang salam diakui pada saat modal usaha salam dibayarkan atau dialihkan kepada penjual. Modal usaha salam disajikan sebagai piutang salam.
2.      Pengukuran modal usaha salam
Modal salam dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah yang dibayarkan
Jurnal:
Dr. Piutang Salam                                                                                     xxx
      Kr. Kas                                                                                                            xxx
Modal usaha salam dalam bentuk asset nonkas diukur sebesar nilai wajar, selisih antara nilai wajar dan nilai tercatat modal usaha nonkas yang diserahkan diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat penyerahan modal usaha tersebut.
a.       Pencatatan apabila nilai wajar lebih kecil dari nilai tercatat
Jurnal:
Dr. Piutang Salam                                                                               xxx
Dr. Kerugian                                                                                       xxx
      Kr. Aset Nonkas                                                                                       xxx
b.      Pencatatan apabila nilai wajar lebih besar dari nilai tercatat
Jurnal:
Dr. Piutang Salam                                                                               xxx
      Kr. Aset Nonkas                                                                                       xxx
      Kr. Keuntungan                                                                                        xxx
3.      Penerimaan barang yang dipesan
a.       Jika barang pesanan sesuai dengan akad, maka dinilai sesuai dengan yang disepakati
Jurnal:
Dr. Aset Salam                                                                                    xxx
      Kr. Piutang Salam                                                                                     xxx
1.)    Jika barang pesanan berbeda kualitasnya nilai wajar dari barang pesanan yang diterima nilainya sama atau lebih tinggi dari nilai barang pesanan yang tercantum dalam akad, maka barang pesanan yang diterima dikukur sesuai dengan nilai akad.
Jurnal:
Dr. Aset Salam                                                                              xxx
Kr. Piutang Salam                                                                              xxx
2.)    Jika nilai wajar dari barang pesanan yang diterima lebih rendah dari nilai barang pesanan yang tercantum dalam akad, aka barang pesanan yang diterima diukur sesuai dengan nilai wajar pada saat diterima dan selisihnya diakui sebagai kerugian.
Jurnal:
Dr. Persediaan-Aset Salam (diukur pada nilai wajar)                               xxx
Dr. Kerugian Salam                                                                                  xxx
      Kr. Piutang Salam                                                                               xxx
b.      Jika pembeli tidak menerima sebagian atau seluruh barang pesanan pada tanggal jatuh tempo pengiriman, maka:
1.)    Jika tanggal pengiriman diperpanjang, maka nilai tercatat piutang salam sebesar bagian yang belum dipenuhi sesuai dengan nilai yang tercantum dalam akad, dan jurnal atas bagian barang pesanan yang diterima:
Dr. Aset Salam (sebesar jumlah yang diterima)                            xxx
      Kr. Piutang Salam                                                                               xxx
2.)    Jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya, maka piutang salam berubah menjadi piutang yang harus dilunasi oleh penjual sebesar bagian yang tidak dapat dipenuhi dan jurnal:
Dr. Aset Lain-lain Piutang                                                                        xxx
      Kr. Piutang Salam                                                                               xxx
3.)    Jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya dan pembeli mempunyai jaminan atas barang pesanan serta hasil penjualan jaminan tersebut lebih kecil dari nilai piutang salam, maka selisih antara nilai tercatat piutang salam dan hasil penjualan jaminan tersebut diakui sebagai piutang kepada penjual. Jurnal:
Dr. Kas                                                                                          xxx
Dr. Aset Lain-Piutang pada Penjual                                                         xxx
      Kr. Piutang Salam                                                                               xxx
Jika hasil penjualan jaminan tersebut lebih besar dari nilai tercatat piutang salam maka selisihnya menjadi hak penjual.
Dr. Kas                                                                                          xxx
      Kr. Utang Penjual                                                                               xxx
      Kr. Piutang Salam                                                                               xxx
4.      Denda yang diterima dan diberlakukan oleh pembeli diaku sebagai bagian dana kebijakan.
Jurnal:
Dr. Dana Kebijakan-Kas                                                               xxx
                  Kr. Dana Kebijakan-Pendapatan Denda                                             xxx
Denda hanya boleh dikenakan kepada penjal yang mampu menyelesaikan kewajibannya, tetapi sengaja tidak melakukannya lalai. Hal ini tidak berlaku bagi penjual yang tidak mampu menunaikan kewajibannya karena force majcur.
5.      Penyajian:
a.       Pembeli menyajikan modal usaha salam yang diberikan sebagai piutang salam.
b.      Piutang yang harus dilunasi oleh penjual karena tidak dapat memenuhi kewajibannya dalam transakasi salam disajikan secara terpisah dari piutang salam.
c.       Persediaan yang diperoleh melalui transaksi salam diukur sebesar ilai terendah biaya perolehan atau nilai bersih yang dapat direalisasi. Apabila nialai bersih yang dapat direalisasi lebih rendah dari biaya perolehan, maka selisihnya diakui sebagai kerugian.
6.      Pengungkapan:
a.       Besarnya modal usaha salam, baik yang dibiayai sendiri maupun yang dibiayai secara bersama-sama dengan pihak lain;
b.      Jenis dan kuantitas barang pesanan, dan
c.       Pengungkapan lain sesuai dengan PSAK NO. 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah.

Akuntansi untuk Penjual
1.      Pengakuan kewajiban salam, kewajiban salam diakui pada saat penjual menerima modal usaha salam. Modal usaha salam yang diterima disajikan sebagai kewajiban salam.
2.      Pengukuran kewajiban salam,
Jika modal usaha salam dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah yang diterima. Jurnal:
Dr. Kas                                                                                                xxx
            Kr. Utang Salam                                                                                 xxx
Jika modal usaha salam dalam bentuk aset nonkas diukur sebagai nilai wajar. Jurnal:
Dr. Aset Nonkas (nilai wajar)                                                             xxx
            Kr. Utang Salam                                                                                 xxx
3.      Kewajiba salam dihentikan pengakuannya (derecognation) pada saat penyerahan barang kepada pembeli. Jurnal:
Dr. Utang Salam                                                                                 xxx
            Kr. Penjualan                                                                                      xxx
4.      Jika penjual melakukan transaksi salam paralel, selisih antara jumlah yang dibayar oleh pembeli akhir dan biaya perolehan barang pesanan diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat penyerahan barang pesanan oleh penjual ke pembeli akhir. Jurnal ketika membeli persediaan:
Dr. Aset Salam                                                                                    xxx
            Kr. Kas                                                                                                xxx
Pencatatan ketika menyerahkan persediaan, jika jumlah yang dibayar oleh pembeli akhir lebih kecil dari biaya perolehan barang pesanan.
Dr. Utang Salam                                                                                 xxx
Dr. Kerugian Salam                                                                            xxx
            Kr. Aset Salam                                                                                    xxx
Pencatatan ketika menyerahkan persediaan, jika jumlah yanng dibayar oleh pembeli akhir lebih besar dari biaya perolehan barang pesanan:
Dr. Utang Salam                                                                                 xxx
            Kr. Aset Salam                                                                                    xxx
            Kr. Keuntungan Salam                                                                       xxx
5.      Pada akhir periode pelaporan keuangan, persediaan yang diperoleh melalui transaksi salam diukur sebesar nilai terendah biaya perolehan atau nilai bersih yang dapat direalisasi. Apabila nilai bersih yang dapat direalisasi lebih rendah dari biaya perolehan, maka selisihnya diakui sebagai kerugian.
6.      Penyajian, penjual menyajikan modal usaha salam yang diterima sebagai kewajiban salam.
7.      Pengungkapan:
a.       Piutang salam kepada produsen (dalam salam paralel) yang memiliki hubungan istimewa.
b.      Jenis dan kuantitas barang pesanan, dan

c.       Pengungkapan lain sesuai dengan PSAK No. 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah.

0 comments:

Post a Comment

Tinggalkan komentar anda...