Monday 28 January 2013

Pengertian Struktur Sosial


Struktur sosial berasal dari dari bahasa latin “structum” yang berarti “menyusun”, membangun untuk sebuah gedung, dan lebih umum dipakai istilah konstruksi yang berarti “kerangka”.
Dalam antropologi sosial konsep struktur sosial sering dianggap sama dengan organisasi sosial, khususnya jika dihubungkan dengan masalah kekerabatan dan kelembagaan atau hukum pada masyarakat yang masih sederhana.
a.       Definisi Struktur Sosial Berdasarkan Pendapat Para Ahli
Berikut ini adalah beberapa definisi para ahli mengenai struktur sosial.
1)      Raymond Flirt menyatakan bahwa struktur sosial merupakan suatu pergaulan hidup manusia meliputi berbagai tipe kelompok yang terjadi dari banyak orang dan meliputi pula lembaga-lembaga dimana orang banyak tersebut ambil bagian.
2)      Menurut Soerjono Soekanto (1993), bahwa organisasi berkaitan dengan pilhan dan keputusan dalam hubungan-hubungan sosial aktual. Struktur sosial mengacu pada hubungan-hubungan yang lebih fundamental yang memberikan batas-batas pada aksi-aksi yang mungkin dilakukan secara organisasi. Dengan kata  lain, struktur soail diartikan sebagai hubungan timbal balik antara posisi-posisi sosial dan peranan-peranan sosial.
3)      E.R Lanch menetapkan konsep tersebut pada cita-cita tentang distribusi kekuasaan di antara individu dan kelompok sosial.

Dari definisi-definisi tersebut di atas disimpulkan bahwa struktur sosial merupakan skema penempatan nilai-nilai sosial budaya dan organ-organ masyarakat pada posisi yang dianggap sesuai, demi berfungsinya organisme masyarakat sebagai suatu keseluruhan, dan demi kepentingan masing-masing bagian untuk jangka waktu yang lama.

b.      Analogi Struktur Sosial
Untuk lebih mudah dalam memahami struktur sosial suatu masyarakat, dapat dengan memperhatiakan perumpamaan berikut ini.
1)      Apabila masyarakat diumpamakan sebuah bangunan, maka struktur sosial masyarakat tersebut adalah kerangka sebuah bangunan yang terdiri dari kayu, besi, dan komponen-komponen bangunan lainnya. Komponen-komponen tersebut jalin-menjalin membentuk suatu bangunan. Bangunan tersebut tidak dapat berdiri kokoh apabila salah satu atau beberapa komponen yang dibutuhkan untuk membuat bangunan tersebut tidak ada.
2)      Apabila masyarakat diumpamakan sebagai sebuah keluarga, maka struktur sosial identik dengan kedudukan, peran, dan pola interaksi antaranggota keluarga. Di mana dalam sebuah terdapat peran dan kedudukan dari masing-masing anggotanya. Seperti peran dan kedudukan seorang ayah, ibu, anak, pengurus anak, dan lain sebagainya. Setiap keluarga memiliki norma-norma yang disepakati bersama mengenai bagaimana pola hubungan dalam keluarga tersebut dijalankan, begitu pun dalam suatu masyarakat. Oleh sebab itu, struktur sosial memiliki ciri-ciri khas.

Saturday 26 January 2013

Saluran mobilitas sosial


a.    Angkatan bersenjata
 bersenjata merupakan bentuk organisasi yang dapat digunakan untuk saluran mobilitas sosial vertikal keatas melalui tahapan yang disebut kenaikan pangkat. Misalnya, seorang prajurit akan mandapat penghargaan dari negara karena berjasa telah menyelamatkan negara dari pemberontakkan. Di Indonesia cukup banyak prajurit menduduki jabatan sebagai bupati, gubernur atau walikota.
b.    Lembaga-lembaga keagamaan
Seorang ulama sering dihormati, meskipun ia tidak memilii pendidikan tinggi. Demikian juga dengan pastor, pendeta dan kedudukan dalam keagamaan lainnya.
c.    Lembaga pendidikan
Lembaga-lembaga pendidikan pada umumnya merupakan saluran yang kongkret untuk melakukan mobilitas vertikal keatas. Bahkan lembaga pendidikan sering dianggap sebagai sosial elevator (perangkat) yang dapat mengangkat seseorang dari kedudukan yang rendah ke kedudukan yang lebih tinggi. Contoh, seorang anak nelayan dapat mengenyam sekolah kejenjang yang tinggi. Setelah lulus ia mendapatkan ijasah. Akhirnya ia bekerja sesuai dengan keahliannya. Contoh itu menunjukkan bahwa melalui pendidikan disekolah, seseorang dapat menaikkan derajatnya dan meraih masa depan yang lebih baik.
d.   Organisasi politik
Seorang anggota partai politik yang pandai, punya dedikasi tinggi dan loyal terhadap partainya kemungkinan akan cepat mendapatkan kedudukan dala partainya. Bahkan ia berpeluang menjadi anggota DPR/MPR. Pada negara-negara yang menganut demokrasi, organisasi politik mempunyai peranan yang penting. Agar seorang dapat terpilih menjadi wakil rakyat, ia harus memiliki kepribadian yang baik. Peluang jabatan yang ada dalam organisasi politik membuat organisasi tersebut berfungsi sebagai saluran mobilitas sosial.
e.    Organisasi ekonomi
Organisasi ekonomi mempunyai peranan penting sebagai saluran gerak sosial vertikal ke atas. Ukuran yang menjadi dasar saluran gerak sosial ini biasanya berupa kekayaan. Oleh karena itu organisasi ekonomi seperti BUMN, Persero atau PT dapat menjadi saluran untuk terjadinya mobilitas vertikal keatas.
f.     Organisasi keahlian
Organisasi keahlian merupakan wadah bagi mereka yang memiliki keahlian tertentu. Melalui organisasi keahlian, orang dapat  menjadi terkenal dan menduduki lapisan atas di masyarakat lingkungannya. Contoh, organisasi keahlian ICM, IDI, Persatuan seniman, persatuan sastrawan dan ikatan ahli hukum
g.    Saluran pernikahan
Sebuah pernikahan dapat menaikkan status seseorang. Seseorang yang menikah dengan orang yang memiliki status terpandang akan dihormati karena pengaruh pasangannya. Konsekuensi mobilitas sosial vertikal keatas dapat berdampak positif maupun negatif. Pada masyarakat terbuka (demokrasi), mobilitas memungkinkan orang dapat mencapai jenjang yang lebih tinggi. Hal itu dapat terjadi melalui persaingan. Jika status sosial tertentu dapat tercapai dalam persaingan, terjadilah mobilitas sosial keatas. Namun, jika dalam persaingan itu seseorang mengalami kegagalan, dia akan mengalami kecemasan dan kekecewaan. Pada masyarakat yang menganut sistem tertutup (kasta), kebahagiaan ataupun  kekecewaan tidak begitu dirasakan karena pada anggota masyarakat tersebut telah ditentukan status/kedudukan tertentu sejak dia lahir.

Friday 25 January 2013

Sifat Stratifikasi Sosial


Dilihat dari sifatnya, stratifikasi sosial dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu bersifat tertutup, bersifat terbuka, dan bersifat campuran (tertutup dan terbuka).
·         Stratifikasi Sosial Tertutup
Stratifikasi sosial tertutup membatasi kemungkinan seseorang untuk pindah dari satu lapisan ke lapisan yang lain, baik lapisan atas maupun lapisan bawah. Di dalam sistem pelapisan yang demikian satu-satunya jalan untuk masuk menjadi anggota atau warga suatu pelapisan tertentu hanyalah melalui kelahiran.
Agar memperoleh pengertian yang jelas mengenai sitem stratifikasi sosial yang bersifat tertutup berikut ini dikemukakan ciri-ciri masyarakat india.
1)      Keanggotaannya diperoleh melalui warisan dan kelahiran sehingga seseorang secara otomatis dan dengan sendirinya memiliki kedudukan seprti yang dimiliki oleh orang tuanya.
2)      Keanggotaannya berlaku seumur hidup. Oleh karena itu, seseorang tidak mungkin mengubah kedudukannya, kecuali apabila ia dikeluarkan atau dikucilkan dari kastanya.
3)      Perkawinanya bersifat endogami, artinya seseorang hanya dapat mengambil suami atau istri dari orang sekasta.
4)      Hubungan dengan kelompok-kelompok sosial (kasta) lain sangat terbatas.
5)      Kesadaran dan kesatuan suatu kasta, identifikasi anggota kepada kastanya, penyesuaian diri yang ketat terhadap norma-norma kasta, dan sebagainya.
6)      Kasta terikat oleh kedudukan yang secara tradisional telah ditentukan.
7)      Prestise suatu kasta benar-benar diperhatikan.
·         Stratifikasi Sosial terbuka
Pada sistem stratifikasi terbuka, setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk naik ke pelapisan sosial yang lebih tinggi karena kemampuan dan kecakapannya sendiri, atau turun ke pelapisan sosial yang lebih rendah bagi mereka yang tidak cakap dan tidak beruntung. Contoh pelapisan sosial terbuka terdapat pada masyarakat di negara industri maju atau masyarakat pertanian yang telah mengalami gelombang modernisasi.
·         Stratifikasi Sosial Campuran
Stratifikasi sosial campuran artinya ada kemungkinan di dalam suatu masyarakat terdapat unsur-unsur dari gabungan kedua sifat pelapisan sosial. Misalny, pada bidang ekonomi menggunakan pelapisan sosial yang bersifat terbuka, sedangkan pada bidang yang lain seperti penggunaan kasta bersifat tertutup.

Thursday 24 January 2013

Cara Pengendalian konflik dan Kekerasan


Pengendalian suatu konflik hanya mungkin dapat dilakukan apabila berbagai pihak yang berkonflik terorganisir secara jelas. Menekan konflik agar tidak berlanjut menjadi sebuah tindak kekerasan memerlukan strategi pendekatan yang tepat.
a.    Pengendalian secara Umum
 Secara umum beberapa cara dalam upaya mengendalikan atau   meredakan sebuah konflik, yaitu sebagai berikut.
1)      Konsiliasi
2)      Arbitrasi
3)      Mediasi
4)      Ajudication
b.        Tindakan Menggunakan Manajemen Konflik
c.         Hasil Manajemen Konflik
1)      Konflik Kalah-Kalah
Konflik kalah-kalah terjadi apabila tak seorang pun di antara pihak yang terlibat mencapai tujuan yang sebenarnya, dan alasan-alasan/faktor-faktor penyebab konflik tidak mengalami perubahan.
2)      Konflik Menang-Kalah
Pada konflik menang-kalah, salah satu pihak mencapai apa yang diinginkannya dengan mengorbankan keinginan pihak lain.
3)      Konflik Menang-Menang
Konflik menang-menang dijalankan dengan menguntungkan semua pihak yang terlibat dalam konflik.
Selain beberapa gaya manajemen konflik seperti disebutkan di atas, masih ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan untuk menghentikan kekerasan, diantaranya adalah perdamaian melalui kekuatan, pendekatan pola kontrol hukum, serta keamanan bersama dan konflik tanpa kekerasan.