ANALISIS
KASUS
Pada
awal tahun 1984 dewan kebijakan Williamson and oliver menyetujui usulan Ted
johnson, seorang managing patner nasional, untuk melembagakan program
kompetensi insentif ang berlaku bagi semua parner dalam perusahaan tersebut.
Williamson
and oliver adalah salah satu kantor akuntan publik yang terbesar dan tercepat
tumbuhnya di AS. Perusahaan ini memiliki kantor di lebih dari 50 kota besar dan
500 partner. Setiap kantor terlibat dalam audit, layanan penasehat manajemen
dan layanan perpajakan. Kantor-kantor pratik dikelompokan ke dalam lima
wilayah, setiap wilayah dikepalai oleh direktur wilayah. Dibawah direktur wilayah adalah partner in change(PIC), yang mengelola kantor-kantor
individual.
Pandangan
ted johnson mengenai program intensif
Ted
johnson yakin bahwa sistem intentif yang baru akan membantu “mengkalibrasi”
tindakan-tindakan para partner agar sesuai untuk kesuksesan perusahaan.
PERTANYAAN
- Apakah williamson and oliver (WO) melakukan “kebodohan karena memberikan penghargaan untuk A sementara mengharapkan B”?
- Dapatkah anda memperkirakan bahwa para PIC akan mengkhawatirkan faktor-faktor ynang tidak ada pada sistem penghargaan yang formal?
- Apakah bidang-bidang kinerja yang “lunak” dan berorientasi masa depan dapat dikuantifikasi secara memadai agar dapat dimasukkan ke dalam sistem penghargaan tersebut?
- Dengan adanya tugas manajemen saat ini, bagaimana anda akan menyusun kumpulan ukuran untuk sebuah kantor WO? (ukuran apakah dan berapakah bobot lintas kumpulan ukuran?) apakah jawaban anda akan bervariasi lintas kantor?
- Dengan adanya pemahaman anda mengenai situasi industri tersebut, posisi WO dalam industri tersebut, dan kesan Ted Johnson atas misis WO, apakah rencana insentif yang baru merupakan faktor yang positif atau negative dalam manajemen perusahaan?
JAWABAN
- Williamson and oliver tidak melakukan hal yang bodoh karena tujuan dari program kompensasi insentif adalah untuk meningkatkan profitabilitas dari perusahaan dan membuat keputusan yang tepat agar perusahaan bisa bertahan lama. Didalam uraian PIC cenderung kurang berpengalaman dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang manajer, tidak memiliki kemampuan manajerial, fokus terhadap pencapain profit jangka pendek dan secara psikologis belum dapat berpindah dari pandangan perusahaan lokal ke kantor cabang lokal dari perusahaan nasional. Secara singkat mereka masih memiliki pola pikir sebagai akuntan, bukanlah manajer.
- PIC mungkin saja khawatir tentang faktor-faktor yang tidak ada pada sistem penghargaan yang formal. Karena banyak PIC yang tidak paham dengan sistem penghargaan yang baru yang diusulkan oleh Ted Johnson, dikarenakan mereka tidak memiliki pengetahuan manajerial yang cukup Jika mereka tidak mengerti dengan sistem penghargaan yang baru, maka mereka perlu mendapatkan pelatihan. Menurut kami jika para PIC dilatih tentang sistem penghargaan yang baru tersebut tidak hanya memberikan manfaat bagi perusahaan, akan tetapi juga memberikan manfaat secara pribadi kepada mereka, maka mereka pasti akan secara terbuka mengimplementasikannya
- Sistem penghargaan yang baru memiliki satu set bidang-bidang kinerja yang “lunak” dan berorientasi masa depan seperti satu komitmen perusahaan dan pengembangan sumber daya manusia yang memiliki dampak signifikan terhadap bagaimana suatu kinerja itu dinilai. Perusahaan harus meyakinkan bahwa faktor “keras” bukan merupakan satu-satunya pengukuran yang mempengaruhi akun mereka ketika bonus diberikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bidang-bidang kinerja yang “lunak” dan berorientasi masa depan cukup dikuantifikasikan secara memadai dan dapat dimasukkan ke dalam sistem penghargaan yang baru.
- Dalam bidang tanggung jawab utama PIC, enam spesifik faktor yang akan dievaluasi oleh masing-masing kantor adalah:
- Perubahan harus dibuat, mengimplementasikan rencana insentif yang baru yang berfokus pada laba jangka panjang merupakan solusi. Hal ini karena rencana insentif yang baru merupakan faktor yang positif dalam manajemen perusahaan. Banyak perusahaan sebenarnya sedang memberikan respon terhadap perubahan dalam lingkungan audit dengan cara mengacuhkannya dan berharap bahwa hal ini akan pergi dengan sendirinya. Beberapa perusahaan menekankan diferensiasi produk untuk membenarkan harga yang premium dan mengembangkan kepemimpinan berbiaya rendah untuk memungkin kan pemberian harga yang agresif. Mereka juga mencoba untuk melakukan pekerjaan diluar jasa audit. Hal ini menunjukkan bahwa banyak perusahaan menghindari untuk membayar perusahaan CPA untuk jasanya dan perusahaan CPA kehilangan klien yang
a. Net Income: PIC secara natural akan fokus pada pendapatan bersih dari departemennya. Seperti yang dikatakan oleh direktur wilayah: laba merupakan nama dari permainan perusahaan. Oleh karena itu, saya akan memberikan bobot yang tinggi pada laba. Poin yang utama ketika memasukkan laba ke dalam akun adalah besarnya laba sangat bervariasi dan bergantung pada daerah dimana kantor tersebut berada.
b. Collections: jumlah hari dalam penagihan yang belum dilunasi merupakan waktu rata-rata dalam hari, dimana piutang belum dilunasi. Hal ini membantu jika ada perubahan dalam piutang apakah karena perubahan dalam penjualan, atau ada faktor lain seperti perubahan dalam ketentuan penjualan. Membandingkan jumlah hari dalam penagihan yang belum dilunasi dengan ketentuan kredit perusahaan merupakan sebuah indikator apakah departemen telah mengelola piutangnya secara efisien. Penagihan akan sangat bervariasi menurut daftar klien yang dimiliki perusahaan. Perusahaan kecil (klien) mungkin saja dapat membayar lebih cepat daripada perusahaan besar.
c. Client service: pengukuran tunggal terbaik dari layanan klien mungkin berupa pertumbuhan pendapatan oleh klien. Memperbanyak jumlah klien sangatlah penting, akan tetapi bagaimana PIC melayani klien-klien secara efektif dari tahun ke tahun bukan hanya mengenai pendapatan, akan tetapi apakah PIC telah merangkul klien dengan memenuhi ke butuhannya. Saya akan memberikan bobot yang tinggi pada layanan klien.
d. Human resource development: pengukuran paling penting dalam kategori ini adalah: pengaturan tujuan jangka pendek dan jangka panjang, menilai kinerja dan memastikan bahwa proses evaluasi sebenarnya telah menghasilkan perubahan. Saya percaya bahwa efektivitas dari seorang PIC terikat pada rencana kompensasi.
e. One-firm commitment: manajemen yang baik harus fokus pada tujuan dan kebutuhan perusahaan. PIC seharusnya tidak hanya fokus pada profit depertemen mereka saja tetapi juga fokus pada kebaikan perusahaan terutama perspektif jangka-panjang.
Kami akan memberi bobot yang tinggi pada net income dan layanan klien, bobot yang lebih rendah pada collections, dan bobot sedang untuk pengembangan sumber daya manusia dan satu komitmen perusahaan untuk kantor di WO.
**Jawaban ini merupakan pendapat individu. Apabila ada kesalahan bukan merupakan tanggung jawab penulis.
by www.pradipha.com
0 comments:
Post a Comment
Tinggalkan komentar anda...