ANALISIS KASUS
Enager Industries, Inc (selanjutnya
disebut Enager) adalah sebuah perusahaan yang menghasilkan barang dan jasa, dan
terbagi ke dalam tiga divisi, yaitu (1) Consumer Product, (2) Industrial
Product, dan (3) Professional Services. Consumer Products memproduksi alat-alat
rumah tangga, biasanya peralatan dapur, yang tentu saja beraneka ragam namun
memiliki nilai jual yang paling rendah dibandingkan dengan produk dari dua
divisi lainnya. Industrial Product menghasilkan produk yang memiliki
spesifikasi sesuai permintaan konsumen, namun diproduksi secara massal untuk
produk pesanan tersebut. Bebrbeda dengan kedua divisi lainnya, Professional
Service , yang merupakan divisi terbaru dalam Enager, menghasilkan ‘engineering
services’. Divisi terakhir ini merupakan divisi yang paling cepat
pertumbuhannya.
Ketiga divisi diposisikan dalam
situasi yang sama sebagai pusat investasi. Lebih jauh lagi, target yang
ditetapkan sebagai dasar penilaian kinerja berdasar pada Return on Asset
(ROA) kotor minimal 12% dan proposal proyek baru baru disyaratkan untuk
memiliki ROA kotor proyeksian minimal 15%. Seluruh proposal proyek baru yang
membutuhkan dana lebih dari $1,500,000 akan direview secara langsung oleh Henry
Hubbard, Chief Executive Officer Enager. Berdasarkan kebijakan ini,
Enager mengalami masalah internal terutama dengan manajer pengembangan produk
dari Divisi Consumer Product, Sarah McNeils. Proposal proyek baru yang diajukan
Sarah ditolah oleh Mr. Hubbard karena ROA proyeksiannya kurang dari 15%, yaitu
sebesar 13%.
Diantara ketiga divisi, hanya divisi
Professional Service yang mampu melampaui target ROA 12% di tahun 1993, yaitu
sebesar 14,6%. Divisi Consumer Product menghasilkan ROA sebesar 10,8% dan
Industrial Product menghasilkan 6,9% di tahun 1993.
JAWABAN
1. Proposal produk baru yang diajukan
oleh McNeil ditolah oleh Henry Hubbard karena ROA proyeksian atas proyek
tersebut hanya sebesar 13%, atau kurang dari ketentuan sebesar 15%. Seharusnya
Enager tidak memberlakukan target flat untuk ketiga divisi, karena kondisi
industri masing-masing divisi yang berbeda. Consumer Product memproduksi
barang-barang rumah tangga yang dijual dengan harga rendah, berbeda dengan
Industrial Product yang menghasilkan barang dengan spesifikasi tertentu namun
dalam jumlah yang besar, maupun dengan Professional Service yang menghasilkan
produk berupa jasa. Ketiga divisi tersebut memiliki jenis aset dan
profitabilitas industri yang berbeda. Maka, mengukur ketiga divisi dengan
target keberhasilan yang sama adalah tidak sesuai.
2. Berdasarlan laporan aliran kas tahun
1993 dari setiap divisi, dapat simpulkan bahwa penggunaan tarif ROA yang sama
untuk menilai ketiga divisi adalah tidak tepat. Dari data tersebut, dapat
dilihat bahwa sales pada tahun
tersebut untuk setiap divisi hampir sama yaitu sebesar $74. Meskipun
penjualan sama akan tetapi kos dan biaya yang ditanggung tiap divisi berbeda
karena jenis dan kebutuhan industri yang berbeda. Divisi Consumer dan
Industrial Product memiliki kos dan biaya yang jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan Profesioanal service, terutama untuk biaya tetapnya karena Industrial
Product memiliki peralatan-peralatan baru sedangkan Professional Service tidak
sebab tidak memiliki peralatan (mesin dsb). Maka, ROA tidak dapat diterapkan
sebagai ukuran target karena tidak menggambarkan kualitas perbandingan kinerja
ketiga divisi yang sebenarnya.
3. Berdasarkan Income Statement
tahun 1992 dan 1993, diketahui bahwa laba bersih mengalami kenaikan begitu pula
dengan Earning per Share. Meskipun demikian, berdasarkan Balance
Sheet tahun 1992 dan 1993 diketahui bahwa aset tetap Enager mengalami
peningkatan. Besar kemungkinan bahwa penurunan ROA perusahaan disebabkan oleh
aset perusahaan yang meningkat cukup banyak.
4. Terdapat beberapa alasan kebijakan
untuk menggunakan ROA sebagai pengukur kinerja divisi dinilai kurang tepat.
a. Pertama, Hubbard dan Randall
menetapkan tarif ROA yang sama sebesar 15% untuk menilai kinerja setiap divisi.
Padahal, aktivitas dan kebutuhan industri masing masing divisi adalah berbeda.
Tentusaja, Professional Service diuntungkan dengan sistem ini, mengingat divisi
tersebut tidak memerlukan peralatan seperti mesin-mesin seperti kedua divisi
manufaktur lainnya.
b. Kedua, Enager seharusnya tidak
menggunakan nilai aset bersih yang tercantum dalam neraca sebagai acuan untuk
menghitung ROA, sebab hal ini merugikan divisi yang menggunakan aset-aset baru,
seperti divisi Industrial Product. Aset-aset baru memiliki nilai aset bersih,
sebagai patokan penghitungan ROA, yang lebih tinggi, padahal penggunaan aset
tersebut mungkin relative sama setiap tahunnya.
5. Randall perlu mengevaluasi
keefektifan penetapan ketiga divisi sebagai investment center. sebaiknya
Professional Service diposisikan sebagai revenue center. Selain itu, akan
lebih baik bagi Enager untuk mengukur kinerja tiap divisi berdasar pada Balanced
Scorecard tiap divisi. Balanced Scorecard yang berisi sasaran
strategik perusahaan beserta turunan rencana jangka panjang ke dalam rencana
jangka pendek akan memudahkan tiap divisi untuk menciptakan profit yang
berkesinambungan dan terarah pada rencana strategiknya.
6. Balanced Scorecard divisi Consuner Product
Perspektif
|
Sasaran Strategik
|
Ukuran Hasil
|
Ukuran Pemacu Kinerja
|
Target
|
Keuangan
|
- Sustainable Outstanding Financial
Returns
|
Economic Value Added
|
Pangsa
Pasar
Cost Effectiveness Process
|
Pangsa
pangsar meningkat 10% dalam 3 tahun.
|
- Bertumbuhnya
Pendapatan
|
Tingkat
pertumbuhan pendapatan
|
Penjualan
meningkat $3,000,000 per tahun
|
||
- Berkurangnya
Biaya
|
Tingkat
pengurangan biaya
|
Biaya
operasi berkurang 20% dalam 3 tahun.
|
||
Pelanggan
|
Meningkatkan
Kualitas Produk
|
Meningkatnya
jumlah konsumen baru
Kesetiaan
Konsumen
|
Jumlah
pelanggan yang menjadi pelanggan setia
|
Jumlah
pelanggan meningkat 1500 per tahun.
|
Proses
|
Terintegrasinya
proses manufaktur produk dan pemasaran
|
Waktu
dan biaya produksi yang berkurang atau kapasitas produksi meningkat
|
Pengurangan
dan penghapusan aktivitas yang non value added
|
Kapasitas
produksi meningkat 25% dalam 3 tahun.
|
Balanced Scorecard Divisi Industrial Product
Perspektif
|
Sasaran Strategik
|
Ukuran Hasil
|
Ukuran Pemacu Kinerja
|
Target
|
Keuangan
|
- Sustainable Outstanding Financial
Returns
|
Economic Value Added
|
Pangsa
Pasar
Cost Effectiveness Process
|
Pangsa
pangsar meningkat 10% dalam 2 tahun.
|
- Bertumbuhnya
Pendapatan
|
Tingkat
pertumbuhan pendapatan
|
Penjualan
meningkat $3,500,000 per tahun
|
||
- Berkurangnya
Biaya
|
Tingkat
pengurangan biaya
|
Biaya
operasi berkurang 30% dalam 3 tahun.
|
||
Pelanggan
|
Meningkatkan
Kualitas Produk
|
Meningkatnya
jumlah konsumen baru
Kesetiaan
Konsumen
|
Jumlah
pelanggan yang menjadi pelanggan setia
|
Jumlah
pelanggan meningkat 100 dalam 3 tahun
|
Proses
|
Terintegrasinya
proses manufaktur produk dan pemasaran
|
Waktu
dan biaya produksi yang berkurang atau kapasitas produksi meningkat
|
Pengurangan
dan penghapusan aktivitas yang non value added
|
Kapasitas
produksi meningkat 25% dalam 3 tahun.
|
Balanced Scorecard Divisi Professional Service
Perspektif
|
Sasaran Strategik
|
Ukuran Hasil
|
Ukuran Pemacu Kinerja
|
Target
|
Keuangan
|
- Sustainable Outstanding Financial
Returns
|
Economic Value Added
|
Pangsa
Pasar
Cost Effectiveness Process
|
Pangsa
pangsar meningkat 10% dalam 3 tahun.
|
- Bertumbuhnya
Pendapatan
|
Tingkat pertumbuhan
pendapatan
|
Penjualan
meningkat $3,000,000 per tahun
|
||
- Berkurangnya
Biaya
|
Tingkat
pengurangan biaya
|
Biaya
operasi berkurang 20% dalam 3 tahun.
|
||
Pelanggan
|
Meningkatkan
Kualitas Jasa
|
Meningkatnya
jumlah konsumen baru
|
Tingkat
Kesalahan Layanan
|
Jumlah
pelanggan meningkat 1500 per tahun.
Kualitas
layanan meningkat
|
Meningkatnya
Kualitas Hubungan dengan Pelanggan
|
Kesetiaan
Konsumen
|
Jumlah
pelanggan yang menjadi pelanggan setia
|
Kualitas
hubungan dengan pelanggan meningkat.
|
|
Proses
|
Terintegrasinya proses layanan
pelanggan
|
Waktu dan biaya layanan berkurang
|
Pengurangan dan penghapusan
aktivitas yang non value added
|
Waktu layanan per pelanggan
berkurang 30% dalam 2 tahun.
|
7. Balanced Scorecard yang telah disusun ini merupakan
rencana jangka panjang yang dapat ditindak lanjuti dengan penyusunan target
tahunan sampai dengan anggaran masing-masing divisi. Bisa saja perusahaan
melakukan revisi terhadap rencana strategik bila hal tersebut memang
diperlukan.Misalnya, ketika kondisi ekonomi maupun industri memungkinkan target
tidak bisa dicapai, atau bahkan ketika target tersebut ternyata terlalu mudah
dicapai. Yang terpenting adalah, bahwa masing-masing divisi bersaing bukan
dengan divisi lainnya dalam Enager, melainkan dengan perusahaan lain di
industri yang sama. Persaingan perusahaan adalah pada kompetisi dalam
memenangkan pilihan konsumen.
**Jawaban ini merupakan pendapat individu. Apabila ada kesalahan bukan merupakan tanggung jawab penulis.
by www.pradipha.com
0 comments:
Post a Comment
Tinggalkan komentar anda...