Saturday 5 November 2011

Kegiatan Produksi

Produksi adalah kegiatan menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan.
Pengertian produksi menurut Magfuri adalah mengubah barang agar mempunyai kegunaan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Jadi produksi merupakan segala kegiatan untuk menciptakan atau menambah guna atas suatu benda yang ditunjukkan untuk memuaskan orang lain melalui pertukaran (Magfuri, 1987 : 72).
Sedangkan produksi menurut Ace Partadireja setiap proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa dinamai proses produksi karena proses produksi mempunyai landasan teknis yang dalam teori ekonomi disebut fungsi produksi (Ace Partadireja, 1987 : 21).

Tujuan produksi antara lain sebagai berikut:
a.                   Untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
b.                  Berupaya untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya
c.                   Menghasilkan barang setengah jadi guna memenuhi kebutuhan produksi  selanjutnya.
d.                  Meningkatkan produksi nasional dalam rangka meningkatkan kemakmuran rakyat.
e.                   Memacu tumbuhnya usaha produksi lain sehingga dapat menyerang penggangguran.
f.                   Meningkatkan pendapatan masyarakat atau pendapatan negara.
g.                  Memproduksi barang barang ekspor berarti meningkatkan sumber devisa negara.


Produksi barang dapat dibedakan atas produksi barang konsumsi dan produksi barang modal. Barang konsumsi merupakan barang siap untuk dikonsumsi, sedangkan barang modal merupakan barang yang dipergunakan untuk menghasilkan barang baru.
Produksi jasa dapat dibedakan atas jasa langsung dapat memenuhi kebutuhan dan jasa tidak langsung memenuhi kebutuhan, contoh jasa langsung adalah dokter, bengkel, dan guru, sedangkan contoh jasa tidak langsung adalah perbankan dan perdagangan.

Faktor produksi adalah sesuatu yang dibutuhkan untuk memproduksi barang dan jasa jenis-jenis faktor produksi antara lain sebagai berikut:
Faktor produksi alam adalah semua kekayaan yang tersedia di alam yang dapat digunakan dalam proses produksi.faktor produksi asli terdiri dari berikut ini :
a.                   tanah
b.                  air
c.                   udara
d.                  barang tambang

Faktor produksi tenaga kerja adalah faktor produksi insani yang secara langsung atau tidak menjalankan kegiatan produksi. Tenaga kerja dapat dikelompokan berdasarkan kualitas dan sifat kerjanya.
a.                   Tenaga kerja menurut kualitas tenaga kerja
1)                  Tenaga kerja terdidik, yaitu tenaga kerja yang memerlukan pendidikan tertentu      sehingga memenuhi keahlian di bidangnya, contohnya dokter dan akuntan.
2)                  Tenaga kerja terampil yaitu tenaga kerja yang memerlukan kursus atau keahlian di bidang tertentu sehingga terampil di bidangnya, contohnya montir, sopir dan tukang las.
3)                  Tenaga kerja tidak terdirik dan tidak terlatih, yaitu tenaga kerja yang tidak melalui pendidikan dan latihan, misal tukang sapu.
b.                  Tenaga kerja menurut sifat kerja
1)                  Tenaga kerja rohani, yaitu tenaga kerja yang menggunakan pikiran rasa dan karsa, misal guru, konsultan dan pengacara.
2)                  Tenaga kerja jasmani yaitu tenaga kerja yang menggunakan kekuatan fiisk dalam kegiatan produksi, misalnya pengayuh becak dan kuli pasar.

            Faktor produksi modal adalah benda-benda hasil produksi yang digunakan untuk proses barang dan jasa lain. Fungsi faktor produksi modal adalah sebagai penunjang dalam mempercepat atau menambah kemampuan dalam memproduksi.
        Modal dapat digolongkan berdasarkan sumbernya, berikutnya didasarkan pemilikan dan berdasarkan sifatnya.
a.          Pembagian modal atas dasar sumber.
1)         Modal sendiri, yaitu modal yang berasal dari dalam perusahaan sendiri, misal setoran modal dari pemilik.
2)         Modal asing, yaitu modal yang bersumber dari luar perusahaan, misal pinjaman dari bank atau hasil penjualan obligasi.

b.          Pembagian modal atau dasar bentuk
1)      Modal konkret, yaitu modal yang dapat dilihat secara nyata dalam proses produksi, misal mesin, gedung, mobil dan peralatan.
2)      Modal abstrak, yaitu modal yang tidak memiliki bentuk nyata tetapi mempunyai nilai bagi perusahaan, contoh hak paten, hak merek.

c.          Pembagian modal atas dasar pemilikan
1)      Modal individu (perorangan), yaitu modal yang sumbernya dari perorangan dan hasilnya menjadi sumber pendapatan bagi pemiliknya, misal sewa rumah, bunga tabungan.
2)      Modal masyarakat (umum), yaitu modal yang dimiliki oleh pemerintah dan digunakan untuk kepentingan umum dan digunakan untuk kepentingan umum dalam proses produksi misal pelabuhan, pasar, rumah sakit umum.



d.         Pembagian modal menurut sifat.
1)         Modal tetap, yaitu jenis modal yang dapat digunakan secara berulang-ulang, misal mesin, bangunan pabrik.
2)         Modal lancar, yaitu modal yang habis digunakan dalam satu kali proses produksi, misal bahan baku.

        Faktor produksi keahlian (skill) atau kewirausahaan adalah keahlian seorang pengusaha untuk mengelola faktor-faktor produksi secara efektif dan efisien dalam menghasilkan barang dan jasa. Wiraswastawan adalah seseorang yang berani mengambil resiko dan dituntut memiliki kemampuan manajemen yang baik dalam mengkombinasikan faktor-faktor produksi( alam,tenaga kerja, dan modal) dalam kegiatan ekonomi. Hal-hal pokok yang harus dikuasai pengusaha dalam melakukan kegiatan produksi yaitu sebagai berikut:
a.          Planning atau perencanaan
        Planning mencakup penetapan tujuan, penyusunan strategi, rencana modal dan biaya, strategi bisnis, visi dan misi, serta kebijakan alternative.
b.          Organizing atau pengorganisasian
        Mencakup pengelolaan semua sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan perusahaan yang meliputi struktur organisasi, spesialisasi kerja, hubungan kerja.
c.          Actualing atau Pengarahan
        Mencakup pengarhaan dan bimbingan serta motivasi terhadap karyawan dalam menjalankan tugas masing-masing meliputi pengawasan tugas pekerjaan.
d.         Controlling atau Pengawasan
Mencakup kesesuaian pelaksanaan pekerjaan dengan tujuan perusahaan terhadap pekerjaan masing-masing bagian.
Dari pembahasan diatas faktor-faktor produksi dapat dikelompokkan menjadi:
a.          Faktor produksi primer
    Meliputi faktor produksi alam dan tenaga kerja manusia. Faktor produksi ini keberadaannya ditentukan diluar sistem atau tatanan perekonomian yang berjalan dalam masyarakat.
b.          Faktor produksi sekunder
    Meliputi faktor produksi modal dan skill. Faktor produksi ini keberadaannya ditentukan oleh tata perekonomian masyarakat yang berlaku. A. Samuelson, menyebut faktor produksi ini sebagai faktor produksi tidak langsung,karena faktor modal dan skill diciptakan oleh sistem ekonomi itu sendiri.

Menyatakan bahwa: “apabila faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya (tenaga kerja) terus menerus ditambah sebanyak satu unit, pada mulanya produksi total akan semakin banyak pertambahannya, tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu produksi tambahan akan semakin berkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif dan ini menyebabkan pertambahan produksi total semakin lambat dan akhirnya mencapai tingkat yang maksimum kemudian menurun”.
Terdapat tiga tingkat dalam teori ini, yaitu:
1.                   Fase increasing return (pendapatan yang meningkat)
Fase pertama adalah fase increasing returns. Contoh logis adalah misalnya kita mempunyai sawah, dengan input petani. Satu sawah memiliki kapasitas petani sebanyak 10 orang. Maka, ketika kita menempatkan satu orang petani disana, kita akan mendapatkan output (beras). Begitu juga jika ditambah terus sampai misalnya angka 7. Ketika level petani sudah berada pada angka 7, output akan stabil dan terus menerus meningkat. Begitu juga jika sampai 8, 9 dan 10, pendapatan terus meningkat.

2.                  Pendapatan tetap meningkat tapi pada intensitas yang lebih rendah
Pendapatan ketika 7 petani disawah dengan 10 petani berbeda. Secara logika kita bisa melihat, misalnya saja para petani, ketika semakin banyak yang terlibat, akan secara psikologis bertambah malas. Atau mereka juga bisa bertambah susah dalam bekerja, karena sawah yang mereka garap semakin penuh. Tapi, pendapatan tetap meningkat. Oleh karena itu, posisi ketika petani sebanyak 8 sampai 10 bisa dikatakan fase 2 dari teori ini.

3.                  Fase diminishing.
Fase 3 adalah fase diminishing. Bayangkan jika sawah yang oleh 10 orang saja sudah sempit, ditambah lagi dengan 1,2, bahkan tiga orang lagi. Maka sawah akan semakin penuh. Disinilah timbul pendapatan yang menurun. Petani yang ada disana tidak produktif. Bahkan, pemilik sawah juga harus membayar lebih dari 10 petani, yang mana sawah itu sendiri hanya bisa menghasilkan output yang dilakukan oleh 10 petani. Otomatis, pemilik sawah harus membayar lebih untuk itu, sehingga pendapatan mereka akan semakin menurun. Sawah juga akan semakin sesak jika diisi oleh lebih dari 10 orang, bisa jadi mereka justru mencangkul kaki dari petani yang lain, karena lahan nya sudah habis.

Biaya produksi adalah Semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor produksi dan bahan mentah yang akan digunakan untuk produksi.
Biaya produksi dibagi menjadi 2 macam yakni:
1.                  Biaya produksi jangka pendek
Biaya Produksi Jangka Pendek jangka waktu dimana sebagian faktor produksi tidak dapat ditambah jumlahnya.
beberapa pengertian biaya produksi jangka pendek
Ø  Biaya Total (TC)
Keseluruahan biaya produksi yang dikeluarkan
                                                    TC  =    TFC  +  TVC        
Ø  Biaya Tetap Total (TFC)
Keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi yang tidak dapat diubah jumlahnya
Ø  Biaya Variabel Total (TVC)
Keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya
Ø  Biaya Tetap rata-rata
AFC  =        TFC/Q
Ø  Biaya Variabel rata-rata
AVC =         TVC/Q
Ø  Biaya Total rata-rata
AC =              TC /Q
Ø  Biaya Marginal
MCn  =        TCn – TCn-1  atau  DTC/ DQ       


2.                  Biaya produksi jangka panjang
Dalam jangka panjang, perusahaan dapat menambah semua faktor produksi, sehingga: biaya produksi tidak perlu dibedakan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Semua pengeluaran dianggap biaya variabel.

Produsen bisa saja pemerintah, rumah tangga, perusahaan, atau masyarakat luar negeri. Peran produsen dalam sebuah perekonomian sangat penting, yaitu memproduksi barang dan jasa. Barang dan jasa yang diproduksi haruslah yang benar-benar bermanfaat dan tidak melanggar peraturan yang berlaku. Artinya, produsen tidak boleh memproduksi barang atau jasa yang tidak bermanfaat atau bahkan merusak kehidupan konsumen, seperti minuman keras dan ganja.
Secara lebih terinci peran produsen sebagai berikut.
a.                    Memproduksi barang dan jasa.
Barang dan jasa yang diproduksi haruslah barang dan jasa yang diinginkan konsumen. Dalam memproduksi barang dan jasa produsen selalu memperhitungkan biaya produksi dan menghubungkannya dengan keuntungan yang diperoleh.
b.                  Menyerap tenaga kerja dan mengurangi pengangguran.
Untuk melakukan produksi dibutuhkan tenaga kerja. Tenaga diperoleh dari pasar input yang setiap tahun selalu bertambah jumlahnya. Namun pertambahan ini tidak diikuti oleh terbukanya kesempatan kerja yang lebih banyak sehingga menyebabkan pengangguran. Dalam hal ini produsen bisa mengurangi pengangguran dalam dalam proses produksi barang dan jasa.
c.                   Meningkatkan pendapatan masyarakat dan Negara.
 Produsen membayarkan upah, gaji, dan bentuk pembayaran lainnya kepada beberap pihak yang terlibat dalmaproses produksi. Pembayaran ini merupakan pendapatan bagi pihak-pihak yang terlibat tersebut. Dengan pendapatan tersebut berarti produsen berperan dalam meningkatkan pendapatan masyarakat dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan Negara.
d.                  Meningkatkan kepedulian sosial.
Produsen dapat berperan dalam meningkatkan kepedulian sosial dengan cara ikut berpartisipasi dalam memberikan bantuan terhadap korban gempa, tsunami, dan bencana alam lainnya.

e.                    Meningkatkan kemakmuran.
Produksi merupakan salah satu pertanda kemakmuran. Makin banyak produksi yang dilakukan makin makmur suatu Negara. Jadi, produsen harus selalu bisa memperbesar kapasitas produksinya agar kemakmuran masyarakat dapat diwujudkan.


0 comments:

Post a Comment

Tinggalkan komentar anda...