A. SAHAM PREFEREN
Saham preferen adalan suatu campuran yang mirip
dengan obligasi dan saham biasa.Para akuntan mengklasifikasikan saham preferen
sebagai ekuitas.
Meskipun tidak dibayarkannya dividen saham
preferen tidak akan membuat bangkrut sebuah perusahaan, perusahaan menerbitkan
saham preferen dengan tidak berarti memberikan kendali atas perusahaan kepada
para pemegang saham preferen, kegagalan untuk membayarkan dividen saham
preferen akan menghalangi dibayarkan dividen saham biasa. Tambahan lagi,
melawatkan pembayaran dividen menjadikan memperoleh modal melalui penjualan obligasi sulit untuk dilakukan, dan hampir
mustahil untuk menjual lebih banyak saham preferen atau saham biasa.Akan
tetapi, memiliki saham preferen yang masih beredar memang dapat memberikan
kesembatan bagi sebuah perusahaan untuk mengatasi kesulitan-kesulitannya.
Akan tetapi, bagi para investor saham preferen
lebih beresiko dari pada obligasi : (1) Klaim para pemegang saham preferen
berada dibawah klaim para pemegang obligasi pada saat terjadi likuidasi, dan
(2) pemegang obligasi
kemungkinan besar akan tetapi terus menerima pendapatan selama masa-masa sulit
dibandingkan dengna pemegang saham preferen.
Beberapa saham preferen memiliki ciri-ciri yang
mirip dengan obligasi perpetual dalam hal tidak ada tanggal jatuh tempo, tetapi
kebanyakan emisi baru telah memiliki tanggal jatuh tempo tertentu
Para emiten, saham preferen memiliki kerugian pajak secara relatif terhadap
utang – beban beban bunga dapat menjadipengurang pajak, tetapi dividen saham
preferen tidak. Meskipun
begitu, perusahaan yang dikenakan tarif pajak yang rendah mungkin akan memiliki
insentif untuk menerbitkan saham preferen yang dapat dibeli oleh para investor
perusahaan dengan tarif pajak yang tinggi, yang akan dapat mengambil keuntungan
dari pengecualian 70 persen dividen. Jika sebuah perusahaan memiliki tarif
pajak yang lebih rendah dari calon pembeli perusahaan, perusahaan tersebut
mungkin lebih baik menerbitkan saham preferen dari pada uang.Kuncinya di sini
adalah bahwa keuntungan pajak dari perusahaan dengan tarif pajak tinggi adalah
lebih besar dari kerugian pajak yang di tanggung oleh emiten dengan tarif pajak
rendah.
1.
Jenis Saham Preferen Lainnya
Sebagai tambahan dari jenis preferen yang
“polos,” terdapat beberapa variasi yang juga dipergunakan.Dua di antaranya,
saham preferen dengan tingkat bunga mengambang dan lelang pasar.
a.
Saham
Preferen dengan Tingkat Bunga yang Dapat Disesuaikan
Sebagai
ganti dari membayarkan dividen dalam jumlah tetap, dividen dari saham preferen dengan tingkat bunga yang
dapat disesuaikan (adjustable rate
preferred stock – ARP) dikaitkan dengan tingkat suku bunga dari sekuritas
pemerintah. ARP, yang terutama diterbitkan oleh perusahaan fasilitas umum dan
bank komersial besar, dipuji-puji sebagai investasi perusahaan jangka pendek
yang hampir sempurna karena (1) hanya 30 persen dari dividen yang dapat
dikenakan pajak bagi perusahaan, dan (2) fitur tingkat bunga mengambang yang
dimiliki saham ini seharusnya akan tetap menjaga emisi diperdagangkan
mendapatkan nilai pari. Sekuritas baru ini terbukti sangat popular sebagai
jangka pendek bagi perusahaan-perusahaan yang memiliki dana menganggur sehingga
rekasa dana yang hanya dirancang ;untuk berinvestasi disekuritas ini muncul
seperti jamur di musim hujan (saham atas dana tersebut, pada akhirnya, akan
dibeli oleh perusahaan-perusahaan). Akan tetapi, ARP masih memiliki volatilitas
harga akibat (1) adanya perubahan-perubahan pada tingkat risiko dari emiten
(beberapa bank-bank besar yang menertibkan ARP, seperti Continental Illinouis,
menghadapi masalah kredit macet yang serius) dan (2) adanya fakta bahwa imbal
hasil pemerintah mengalami fluktuasi di antara tanggal-tanggal penyesuaian
tariff dividen. Jadi, ARP memiliki cukup banyak ketidakstabilan harga untuk dapat dimiliki dalam portofolio
aktiva yang likuid dari kebanyakan investor perusahaan.
b.
Saham
Preferen Lelang Pesar
Pada
tahun 1984, para bankir investasi
memperkenalkan saham preferen
pasar uang, atau leleng pasar (money market / market auction preferred).
Di sini penjamin akan melakukan lelang atas emisi setiap tujuh minggu sekali (
untuk mendapatkan pengecualian 70 persen dari penghasilan kena pajak, para
pembeli harus memiliki saham paling tidak selama 46 hari), para pemilik yang
ingin menjual saham mereka dapat menempatkannya untuk dilelang pada nilai pari.
Para pembeli kemudian memberikan penawaran mereka dalam bentuk imbal hasil yang
bersedia mereka terima selama jangka waktu tujuh minggu ke depan. Imbal hasil
yang ditentukan untuk emisi periode berikutnya adalah imbal hasil terendah yang
cukup untuk menjual seluruh saham yang ditawari pada lelang hari itu. Pembeli
akanmembayarkan sebesar nilai pari kepada penjual; sehingga para pemegang saham
dapat yakin bahwa saham mereka dapat dijual pada nilai parinya. Penjual
kemudian harus membayarkan dividen selama jangka waktu tujuh minggu kedepan
seperti yang telah ditetapkan oleh lelang.Dari sudut pandang pemegang saham,
saham preferen melalui lelang pasar adalah sekuiritas dengan masa tujuh minggu
berisiko rendah, hampir tidak kena pajak yang dapat dijual di antara
tanggal-tanggal lelang mendekati nilai parinay.Akan tetapi, jika tidak ada
cukup banyak pembeli yang menyamai penjual (meskipun dengan imbal hasil yang
tinggi), maka lelang berarti gagal, seperti yang sesekali yang pernah terjadi.
2.
Keuntungan Dan Kerugian
Saham Preferen
a. Berikut
adalah keuntungan-keuntungan utama dilihat dari sudut pandang emiten saham :
1) Berbeda
dengan obligasi, kewajiban untuk membayarkan diveden proferen bukanlah hal yang
tercantum pada kontrak, dan melewatkan pembayaran dividen saham preferen tidak
dapat memaksa perusahaan dinyatakan bangkrut.
2) Dengan
menerbitkan saham preferen, perusahaan terhindar dari dilusi ekuitas biasa yang
terjadi ketika saham bisa dijual.
3) Karena
saham preferen terkadang tidak memiliki waktu jatuh tempo, dan karena
pembayaran dana pelunasan saham preferen. Jika ada, umumnya disebar dalam
jangka waktu yang cukup panjang, emisi saham preferen akan mengurangi
pengeluaran arus kas akibat pelunasan kembali pokok yang terjadi pada emisi
utang.
b.
Terdapat dua kerugian penting:
1)
Dividen saham preferen bukanlah pengurang pajak
bagi emiten saham, sehingga biaya saham preferen setelah pajak umumnya menjadi
lebih tinggi daripada biaya utang setelah pajak. Akan tetapi. Keuntungan pajak
saham preferen bagi pembeli dari kalangan perusahaan akan menurunkan biaya
setelah pajaknya dan berarti juga biaya efektifnya.
2)
Meskipun dividen saham preferen dapat
dilewatkan, investor berharap dividen tersebut dapat dibayarkan, dan perusahaan
bermaksud untuk membayarkannya jika kondisi mengizinkan. Jadi, dividen saham
preferen dapat dianggap sebagai biaya tetap. Oleh karenanya, penggunaan dividen
tersebut, seperti dalam utang, akan meningkatkan risiko keuangan dan akibatnya
biaya ekuitas biasa.
B. SEWA GUNA USAHA
Perusahaan pada umumnya memiliki aktiva tetap
dan melaporkannya di dalam neraca, tetapi penggunaan
bangunan peralatan itulah yang penting artinya, bukan kepemilikan aktiva itu
sendiri. Salah satu cara untuk memperoleh penggunaan aktiva adalah dengan
membelinya, tetapi salah satu alternative adalah jangan menyewanya.
1.
Jenis Sewa Guna Usaha
Sewa guna usaha memiliki tiga berbentuk
berbeda: (1) perjanjian penjualan dan penyewaan kembali (sale-leaseback), (2) sewa guna usaha operasi(operating lease), dan (3) sewa guna usaha keuangan atau modal (financial/capital lease)
a.
Penjualan
dan Penyewaan Kembali
Menurut perjanjian penjualan dan penyewaan kembali (sale and leaseback), sebuah perusahaan yang memiliki tanah,
bangunan, atau peralatan menjual properti tersebut dan sekaligus mengeksekusi
perjanjian untuk menyewa property itu kembali selam jangka waktu tertentu
dengan ketentuan-ketentuan tertentu.
b.
Sewa
Guna Usaha Operasi
Sewa guna usaha operasi (operating lease), yang terkadang disebut pada sewa guna usaha jasa (service
lease), memberikan jasa pendanaan danpemeliharaan.
IBM adalah salah satu pelopor kontrak sewa guna usaha operasi, dan computer
serta mesin fotokopi, brrikut mobil dan truk, adalah jenis-jenis peralatan
utama yang disewakan.Biasanya, sewa guna usaha seperti ini mengharuskan lessor memelihara dan merawat peralatan
yang disewa, dan biaya melakukan pemeliharaan tersebut telah diperhitungkan di
dalam pembayaran sewa.
Salah satu ciri khas penting dari sewa guna
usaha operasi adalah adanya kenyataan bahwa sewa guna usaha sering kali tidakdiamortisasipenuh; atau dengan kata
lain, pembayaran yang diminta menurut kontrak sewa guna usaha tidak cukup untuk
melunasi biaya peralatan secara penuh.
Fitur akhir adalah bahwa sewa guna usaha
operasi sering kali memuat suatu klausial
pembatalan, yang memberikan hak kepada lessor
untuk membatalkan sewa sebelum tanggal berakhirnya perjanjian.
c.
Sewa
Guna Usaha Keuangan atau Modal
Sewa
guna usaha keuangan atau modal (financial
lease), atau disebut juga sewa guna
usaha modal (capital lease)
berbeda dari sewa guna usaha operasi dalam tiga hal, antara lain sewa guna
usaha keuangan: (1) tidak memberikan jasa pemeliharaan, (2) tidak dapat dibatalkan, dan (3)
diamortisasi secara penuh (atau, lessor
menerima pembayaran sewa yang sama dengan harga penuh dari peralatan yang
disewa ditambah sejumlah pengembalian atau investaasi). Dalam suatu perjanjian
sewa guna usaha keuangan umumnya, perusahaan yang akan menggunakan peralatan (lessee) memilih item-item tertentu yang
dibutuhkannya dan menegosiasikan harga dan syarat-syarat pengiriman dengan pihak
pembuat.
2.
Pengaruh Laporan Keuangan
Pembayaran
sewa sewa guna usaha disajikan sebagai beban operasional dalam laporan
laba-rugi perusahaan, tetapi dalam kondisi tertentu, baik itu aktiva yang
disewa maupun kewajiban akibat kontrak sewa guna usaha tidak di sajikan di
dalam neraca. Karana itu sewa guuna usaha di sebut pendanaan di luar neraca.
Sewa guna usaha harus diklasifikasikan sebagai
sewa guna usaha modal, dan akibatnya digunakan dan disajikan langsung di dalam
neraca, jika memiliki salah satu dari persyaratan berikut ini:
a.
Menurut ketentuan sewa guna usaha, kepemilikan
atas property akan secara efektif berpindah dari lessor kepada lessee
b. Lessee dapat
membeli property atau memperpanjang sewanya dengan nilai yang lebih rendah dari
harga pasar yang wajar ketika masa sewa guna usaha berakhir.
c. Sewa
guna usaha akan berlangsung dengan jangka waktu yang sama atau lebih lama dari
75 persen umur aktiva. Jadi, jika suatu aktiva memiliki usia 10 tahun dan jika
sewa guna usaha tersebut harus digunakan.
d. Nilai
sekarang atas pembayaran sewa guna usaha adalah sama atau lebih besar dari 90
persen nilai awal aktiva.
3.
Evaluasi oleh Losse
Setiap sewa guna usaha prospektif harus
dievaluasi lessee maupun lessor.Lessee harus memutuskan apakah menyewa suatu aktiva akan lebih
mudah dari pada membelinya, dan lessor
harus memutuskan apakah sewa guna usaha
akan memberikan tingkat pengembalian yang memadai atau tidak.
4. Faktor Yang Mempengaruhi
Sewa Guna Usaha
Terdapat dua factor yang membutuhkan tambahan
keterangan.
a.
Estimasi
Nilai Sisa
Enting untuk dicatat bahwa lessor-lah yang akan memiliki property setelah masa sewa habis.
Estimasi nilai property pada akhir masa sewa disebut nilai sewa (residual value). Sepintas terlihat bahwa
jika nilai sisa diperkirakan memiliki jumlah yang tidak tinggi, maka
memilikinya akan lebih menguntungkan dari pada menyewanya. Namun, jika
ekspektasi nilai sisa ternyata tinggi – karena mungkin kecilnya inflasi bagi
beberapa jenis peralatan ntertentu seperti juga jika melibatkan property real estat
– maka persaingan diantara persewaan sewa guna usaha akan memaksa tariff sewa
turun ke titik di mana nilai sisa potensial akan sepenuhnya diakui kedalam
tariff kontrak sewa guna usaha. Jadi, adanya nilai sisa yang tinggi atas
peralatan kemungkinan tidak akan menyebabkan terjadinya bisa pada keputusan
yang menentang sewa guna usaha.
b.
MeningkatkanKetersediaan
Pinjaman
sewa guna usaha kadang dikatakan memberikan
keuntungan bagi perusahaan-perusahaan yang mencari tingkat leverage keuangan ynag maksimal. Pertama, kadang terdapat
perdebatan apakah melalui suatu perjanjian sewa guna usaha sebuah perusahaan
dapatb memperoleh lebih banyak uang, dan untuk jangka waktu yang lebih lama
daripada pinjaman yang dijamin dengan aktiva. Kedua, karena sebagian sewa guna usaha tidak disajikan
didalam neraca, pendanaan melalui sewa guna usaha dikatakan memberikan
perusahaan penampilan yang lebih kuat dalam analisis pinjaman yang dilakukan
secara tidak mendalam, sehingga
akibatnya memungkinkan perusahaan menggunakan lebih banyak leverage dibandingkan dengan jika tidak menggunakan sewa guna
usaha.
C. WARAN
Waran adalah sertifikat
yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang memberikan hak kepada pemegangnya
untuk membeli sejumlah tertentu saham perusahaan pada harga dan selama jangka
waktu tertentu. Waran didistribusikan dengan utang, dan
digunakan untuk merangsang investor membeli utang jangka panjang dengan tingkat
kupon yang lebih rendah daripada seharusnya. Waran adalah opsi beli jangka
panjang yang memiliki nilai dimana pemegangnya dapat membeli saham biasa
perusahaan pada harga pelaksanaan tanpa melihat berapapun kenaikan harga
pasarnya.
1. Harga Pasar Perdana Obligasi dengan Waran
Harga yang dibayarkan untuk obligasi dengan
waran = nilai utang biasa dari obligasi + pengeluaran. Masalah utama dalam
menentukan syarat-syarat obligasi dengan waran adalah menilai waran. Terdapat
satu perbedaan penting di antara opsi beli dan waran. Ketika opsi beli
dilaksanakan, saham yang diberikan kepada pemegang opsi akan berasal dari pasar
sekunder, tetapi ketika waran dilaksanakan, saham yang diberikan kepada
pemegang waran adalah saham yang baru diterbitkan.
Memberikan penilaian yang tepat atas waran
adalah suatu hal yang penting. Jika untuk emisi yang menggunakan harga awal,
nilai yang diberikan kepada waran lebih besar dari nilai pasarnya yang
sebenarnya, maka tingkat kupon obligasi akan ditentukan terlalu rendah,
sehingga menyebabkan menjual paket obligasi dengan waran menggunakan nilai pari
menjadi sesuatu hal yang mustahil untuk dilakukan. Sebaliknya, jika nilai waran
dinilai terlalu rendah maka tingkat kupon akan ditentukan terlalu tinggi. Hal
ini artinya niali obligasi dengan waran yang sebenarnya akan lebih besar dari
harga emisi.
2. Penggunaan Waran dalam Pendanaan
Waran umumnya dipergunakan oleh
perusahaan-perusahaan kecil yang tumbuh dengan cepat sebagai “pemanis” ketika
perusahaan-perusahaan tersebut menjual utang atau saham preferen. Perusahaan
seperti itu seringkali dipandang oleh investor sebagai investasi yang sangan
beresiko sehingga obligasi meeka dapat dijual hanya jika memberikan tingkat
kupon yang sangat tinggi dan dengan ketentuan perwaliamanatan yang sangat
ketat.
Hampir seluruh waran saat ini dapat dilepaskan.
Jadi, setelah suatu obligasi dengan waran terjual, waran tersebut dapat
dilepaskan dan diperdagangkan secara terpisah dari obligasi.
Harga pelaksanaan waran umumnya ditentukan
sekitar 20 – 30 % di atas harga pasar saham pada tanggal obligasi tersebut
diterbitkan. Jika perusahaan mengalami pertumbuhan dan maju, dan jika harga
saham naik di atas harga pelaksanaan dimana saham dapat dibeli, para pemegang
waran dapat melaksanakan waran mereka dan membeli saham pada harga yang telah
ditentukan. Akan tetapi, tanpa insentif
waran tidak akan pernah dilaksanakan sebelum jatuh tempo – nilainya di
pasar tebuka akan jauh lebih tinggi daripada nilai jika dilaksanakan, sehingga
pemegangnya akan lebih menjual waran daripada
melaksanakan waran.
Terdapat 3 kondisi yang akan mendorong pemegang
waran melaksanakan waran:
a.
Pemegang waran pasti akan melaksanakan dan
membeli saham jika waran segera kadaluarsa dan harga pasar saham di atas harga
pelaksanaan
b.
Pemegang waran akan melaksanakan waran secara
sukarela jika perusahaan menaikan dividen yang diberikan atas pemegang saham
dalam jumlah yang memadai
c.
Waran kadangkala memiliki harga pelaksanaan
yang dinaikkan, yang akan mendorong pemegang waran melaksanakannya
Salah satu fitur waran yang menarik adalah
bahwa waran pada umumnya akan menarik dana hanya jika dana tersebut dibutuhkan.
3. Pengaruh Kekayaan dan Dilusi Akibat Waran
Perpindahan kekayaan itu merugikan para
pemegang saham awal. Karena nilai pemegang saham awal sudah jelas akan lebih
baik jika tidak ada waran. Akan tetapi, bisa juga tidak merugikan pemegang
saham awal karena mereka memang pada akhirnya mengharapkan terjadi perpindahan
dan menerima kompensasi secara adil dengan turunnya pembayaran kupon.
4. Komponen Biaya dari Obligasi dengan Waran
Ekspektasi tingkat pengembalian investor adalah
biaya sebelum pajak perusahaan, hal ini berlaku bagi saham biasa, obligasi
biasa, dan saham preferen dan berlaku pula pada obligasi yang dijual dnegan
waran.
5. Masalah dalam Emisi Waran
Meskipun waran dibeli dengan investor dengan
harapan akan menerima total pengembalian yang sepadan dengan tingkat resiko
secara keseluruhan dari paket sekuritas yang dibeli, kenyataan kadang tidak
terjadi seperti yang diharapkan.
D.
Konvertibel
Sekuritas konvertibel ialah sebuah sekuritas yang
biasanya berupa obligasi atau saham preferen, yang dapat ditukarkan (konversi)
pada opsi pemegangnya dengan saham biasa dari perusahaan yang menerbitkan. Berbeda dengan waran yang akan memberikan
tambahan dana bagi perusahaan, konversi ini tidak menghasilkan modal didalam
neraca, utang atau saham preferen, ini hanya digantikan oleh saham biasa.
Menurunkan jumlah utang atau saham preferen akan memperbaiki kekuatan keuangan
perusahaan dan menjadikannya lebih mudah memperoleh tambahan modal.
1.
Rasio konversi dan Harga Konversi
Rasio
konversi (CR) adalah jumlah lembar saham biasa yang diperoleh dengan
mengonversi selembar saham preferen konvertibel atau obligasi konvertibel.
Sedangkan harga konversi (Pc) adalah harga efektif yang dibayarkan untuk saham
biasa yang diperoleh dengan mengonversi suatu sekuritas konvertibel.
Setelah nilai CR diketahui, maka nilai Pc akan
dapat dihitung dan begitu juga sebaliknya.
Sama dengan harga pelaksanaan waran, harga
konversi pada umumnya ditentukan berada pada kisaran 20 hingga 30 persen diatas
harga pasar saham yang berlaku pada saat emisi konvertibel tersebu dijual. Pada
umumnya, harga konversi dan rasio konversi adalah tetap selama usia obligasi
tersebut, meskipun kadang-kadang dipergunakan pula harga konversi yang dapat
dinaikkan.
Faktor yang mungkin dapat menyebabkan
terjadinya perubahan pada harga dan rasio konversi adalah suatu fitur standar
yang hampir terdapat diseluruh konvertibel-klausul yang melindungi konvertibel
dari dilusi melalui pemecahan saham, dividen saham, dan penjualan saham biasa
dibawah harga konversi. Ketentuan umum menyatakan bahwa jika saham biasa dijual
pada harga dibawah harga konversi, maka harga konversi harus diturunkan dan
rasio konversi dinaikkan hingga harga baru ketika saham diterbitkan. Demikian
pula jika terjadi pemecahan saham atau pengumuman dividen saham, harga konversi
harus diturunkan sebesar jumlah presentase dividen atau pemecahan saham
tersebut.
2.
Penggunaan Konvertibel Dalam Pendanaan
Konvertibel
memiliki keunggulan penting jika dilihat dari sudut pandang emiten:
1)
Konvertibel,
seperti obligasi dengan waran, menawarkan kesempatan bagi perusahaan untuk
menjual utang dengan tingkat bunga yang rendah dengan sebagai gantinya
memberikan kesempatan untuk berpartisipasi didalam keberhasilan perusahaan jika
perusahaan memang melakukannya dengan baik
2)
Secara
tidak langsung, konvertibel memberikan jalan untuk menjual saham biasa pada
harga yang lebih tinggi daripada harga yang saat ini berlaku.
Konvertibel juga memiliki kerugian penting jika
dilihat dari sudut pandang emiten:
1)
Meskipun
penggunaan obligasi konvertibel dapat memberikan kesempatan bagi perusahaan
untuk menjual saham dengan harga yang lebih tinggi daripada harga penjualan
sekarang, jika harga saham mengalami kenaikan yang sangat tinggi, perusahaan
mungkin akan menyadari bahwa lebih baik jiga digunakan utang biasa walaupun
biayanya lebih tinggi dan kemudian menjual saham biasa lalu melunasi utangnya
2)
Konvertibel
umumnya memiliki kupon tingkat bunga yang rendah, dan keuntungan biaya yang
rendah ini akan hilang ketika terjadi konversi
3)
Jika
perusahaan sebenarnya ingin menaikkan ekuitas modal, dan jika harga saham tidak
mengalami kenaikkan yang cukup tinggi setelah obligasi diterbitkan, maka
perusahaan tetap akan harus menanggung utangnya
3.
Konvertibel dan Biaya Keagenan
Salah
satu potensi masalah keagenan antara pemegang obligasi dan pemegang saham
adalah subtitusi aktiva. Pemegang saham memiliki keinginan untuk tetap
melaksanakan proyek-proyek yang mendatangkan keuntungan tinggi meskipun proyek
itu juga akan meningkatkan tingkat risiko perusahaan, hal ini memicu terjadinya
perpindahaan kekayaan antara pemegang saham dengan pemegang obligasi. Tetapi
ketika utang konvertibel diterbitkan, tindakan yang akan menaikkan tingkat
risiko perusahaan kemungkinan juga akan
menaikkan nilai utang konvertibelnya. Sehingga keuntungan pemegang saham harus
dibagi dengan pemegang obligasi konvertibel. Dikarenakan pembagian keuntungan
ini maka akan menurunkan biaya keagenan.
4. Perbandingan
Akhir Antara Waran dan Konvertibel
Perbedaan
antara utang dengan waran dan utang konvertibel:
1)
Pelaksanaan
waran akan membawa modal ekuitas baru masuk, sedangkan konversi dari
konvertibel hanya akan mengakibatkan terjadinya perpindahan secara akuntansi
2)
Berhubungan
dengan fleksibilitas, kebanyakan emisi konvertibel mengandung suatu ketentuan
pembelian kembali yang memungkinkan emiten melunasi kembali utangnya atau
memaksa terjadinya konversi, tergantung pada hubungan diantara nilai konversi
dan harga pembelian kembali. Sedangkan sebagian besar waran tidak dapat dibeli
kembali sehingga perusahaan harus menunggu hingga saat jatuh tempo bagi waran
untuk menghasilkan ekuitas modal baru
Waran biasanya memiliki waktu jatuh tempo yang
lebih singkat daripada konvertibel dan waran biasanya kadaluwarsa sebelum utang
yang menyertainya jatuh tempo. Waran memberikan saham biasa dimasa depan yang
lebih sedikit daripada konvertibel. Dalam konvertibel, seluruh utang akan
dikonversi menjadi saham biasa sedangkan ketika waran dilaksanakan masih tetap
akan ada utang yang masih harus dilunasi oleh perusahaan. Fakta ini menunjukkan
perusahaan yang menerbitkan utang plus waran sebenarnya lebih tertarik untuk
menjual utang daripada menjual ekuitas.
Biasanya perusahaan yang menerbitkan utang
dengan waran adalah perusahaan yang lebih kecil dan lebih berisiko daripada
perusahaan yang menerbitkan konvertibel. Sulit bagi calon pemberi pinjaman
untuk menilai tingkat risiko dari perusahaan tersebut, dan tentunya akan
mengalami kesusahan ketika menentukan suatu tingkat suku bunga yang wajar. Hal
ini membuat investor enggan menempatkan investasinya sehingga perusahaan perlu
menentukan tingkat suku bunga tinggi untuk menarik modal utang.
Akhirnya terdapat satu perbedaan yang
signifikan pada biaya emisinya. Obligasi dengan waran umumnya membutuhkan biaya
emisi sekitar 1,2 persen lebih tinggi daripada biaya emisi konvertibel. Umumnya
pendanaan obligasi dengan waran dikenakan biaya penjaminan yang jumlahnya
mendekati rata-rata tertimbang biaya yang terkait dengan emisi utang dan
ekuitas, sedangkan biaya penjaminan untuk konvertibel secara substansial lebih
rendah jumlahnya.
MATERI INTERNET
SEKURITAS KONVERTIBEL
Sekuritas konvertibel adalah obligasi atau
saham preferen yang dapat ditukar menjadi saham biasa sesuai opsi dari
pemegangnya. Apabila konversi terjadi, maka utang atau saham preferen
digantikan oleh saham biasa, tetapi tidak ada uang yang berpindah tangan.
RASIO KONVERSI DAN HARGA KONVERSI
Salah satu provisi atau ketentuan terpenting
dalam sekuritas konvertibel adalah rasio konversi (conversion ratio, CR), yaitu
jumlah lernbar saham yang akan diterima pemegang obligasi pada saat konversi.
Di sini rasio konversi berkaitan dengan harga konversi (conversion price, Pc),
yaitu harga efektif yang dibayarkan investor untuk saham biasa yang diterima
pada saat konversi terjadi.
Hubungan antara rasio konversi dengan harga
konversi dapat dijelaskan dengan surat utang konvertibel Silicon Valley
Software Company, yang diterbi¬kan dengan nilai nominal $1.000 pada bulan Juli
1997. Setiap saat sebelum jatuh tempo pada tanggal 15 Juli 2017, pemegang surat
utang tersebut dapat menukar selembar obligasi dengan 20 lembar saham biasa;
jadi, rasio konversi, CR, adalah 20. Obligasi tersebut mempunyai nilai nominal
$1.000, sehingga pemegangnya akan "menyerahkan" hak untuk menerima
$1.000 itu pada saat jatuh tempo jika ia melakukan konversi. Dengan membagi
nilai nominal $1.000 dengan 20 lembar saham yang diterima, diperoleh harga
konversi sebesar $50 per saham:
Sebaliknya, dengan mengetahui harga konversi,
kita memperoleh rasio konversi:
PENGGUNAAN
KONVERTIBEL DALAM PEMBIAYAAN
Konvertibel
memiliki dua keunggulan penting dari sudut pandang penerbitnya.
a. Konvertibel, seperti halnya obligasi dengan
warrant, memungkinkan perusahaan menjual surat hutang dengan suku bunga yang
lebih rendah dan memberikan peluang untuk berpartisipasi dalam keberhasilan
perusahaan
b. Dalam satu pengertian, sekuritas konvertibel
memungkinkan penjualan saham biasa dengan harga yang lebih tinggi dari pada
yang berlaku saat ini.
Dari
sudut pandang penerbit, sekuritas konvertibel mempunyai tiga kelemahan utama :
a. Penggunaan sekuritas konvertibel memberi
peluang kepada perusahaan penerbitnya untuk menjual saham dengan harga yang
lebih tinggi daripada yang dapat dijual saat ini. Akan tetapi, harga
saham tersebut meningkat tajam, perusahaan akan lebih baik menggunakan utang
murni meskipun dengan biaya yang lebih tinggi karena nantinya dapat menjual
saham biasa itu untuk melunasi utang.
b. Sekuritas konvertibel pada umumnya mempunyai
suku bungan kupon yang rendah, dan manfaat utang berbiaya rendah ini akan
hilang setelah konversi dilaksanakan.
c. Jika perusahaan sebenarnya ingin menambah modal
ekuitas, dan jika harga saham tidak mengalami kenaikan yang cukup besar setelah
obligasi diterbitkan, maka perusahaan akan terjerat utang. Namun, utang
ini mempunyai bunga kupon yang rendah.
KONVERTIBEL
DAN BIAYA KEAGENAN
Salah
satu masalah potensial tentang keagenan diantara pemegang obligasi dan pemegang
saham adalah penggantian aktiva. Pemegang saham mempunyai insentif yang
berkaitan dengan opsi untuk menjalankan proyek-proyek yang terpotensi
meningkatkan harga saham meskipun hal itu menaikan tingkat risiko perusahaan
bersangkutan.
Apabila
tindakan itu diambil, maka ada kemungkinan pemindahan kekayaan diantara pmegang
obligasi dan pemegang saham. Akan tetapi, bila utang konvertibel
diterbitkan, maka tindakan yang menaikan tingkat risiko perusahaan juga akan
meningkatkan nilai utang konvertibel. Jadi, beberapa keuntungan pemegang saham
yang mengambil proyek-proyek berisiko tinggi dapat dibagi dengan pemegang
obligasi konvertibel. Pembagian keuntungan ini akan menurunkan biaya
keagenan. Logika umum yang sama juga berlaku untuk warrant.
PERBANDINGAN
AKHIR WARRANT DAN KONVERTIBEL
Untuk
konvertibel dapat dipandang sebagai utang murni dengan warrant yang tidak
adapat dipisah. Jadi, sekilas pandang terlihat bahwa utang dengan warrant
dan utang konvertibel kurang lebih dapat dipertukarkan. Namun, pandangan
yang lebih mendalam mengungkapkan suatu satu perbedaan besar dan beberapa
perbedaan kecil diantara sekuritas. Pertama, penggunaan warrant menghasilkan
modal ekuitas baru, sedangkan konversi konvertibel hanya menghasilka transfer
akuntansi. Kedua, ada perbedaan fleksibilitas yang diberikan kepada
manajemen. Sebagian besar terbitan konvertibel berisi ketentuan penarikan
yang memungkinkan penerbitnya untuk mendanakan kembali utang itu atau memaksa
konversi, tergantung apada hubungan antara nilai konversi dan harga
penaikan. Namun, kebanyakan warrant tidak dapat ditarik, sehingga
perusahaan biasanya harus menunggu sampai warrant itu jatuh tempo untuk
menghasilkan modal ekuitas baru.
Sumber : Fundamentals of Financial Management 12th edition - Brigham Houston