Monday, 31 March 2014

PENDANAAN CAMPURAN

A.    SAHAM PREFEREN
Saham preferen adalan suatu campuran yang mirip dengan obligasi dan saham biasa.Para akuntan mengklasifikasikan saham preferen sebagai ekuitas.
Meskipun tidak dibayarkannya dividen saham preferen tidak akan membuat bangkrut sebuah perusahaan, perusahaan menerbitkan saham preferen dengan tidak berarti memberikan kendali atas perusahaan kepada para pemegang saham preferen, kegagalan untuk membayarkan dividen saham preferen akan menghalangi dibayarkan dividen saham biasa. Tambahan lagi, melawatkan pembayaran dividen menjadikan memperoleh modal melalui penjualan obligasi sulit untuk dilakukan, dan hampir mustahil untuk menjual lebih banyak saham preferen atau saham biasa.Akan tetapi, memiliki saham preferen yang masih beredar memang dapat memberikan kesembatan bagi sebuah perusahaan untuk mengatasi kesulitan-kesulitannya.
Akan tetapi, bagi para investor saham preferen lebih beresiko dari pada obligasi : (1) Klaim para pemegang saham preferen berada dibawah klaim para pemegang obligasi pada saat terjadi likuidasi, dan (2) pemegang obligasi kemungkinan besar akan tetapi terus menerima pendapatan selama masa-masa sulit dibandingkan dengna pemegang saham preferen.
Beberapa saham preferen memiliki ciri-ciri yang mirip dengan obligasi perpetual dalam hal tidak ada tanggal jatuh tempo, tetapi kebanyakan emisi baru telah memiliki tanggal jatuh tempo tertentu
Para emiten, saham preferen memiliki kerugian pajak secara relatif terhadap utang – beban beban bunga dapat menjadipengurang pajak, tetapi dividen saham preferen tidak. Meskipun begitu, perusahaan yang dikenakan tarif pajak yang rendah mungkin akan memiliki insentif untuk menerbitkan saham preferen yang dapat dibeli oleh para investor perusahaan dengan tarif pajak yang tinggi, yang akan dapat mengambil keuntungan dari pengecualian 70 persen dividen. Jika sebuah perusahaan memiliki tarif pajak yang lebih rendah dari calon pembeli perusahaan, perusahaan tersebut mungkin lebih baik menerbitkan saham preferen dari pada uang.Kuncinya di sini adalah bahwa keuntungan pajak dari perusahaan dengan tarif pajak tinggi adalah lebih besar dari kerugian pajak yang di tanggung oleh emiten dengan tarif pajak rendah.

1.      Jenis Saham Preferen Lainnya
Sebagai tambahan dari jenis preferen yang “polos,” terdapat beberapa variasi yang juga dipergunakan.Dua di antaranya, saham preferen dengan tingkat bunga mengambang dan lelang pasar.

a.      Saham Preferen dengan Tingkat Bunga yang Dapat Disesuaikan
Sebagai ganti dari membayarkan dividen dalam jumlah tetap, dividen dari saham preferen dengan tingkat bunga yang dapat disesuaikan (adjustable rate preferred stock – ARP) dikaitkan dengan tingkat suku bunga dari sekuritas pemerintah. ARP, yang terutama diterbitkan oleh perusahaan fasilitas umum dan bank komersial besar, dipuji-puji sebagai investasi perusahaan jangka pendek yang hampir sempurna karena (1) hanya 30 persen dari dividen yang dapat dikenakan pajak bagi perusahaan, dan (2) fitur tingkat bunga mengambang yang dimiliki saham ini seharusnya akan tetap menjaga emisi diperdagangkan mendapatkan nilai pari. Sekuritas baru ini terbukti sangat popular sebagai jangka pendek bagi perusahaan-perusahaan yang memiliki dana menganggur sehingga rekasa dana yang hanya dirancang ;untuk berinvestasi disekuritas ini muncul seperti jamur di musim hujan (saham atas dana tersebut, pada akhirnya, akan dibeli oleh perusahaan-perusahaan). Akan tetapi, ARP masih memiliki volatilitas harga akibat (1) adanya perubahan-perubahan pada tingkat risiko dari emiten (beberapa bank-bank besar yang menertibkan ARP, seperti Continental Illinouis, menghadapi masalah kredit macet yang serius) dan (2) adanya fakta bahwa imbal hasil pemerintah mengalami fluktuasi di antara tanggal-tanggal penyesuaian tariff dividen. Jadi, ARP memiliki cukup banyak ketidakstabilan  harga untuk dapat dimiliki dalam portofolio aktiva yang likuid dari kebanyakan investor perusahaan.
b.      Saham Preferen  Lelang Pesar
Pada tahun 1984, para bankir investasi  memperkenalkan saham preferen pasar uang, atau leleng pasar (money market / market auction preferred). Di sini penjamin akan melakukan lelang atas emisi setiap tujuh minggu sekali ( untuk mendapatkan pengecualian 70 persen dari penghasilan kena pajak, para pembeli harus memiliki saham paling tidak selama 46 hari), para pemilik yang ingin menjual saham mereka dapat menempatkannya untuk dilelang pada nilai pari. Para pembeli kemudian memberikan penawaran mereka dalam bentuk imbal hasil yang bersedia mereka terima selama jangka waktu tujuh minggu ke depan. Imbal hasil yang ditentukan untuk emisi periode berikutnya adalah imbal hasil terendah yang cukup untuk menjual seluruh saham yang ditawari pada lelang hari itu. Pembeli akanmembayarkan sebesar nilai pari kepada penjual; sehingga para pemegang saham dapat yakin bahwa saham mereka dapat dijual pada nilai parinya. Penjual kemudian harus membayarkan dividen selama jangka waktu tujuh minggu kedepan seperti yang telah ditetapkan oleh lelang.Dari sudut pandang pemegang saham, saham preferen melalui lelang pasar adalah sekuiritas dengan masa tujuh minggu berisiko rendah, hampir tidak kena pajak yang dapat dijual di antara tanggal-tanggal lelang mendekati nilai parinay.Akan tetapi, jika tidak ada cukup banyak pembeli yang menyamai penjual (meskipun dengan imbal hasil yang tinggi), maka lelang berarti gagal, seperti yang sesekali yang pernah terjadi.

2.      Keuntungan Dan Kerugian Saham Preferen
a.       Berikut adalah keuntungan-keuntungan utama dilihat dari sudut pandang emiten saham :
1)      Berbeda dengan obligasi, kewajiban untuk membayarkan diveden proferen bukanlah hal yang tercantum pada kontrak, dan melewatkan pembayaran dividen saham preferen tidak dapat memaksa perusahaan dinyatakan bangkrut.
2)      Dengan menerbitkan saham preferen, perusahaan terhindar dari dilusi ekuitas biasa yang terjadi ketika saham bisa dijual.
3)      Karena saham preferen terkadang tidak memiliki waktu jatuh tempo, dan karena pembayaran dana pelunasan saham preferen. Jika ada, umumnya disebar dalam jangka waktu yang cukup panjang, emisi saham preferen akan mengurangi pengeluaran arus kas akibat pelunasan kembali pokok yang terjadi pada emisi utang.
b.      Terdapat dua kerugian penting:
1)      Dividen saham preferen bukanlah pengurang pajak bagi emiten saham, sehingga biaya saham preferen setelah pajak umumnya menjadi lebih tinggi daripada biaya utang setelah pajak. Akan tetapi. Keuntungan pajak saham preferen bagi pembeli dari kalangan perusahaan akan menurunkan biaya setelah pajaknya dan berarti juga biaya efektifnya.
2)      Meskipun dividen saham preferen dapat dilewatkan, investor berharap dividen tersebut dapat dibayarkan, dan perusahaan bermaksud untuk membayarkannya jika kondisi mengizinkan. Jadi, dividen saham preferen dapat dianggap sebagai biaya tetap. Oleh karenanya, penggunaan dividen tersebut, seperti dalam utang, akan meningkatkan risiko keuangan dan akibatnya biaya ekuitas biasa.

B.     SEWA GUNA USAHA
Perusahaan pada umumnya memiliki aktiva tetap dan melaporkannya di dalam neraca, tetapi penggunaan bangunan peralatan itulah yang penting artinya, bukan kepemilikan aktiva itu sendiri. Salah satu cara untuk memperoleh penggunaan aktiva adalah dengan membelinya, tetapi salah satu alternative adalah jangan menyewanya.

1.      Jenis Sewa Guna Usaha
Sewa guna usaha memiliki tiga berbentuk berbeda: (1) perjanjian penjualan dan penyewaan kembali (sale-leaseback), (2) sewa guna usaha operasi(operating lease), dan (3) sewa guna usaha keuangan atau modal (financial/capital lease)
a.       Penjualan dan Penyewaan Kembali
Menurut perjanjian penjualan dan penyewaan kembali (sale and leaseback), sebuah perusahaan yang memiliki tanah, bangunan, atau peralatan menjual properti tersebut dan sekaligus mengeksekusi perjanjian untuk menyewa property itu kembali selam jangka waktu tertentu dengan ketentuan-ketentuan tertentu.
b.      Sewa Guna Usaha Operasi
Sewa guna usaha operasi (operating lease), yang terkadang disebut pada sewa guna usaha jasa (service lease), memberikan jasa pendanaan  danpemeliharaan. IBM adalah salah satu pelopor kontrak sewa guna usaha operasi, dan computer serta mesin fotokopi, brrikut mobil dan truk, adalah jenis-jenis peralatan utama yang disewakan.Biasanya, sewa guna usaha seperti ini mengharuskan lessor memelihara dan merawat peralatan yang disewa, dan biaya melakukan pemeliharaan tersebut telah diperhitungkan di dalam pembayaran sewa.
Salah satu ciri khas penting dari sewa guna usaha operasi adalah adanya kenyataan bahwa sewa guna usaha sering kali tidakdiamortisasipenuh; atau dengan kata lain, pembayaran yang diminta menurut kontrak sewa guna usaha tidak cukup untuk melunasi biaya peralatan secara penuh.
Fitur akhir adalah bahwa sewa guna usaha operasi sering kali memuat suatu klausial pembatalan, yang memberikan hak kepada lessor untuk membatalkan sewa sebelum tanggal berakhirnya perjanjian.
c.       Sewa Guna Usaha Keuangan atau Modal
Sewa guna usaha keuangan atau modal (financial lease), atau disebut juga sewa guna usaha modal (capital lease) berbeda dari sewa guna usaha operasi dalam tiga hal, antara lain sewa guna usaha keuangan: (1) tidak  memberikan jasa pemeliharaan, (2) tidak dapat dibatalkan, dan (3) diamortisasi secara penuh (atau, lessor menerima pembayaran sewa yang sama dengan harga penuh dari peralatan yang disewa ditambah sejumlah pengembalian atau investaasi). Dalam suatu perjanjian sewa guna usaha keuangan umumnya, perusahaan yang akan menggunakan peralatan (lessee) memilih item-item tertentu yang dibutuhkannya dan menegosiasikan harga dan syarat-syarat pengiriman dengan pihak pembuat.

2.      Pengaruh Laporan Keuangan
Pembayaran sewa sewa guna usaha disajikan sebagai beban operasional dalam laporan laba-rugi perusahaan, tetapi dalam kondisi tertentu, baik itu aktiva yang disewa maupun kewajiban akibat kontrak sewa guna usaha tidak di sajikan di dalam neraca. Karana itu sewa guuna usaha di sebut pendanaan di luar neraca.
Sewa guna usaha harus diklasifikasikan sebagai sewa guna usaha modal, dan akibatnya digunakan dan disajikan langsung di dalam neraca, jika memiliki salah satu dari persyaratan berikut ini:
a.      Menurut ketentuan sewa guna usaha, kepemilikan atas property akan secara efektif berpindah dari lessor kepada lessee
b.      Lessee  dapat membeli property atau memperpanjang sewanya dengan nilai yang lebih rendah dari harga pasar yang wajar ketika masa sewa guna usaha berakhir.
c.       Sewa guna usaha akan berlangsung dengan jangka waktu yang sama atau lebih lama dari 75 persen umur aktiva. Jadi, jika suatu aktiva memiliki usia 10 tahun dan jika sewa guna usaha tersebut harus digunakan.
d.      Nilai sekarang atas pembayaran sewa guna usaha adalah sama atau lebih besar dari 90 persen nilai awal aktiva.

3.      Evaluasi oleh Losse
Setiap sewa guna usaha prospektif harus dievaluasi lessee maupun lessor.Lessee harus memutuskan apakah menyewa suatu aktiva akan lebih mudah dari pada membelinya, dan lessor harus memutuskan  apakah sewa guna usaha akan memberikan tingkat pengembalian yang memadai atau tidak.

4.      Faktor Yang Mempengaruhi Sewa Guna Usaha
Terdapat dua factor yang membutuhkan tambahan keterangan.
a.       Estimasi Nilai Sisa
Enting untuk dicatat bahwa lessor-lah yang akan memiliki property setelah masa sewa habis. Estimasi nilai property pada akhir masa sewa disebut nilai sewa (residual value). Sepintas terlihat bahwa jika nilai sisa diperkirakan memiliki jumlah yang tidak tinggi, maka memilikinya akan lebih menguntungkan dari pada menyewanya. Namun, jika ekspektasi nilai sisa ternyata tinggi – karena mungkin kecilnya inflasi bagi beberapa jenis peralatan ntertentu seperti juga jika melibatkan property real estat – maka persaingan diantara persewaan sewa guna usaha akan memaksa tariff sewa turun ke titik di mana nilai sisa potensial akan sepenuhnya diakui kedalam tariff kontrak sewa guna usaha. Jadi, adanya nilai sisa yang tinggi atas peralatan kemungkinan tidak akan menyebabkan terjadinya bisa pada keputusan yang menentang sewa guna usaha.
b.      MeningkatkanKetersediaan Pinjaman
sewa guna usaha kadang dikatakan memberikan keuntungan bagi perusahaan-perusahaan yang mencari tingkat leverage keuangan ynag maksimal. Pertama, kadang terdapat perdebatan apakah melalui suatu perjanjian sewa guna usaha sebuah perusahaan dapatb memperoleh lebih banyak uang, dan untuk jangka waktu yang lebih lama daripada pinjaman yang dijamin dengan aktiva. Kedua, karena  sebagian sewa guna usaha tidak disajikan didalam neraca, pendanaan melalui sewa guna usaha dikatakan memberikan perusahaan penampilan yang lebih kuat dalam analisis pinjaman yang dilakukan secara tidak mendalam, sehingga akibatnya memungkinkan perusahaan menggunakan lebih banyak leverage dibandingkan dengan jika tidak menggunakan sewa guna usaha.

C.    WARAN
Waran adalah sertifikat yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sejumlah tertentu saham perusahaan pada harga dan selama jangka waktu tertentu. Waran didistribusikan dengan utang, dan digunakan untuk merangsang investor membeli utang jangka panjang dengan tingkat kupon yang lebih rendah daripada seharusnya. Waran adalah opsi beli jangka panjang yang memiliki nilai dimana pemegangnya dapat membeli saham biasa perusahaan pada harga pelaksanaan tanpa melihat berapapun kenaikan harga pasarnya.

1.      Harga Pasar Perdana Obligasi dengan Waran
Harga yang dibayarkan untuk obligasi dengan waran = nilai utang biasa dari obligasi + pengeluaran. Masalah utama dalam menentukan syarat-syarat obligasi dengan waran adalah menilai waran. Terdapat satu perbedaan penting di antara opsi beli dan waran. Ketika opsi beli dilaksanakan, saham yang diberikan kepada pemegang opsi akan berasal dari pasar sekunder, tetapi ketika waran dilaksanakan, saham yang diberikan kepada pemegang waran adalah saham yang baru diterbitkan.
Memberikan penilaian yang tepat atas waran adalah suatu hal yang penting. Jika untuk emisi yang menggunakan harga awal, nilai yang diberikan kepada waran lebih besar dari nilai pasarnya yang sebenarnya, maka tingkat kupon obligasi akan ditentukan terlalu rendah, sehingga menyebabkan menjual paket obligasi dengan waran menggunakan nilai pari menjadi sesuatu hal yang mustahil untuk dilakukan. Sebaliknya, jika nilai waran dinilai terlalu rendah maka tingkat kupon akan ditentukan terlalu tinggi. Hal ini artinya niali obligasi dengan waran yang sebenarnya akan lebih besar dari harga emisi.

2.      Penggunaan Waran dalam Pendanaan
Waran umumnya dipergunakan oleh perusahaan-perusahaan kecil yang tumbuh dengan cepat sebagai “pemanis” ketika perusahaan-perusahaan tersebut menjual utang atau saham preferen. Perusahaan seperti itu seringkali dipandang oleh investor sebagai investasi yang sangan beresiko sehingga obligasi meeka dapat dijual hanya jika memberikan tingkat kupon yang sangat tinggi dan dengan ketentuan perwaliamanatan yang sangat ketat.
Hampir seluruh waran saat ini dapat dilepaskan. Jadi, setelah suatu obligasi dengan waran terjual, waran tersebut dapat dilepaskan dan diperdagangkan secara terpisah dari obligasi.
Harga pelaksanaan waran umumnya ditentukan sekitar 20 – 30 % di atas harga pasar saham pada tanggal obligasi tersebut diterbitkan. Jika perusahaan mengalami pertumbuhan dan maju, dan jika harga saham naik di atas harga pelaksanaan dimana saham dapat dibeli, para pemegang waran dapat melaksanakan waran mereka dan membeli saham pada harga yang telah ditentukan. Akan tetapi, tanpa insentif  waran tidak akan pernah dilaksanakan sebelum jatuh tempo – nilainya di pasar tebuka akan jauh lebih tinggi daripada nilai jika dilaksanakan, sehingga pemegangnya akan lebih menjual waran daripada  melaksanakan waran.
Terdapat 3 kondisi yang akan mendorong pemegang waran melaksanakan waran:
a.       Pemegang waran pasti akan melaksanakan dan membeli saham jika waran segera kadaluarsa dan harga pasar saham di atas harga pelaksanaan
b.      Pemegang waran akan melaksanakan waran secara sukarela jika perusahaan menaikan dividen yang diberikan atas pemegang saham dalam jumlah yang memadai
c.       Waran kadangkala memiliki harga pelaksanaan yang dinaikkan, yang akan mendorong pemegang waran melaksanakannya
Salah satu fitur waran yang menarik adalah bahwa waran pada umumnya akan menarik dana hanya jika dana tersebut dibutuhkan.
3.      Pengaruh Kekayaan dan Dilusi Akibat Waran
Perpindahan kekayaan itu merugikan para pemegang saham awal. Karena nilai pemegang saham awal sudah jelas akan lebih baik jika tidak ada waran. Akan tetapi, bisa juga tidak merugikan pemegang saham awal karena mereka memang pada akhirnya mengharapkan terjadi perpindahan dan menerima kompensasi secara adil dengan turunnya pembayaran kupon.

4.      Komponen Biaya dari Obligasi dengan Waran
Ekspektasi tingkat pengembalian investor adalah biaya sebelum pajak perusahaan, hal ini berlaku bagi saham biasa, obligasi biasa, dan saham preferen dan berlaku pula pada obligasi yang dijual dnegan waran.

5.      Masalah dalam Emisi Waran
Meskipun waran dibeli dengan investor dengan harapan akan menerima total pengembalian yang sepadan dengan tingkat resiko secara keseluruhan dari paket sekuritas yang dibeli, kenyataan kadang tidak terjadi seperti yang diharapkan.

D.    Konvertibel
Sekuritas konvertibel ialah sebuah sekuritas yang biasanya berupa obligasi atau saham preferen, yang dapat ditukarkan (konversi) pada opsi pemegangnya dengan saham biasa dari perusahaan yang menerbitkan. Berbeda dengan waran yang akan memberikan tambahan dana bagi perusahaan, konversi ini tidak menghasilkan modal didalam neraca, utang atau saham preferen, ini hanya digantikan oleh saham biasa. Menurunkan jumlah utang atau saham preferen akan memperbaiki kekuatan keuangan perusahaan dan menjadikannya lebih mudah memperoleh tambahan modal.
1.      Rasio konversi dan Harga Konversi
Rasio konversi (CR) adalah jumlah lembar saham biasa yang diperoleh dengan mengonversi selembar saham preferen konvertibel atau obligasi konvertibel. Sedangkan harga konversi (Pc) adalah harga efektif yang dibayarkan untuk saham biasa yang diperoleh dengan mengonversi suatu sekuritas konvertibel.


Setelah nilai CR diketahui, maka nilai Pc akan dapat dihitung dan begitu juga sebaliknya.
Sama dengan harga pelaksanaan waran, harga konversi pada umumnya ditentukan berada pada kisaran 20 hingga 30 persen diatas harga pasar saham yang berlaku pada saat emisi konvertibel tersebu dijual. Pada umumnya, harga konversi dan rasio konversi adalah tetap selama usia obligasi tersebut, meskipun kadang-kadang dipergunakan pula harga konversi yang dapat dinaikkan.
Faktor yang mungkin dapat menyebabkan terjadinya perubahan pada harga dan rasio konversi adalah suatu fitur standar yang hampir terdapat diseluruh konvertibel-klausul yang melindungi konvertibel dari dilusi melalui pemecahan saham, dividen saham, dan penjualan saham biasa dibawah harga konversi. Ketentuan umum menyatakan bahwa jika saham biasa dijual pada harga dibawah harga konversi, maka harga konversi harus diturunkan dan rasio konversi dinaikkan hingga harga baru ketika saham diterbitkan. Demikian pula jika terjadi pemecahan saham atau pengumuman dividen saham, harga konversi harus diturunkan sebesar jumlah presentase dividen atau pemecahan saham tersebut.

2.      Penggunaan Konvertibel Dalam Pendanaan
Konvertibel memiliki keunggulan penting jika dilihat dari sudut pandang emiten:
1)      Konvertibel, seperti obligasi dengan waran, menawarkan kesempatan bagi perusahaan untuk menjual utang dengan tingkat bunga yang rendah dengan sebagai gantinya memberikan kesempatan untuk berpartisipasi didalam keberhasilan perusahaan jika perusahaan memang melakukannya dengan baik
2)      Secara tidak langsung, konvertibel memberikan jalan untuk menjual saham biasa pada harga yang lebih tinggi daripada harga yang saat ini berlaku.
Konvertibel juga memiliki kerugian penting jika dilihat dari sudut pandang emiten:
1)      Meskipun penggunaan obligasi konvertibel dapat memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk menjual saham dengan harga yang lebih tinggi daripada harga penjualan sekarang, jika harga saham mengalami kenaikan yang sangat tinggi, perusahaan mungkin akan menyadari bahwa lebih baik jiga digunakan utang biasa walaupun biayanya lebih tinggi dan kemudian menjual saham biasa lalu melunasi utangnya
2)      Konvertibel umumnya memiliki kupon tingkat bunga yang rendah, dan keuntungan biaya yang rendah ini akan hilang ketika terjadi konversi
3)      Jika perusahaan sebenarnya ingin menaikkan ekuitas modal, dan jika harga saham tidak mengalami kenaikkan yang cukup tinggi setelah obligasi diterbitkan, maka perusahaan tetap akan harus menanggung utangnya

3.      Konvertibel dan Biaya Keagenan
Salah satu potensi masalah keagenan antara pemegang obligasi dan pemegang saham adalah subtitusi aktiva. Pemegang saham memiliki keinginan untuk tetap melaksanakan proyek-proyek yang mendatangkan keuntungan tinggi meskipun proyek itu juga akan meningkatkan tingkat risiko perusahaan, hal ini memicu terjadinya perpindahaan kekayaan antara pemegang saham dengan pemegang obligasi. Tetapi ketika utang konvertibel diterbitkan, tindakan yang akan menaikkan tingkat risiko perusahaan  kemungkinan juga akan menaikkan nilai utang konvertibelnya. Sehingga keuntungan pemegang saham harus dibagi dengan pemegang obligasi konvertibel. Dikarenakan pembagian keuntungan ini maka akan menurunkan biaya keagenan.



4.      Perbandingan Akhir Antara Waran dan Konvertibel
Perbedaan antara utang dengan waran dan utang konvertibel:
1)      Pelaksanaan waran akan membawa modal ekuitas baru masuk, sedangkan konversi dari konvertibel hanya akan mengakibatkan terjadinya perpindahan secara akuntansi
2)      Berhubungan dengan fleksibilitas, kebanyakan emisi konvertibel mengandung suatu ketentuan pembelian kembali yang memungkinkan emiten melunasi kembali utangnya atau memaksa terjadinya konversi, tergantung pada hubungan diantara nilai konversi dan harga pembelian kembali. Sedangkan sebagian besar waran tidak dapat dibeli kembali sehingga perusahaan harus menunggu hingga saat jatuh tempo bagi waran untuk menghasilkan ekuitas modal baru
Waran biasanya memiliki waktu jatuh tempo yang lebih singkat daripada konvertibel dan waran biasanya kadaluwarsa sebelum utang yang menyertainya jatuh tempo. Waran memberikan saham biasa dimasa depan yang lebih sedikit daripada konvertibel. Dalam konvertibel, seluruh utang akan dikonversi menjadi saham biasa sedangkan ketika waran dilaksanakan masih tetap akan ada utang yang masih harus dilunasi oleh perusahaan. Fakta ini menunjukkan perusahaan yang menerbitkan utang plus waran sebenarnya lebih tertarik untuk menjual utang daripada menjual ekuitas.
Biasanya perusahaan yang menerbitkan utang dengan waran adalah perusahaan yang lebih kecil dan lebih berisiko daripada perusahaan yang menerbitkan konvertibel. Sulit bagi calon pemberi pinjaman untuk menilai tingkat risiko dari perusahaan tersebut, dan tentunya akan mengalami kesusahan ketika menentukan suatu tingkat suku bunga yang wajar. Hal ini membuat investor enggan menempatkan investasinya sehingga perusahaan perlu menentukan tingkat suku bunga tinggi untuk menarik modal utang.
Akhirnya terdapat satu perbedaan yang signifikan pada biaya emisinya. Obligasi dengan waran umumnya membutuhkan biaya emisi sekitar 1,2 persen lebih tinggi daripada biaya emisi konvertibel. Umumnya pendanaan obligasi dengan waran dikenakan biaya penjaminan yang jumlahnya mendekati rata-rata tertimbang biaya yang terkait dengan emisi utang dan ekuitas, sedangkan biaya penjaminan untuk konvertibel secara substansial lebih rendah jumlahnya.


MATERI INTERNET
SEKURITAS KONVERTIBEL
Sekuritas konvertibel adalah obligasi atau saham preferen yang dapat ditukar menjadi saham biasa sesuai opsi dari pemegangnya. Apabila konversi terjadi, maka utang atau saham preferen digantikan oleh saham biasa, tetapi tidak ada uang yang berpindah tangan.
RASIO KONVERSI DAN HARGA KONVERSI
Salah satu provisi atau ketentuan terpenting dalam sekuritas konvertibel adalah rasio konversi (conversion ratio, CR), yaitu jumlah lernbar saham yang akan diterima pemegang obligasi pada saat konversi. Di sini rasio konversi berkaitan dengan harga konversi (conversion price, Pc), yaitu harga efektif yang dibayarkan investor untuk saham biasa yang diterima pada saat konversi terjadi.
Hubungan antara rasio konversi dengan harga konversi dapat dijelaskan dengan surat utang konvertibel Silicon Valley Software Company, yang diterbi¬kan dengan nilai nominal $1.000 pada bulan Juli 1997. Setiap saat sebelum jatuh tempo pada tanggal 15 Juli 2017, pemegang surat utang tersebut dapat menukar selembar obligasi dengan 20 lembar saham biasa; jadi, rasio konversi, CR, adalah 20. Obligasi tersebut mempunyai nilai nominal $1.000, sehingga pemegangnya akan "menyerahkan" hak untuk menerima $1.000 itu pada saat jatuh tempo jika ia melakukan konversi. Dengan membagi nilai nominal $1.000 dengan 20 lembar saham yang diterima, diperoleh harga konversi sebesar $50 per saham:
Sebaliknya, dengan mengetahui harga konversi, kita memperoleh rasio konversi:

PENGGUNAAN KONVERTIBEL DALAM PEMBIAYAAN
Konvertibel memiliki dua keunggulan penting dari sudut pandang penerbitnya. 
a.       Konvertibel, seperti halnya obligasi dengan warrant, memungkinkan perusahaan menjual surat hutang dengan suku bunga yang lebih rendah dan memberikan peluang untuk berpartisipasi dalam keberhasilan perusahaan
b.      Dalam satu pengertian, sekuritas konvertibel memungkinkan penjualan saham biasa dengan harga yang lebih tinggi dari pada yang berlaku saat ini. 

Dari sudut pandang penerbit, sekuritas konvertibel mempunyai tiga kelemahan utama :
a.       Penggunaan sekuritas konvertibel memberi peluang kepada perusahaan penerbitnya untuk menjual saham dengan harga yang lebih tinggi daripada yang dapat dijual saat ini.  Akan tetapi, harga saham tersebut meningkat tajam, perusahaan akan lebih baik menggunakan utang murni meskipun dengan biaya yang lebih tinggi karena nantinya dapat menjual saham biasa itu untuk melunasi utang.
b.      Sekuritas konvertibel pada umumnya mempunyai suku bungan kupon yang rendah, dan manfaat utang berbiaya rendah ini akan hilang setelah konversi dilaksanakan. 
c.       Jika perusahaan sebenarnya ingin menambah modal ekuitas, dan jika harga saham tidak mengalami kenaikan yang cukup besar setelah obligasi diterbitkan, maka perusahaan akan terjerat utang.  Namun, utang ini mempunyai bunga kupon yang rendah.

KONVERTIBEL DAN BIAYA KEAGENAN
Salah satu masalah potensial tentang keagenan diantara pemegang obligasi dan pemegang saham adalah penggantian aktiva.  Pemegang saham mempunyai insentif yang berkaitan dengan opsi untuk menjalankan proyek-proyek yang terpotensi meningkatkan harga saham meskipun hal itu menaikan tingkat risiko perusahaan bersangkutan. 
 Apabila tindakan itu diambil, maka ada kemungkinan pemindahan kekayaan diantara pmegang obligasi dan pemegang saham.  Akan tetapi, bila utang konvertibel diterbitkan, maka tindakan yang menaikan tingkat risiko perusahaan juga akan meningkatkan nilai utang konvertibel. Jadi, beberapa keuntungan pemegang saham yang mengambil proyek-proyek berisiko tinggi dapat dibagi dengan pemegang obligasi konvertibel.  Pembagian keuntungan ini akan menurunkan biaya keagenan. Logika umum yang sama juga berlaku untuk warrant.


PERBANDINGAN AKHIR WARRANT DAN KONVERTIBEL
Untuk konvertibel dapat dipandang sebagai utang murni dengan warrant yang tidak adapat dipisah.  Jadi, sekilas pandang terlihat bahwa utang dengan warrant dan utang konvertibel kurang lebih dapat dipertukarkan.  Namun, pandangan yang lebih mendalam mengungkapkan suatu satu perbedaan besar dan beberapa perbedaan kecil diantara sekuritas. Pertama, penggunaan warrant menghasilkan modal ekuitas baru, sedangkan konversi konvertibel hanya menghasilka transfer akuntansi.  Kedua, ada perbedaan fleksibilitas yang diberikan kepada manajemen.  Sebagian besar terbitan konvertibel berisi ketentuan penarikan yang memungkinkan penerbitnya untuk mendanakan kembali utang itu atau memaksa konversi, tergantung apada hubungan antara nilai konversi dan harga penaikan.  Namun, kebanyakan warrant tidak dapat ditarik, sehingga perusahaan biasanya harus menunggu sampai warrant itu jatuh tempo untuk menghasilkan modal ekuitas baru.

Sumber : Fundamentals of Financial Management  12th edition  - Brigham Houston

Soal Akuntansi Keuangan Menengah

1.    PT Astina didirikan pada November 2011, dengan otorisasi untuk menerbitkan saham biasa sebanyak 200.000 lembar nominal @ Rp.12.000. Berikut adalah ikhtisar transaksi yang terjadi dalam hubungannya dengan penerbitan dan penjualan saham-saham tersebut sampai dengan tanggal 31 Desember 2011.
a.    Tanggal 1 s/d 30 November, diterima pesanan saham sebanyak 50.000 lembar dengan harga @Rp.14.000 per saham. Sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, atas pesanan saham tersebut diterima pembayaran uang muka 50%, sedang sisanya akan dibayar dalam jangka waktu 60 hari.
b.    Tanggal 1 s/d 31 Desember, diterima pembayaran dari para pemesan saham sebagai pelunasan atas saham yang dipesan sebanyak 25.000 lembar, dan sertifikat saham diserahkan kepada pemesan.
Diminta:
a.    Catatlah jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi-transaksi terkait dengan penerbitan saham tersebut, dan efeknya terhadap saldo rekening-rekening ekuitas atau hak-hak pemegang saham pada tanggal 31 Desember 2011!
b.    Diumpamakan pesanan saham sebanyak 6.000 lembar yang dibatalkan dapat dijual kembali dengan harga @ Rp11.000, dan uang muka pesanan saham yang dibatalkan dikurangi penurunan harga saham dikembalikan kepada pemesan. Buatlah jurnalnya!



2.    PT Genio didirikan dan memulai usaha komersialnya pada awal tahun 2010. Berikut adalah ikhtisar hak-hak pemegang sahamnya pada tanggal 31 Desember 2011.
PT Genio
Neraca Parsial (dalam ribuah rupiah)
Ekuitas (Catatan-1)
Saham Preferen (8 % kumulatif: 20.000 saham dalam peredaran)
Saham Biasa, nom.@ Rp.6.000 (30.000 saham dalam peredaran)
Modal Disetor-Agio Saham Biasa
Laba Ditahan

300.000
180.000
7.500
500.000
Jumlah hak-hak pemegang saham
................

Berikut adalah ikhtisar transaksi saham treasuri yang terjadi dalam tahun 2011.
1/2/11
Ditarik kembali dari peredaran sebagai saham treasuri sebanyak 9.000 lembar saham biasa dengan harga @Rp7.500 per saham
1/3/11
Saham treasuri sebanyak 3.000 lembar dijual kembali dengan harga @Rp8.500 per saham
1/4/11
Saham treasuri sebanyak 4.500 lembar dijual kembali dengan harga @Rp5.500 per saham
1/5/11
Saham treasuri sebanyak 1.500 lembar dinyatakan sebagai pelunasan secara formal.

Buatlah jurnal yang diperlukan tiap tanggal dan neraca parsial yang diperlukan  jika perusahaan menggunakan metoda kos perolehan dan metoda nilai nominal!