1.
ASPEK
UTAMA DALAM MOTIVASI: INDIVIDU DAN KEBUTUHAN
Motivasi
adalah kondisi psikologis yang merupakan hasil dari interaksi antara kebutuhan
seseorang dan faktor-faktor luar yang mempengaruhi perilaku seseorang. Manajer
juga diharapkan mampu menjaga serta mengelola motivasi karyawan peningkatan kinerja individu sebagai
karyawan. Perbedaan yang ada dalam masing-masing karyawan merupakan sebuah
hambatan bagi manajer. Ada dua cara
untuk mengatasi hal tersebut yakni kebutuhan dan tujuan.
Kebutuhan
adalah kekurangan yang dirasakan oleh individu pada saat-saat tertentu sehingga
menciptakan rangsangan untuk menginginkan sesuatu. Kekurangan tersebut dapat
berupa kekurangan fisik, psikologis, sosial, dan lain-lain. Akibat adanya
kekurangan tersebut, maka muncul kebutuhan sebagai respon. Setelah munculnya
kebutuhan, maka individu yang memiliki kebutuhan akan berusaha untuk mencari
dan memenuhi kebutuhan itu.
Cara
selanjutnya yakni menumbuhkan tujuan individu. Individu merasa kekurangan akan
sesuatu, kemudian individu itu akan sesuatu, kemudian individu tersebut
berusaha mencari jalan keluar untuk memenuhi kekurangan tersebut. Langkah
selanjutnya adalah menetapkan tujuan yang hendak dicapai dan melakukan evaluasi
kemampuan diri untuk melengkapi persyaratan-persyaratan dalam mencapai tujuan
tersebut. Dari hal itu kemudian diketahui individu akan memperoleh hadiah atau
hukuman. Hal terakhir yang terjadi adalah kekurangan kebutuhan lagi. Proses ini
berulang terus-menerus.
2.
MOTIVASI
DAN PRESTASI KERJA
Hubungan
antara motivasi dan prestasi kerja dapat dijelaskan dengan menggunakan teori
pengharapan. Menurut teori ini, kinerja karyawan merupakan fungsi dari
kemampuan dan motivasi. Karyawan yang mempunyai kemampuan sama tetapi motivasi
kerjanya lebih tinggi, maka dia mungkin sekali akan memiliki prestasi kerja
lebih baik dibandingkan karyawan yang lainnya. Karyawan yang memiliki motivasi
tinggi mempunyai kemungkinan lebih tinggi untuk berprestasi lebih baik
dibandingkan dengan karyawan yang memiliki motivasi rendah.
3.
TEORI
MANAJEMEN DAN TEORI MOTIVASI
Mc Gregor, seorang ahli manajemen
mengemukakan bahwa praktek manajemen dari para manajer dipengaruhi oleh
asumsi-asumsinya terhadap karyawan. Motivasi memiliki dua bentuk yakni motivasi
positif dan motivasi negatif.
a.
Motivasi
Positif
Motivasi
positif merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain dengan cara memberikan
penambahan tingkat kepuasan tertentu, misalnya dengan memberikan penambahan
promosi, insentif, menciptakan tempat kerja yang baik agar mereka dapat merasa
nyaman, dan sebagainya. Untuk mengukur tingkat kepuasan karyawan, pimpinan
harus melakukan pendekatan pribadi, mengingat tingkat kepuasan masing-masing
karyawan adalah berbeda-beda.
b.
Motivasi
Negatif
Motivasi
negatif adalah proses mempengaruhi orang lain dengan cara menakut-nakuti atau
mendorong seseorang melakukan sesuatu dengan cara terpaksa. Misalnya seorang
pemimpin menakut-nakuti bawahannya dengan memberi gambaran seolah-olah mereka
akan kehilangan jabatan, dipotong gajinya, dan sebagainya.
1)
Teori
X dan Y
McGregor
menggolongkan manusia dalam dua tipe yakni manusia tipe X dan tipe Y yang
berbeda satu sama lain.
Manusia
tipe X memilki ciri-ciri sebagai berikut:
1.
Pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan
sehingga sedapat mungkin menghindarinya
2.
Karena tidak menyukai pekerjaan, maka
manusia tipe ini akan memberikan respon terhadap ancaman dan hukuman
3.
Menghindari tanggung jawab
4.
Ingin selalu diarahkan serta ingin
mendapatkan jaminan keamanan dan keselamatan pekerjaan
Manusia tipe Y memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1.
Pada dasarnya bekerja sama halnya dengan
bermain, sehingga dianggap sesuatu yang perlu dinikmati.
2.
Memilki pengendalian diri dan mampu
mengatur perilaku untuk mencapai tujuan.
3.
Memiliki respon (positif) terhadap imbalan,
bukan ancaman dan hukuman
4.
Menerima tanggung jawab
5.
Memiliki inisiatif dan kreativitas dalam
bekerja
2)
Teori
Z
Menurut William Ouch, teori Z adalah
teori manajemen berdasarkan karakteristik praktek-praktek manajemen yang
sukses, serta diterapkan oleh para manajer Jepang dan Amerika. Ciri-ciri
perusahaan yang menerapkan teori Z adalah sebagai berikut:
1. Karyawan
dipekerjakan seumur hidup.
2. Pengambilan
keputusan secara konsensus.
3. Memberikan
tanggung jawab individual
4. Evaluasi
prestasi dan promosi dilakukan secara hati-hati.
5. Memberikan
keleluasaan pada karyawan untuk menggunakan keterampilan kerjanya.
3)
Teori
Kepuasan Motivasi
v TEORI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW
Menurut Maslow, manusia memilki lima
kebutuhan yang mendesak. Kebutuhan manusia bersifat hierarkis artinya
pemenuhannya dilakukan secara bertingkat dari tingkat yang paling rendah ke yang
paling tinggi. Lima hiererki manusia yaitu:
1. Kebutuhan
fiologis, berupa sandang, pangan, papan, dan kebutuhan biologis.
2. Keamanan
dan keselamatan, misalnya terbebas dari rasa sakit, anncaman PHK dan lainnya.
3. Kebutuhan
sosial, kepemilikan, dan cinta, misalnya kebutuhan untuk berteman
4. Kebutuhann
akan penghargaan, misanya berupa pujian
5. Aktualisasi
diri, yaitu kebutuhan untuk bertindak sesuai dengan kemauan dan bakatnya.
v TEORI HIRARKI KEBUTUHAN ALDERFER
Alderfer berpendapat bahwa manusia
memiliki kebutuhan yang bertingkat. Berikut ini adalah tiga kebutuhan manusia
yang hierarki:
1. Existence,
meliputi kebutuhan fifiologis, keamanan dan sebagainya.
2. Relatedness,
meliputi kebutuhan untuk berhubungan dan kerjasama dengan lain.
3. Growth,
meliputi kebutuhan untuk dihargai dan aktualisasi diri.
v TEORI DUA FAKTOR (HERZBERG)
Teori Herzberg mengemukakan bahwa
ada dua faktor yang mempengaruhi ketidakpuasan dan kepuasan kerja karyawan
yaitu faktor lingkungan dan faktor motivator.
Faktor lingkungan adalah
karakteristik eksternal yang penting untuk menghindari ketidakpuasan kerja.
Faktor ini terdiri atas upah dan gaji, keamanan/jaminan pekerjaan, kondisi
kerja, status, hubungan interpersonal, supervisi teknis, dan kebijakn
perusahaan. Faktor ini berkaitan dengan konteks pekerjaan, imbalan ekstrinsik,
atau faktor ekstrinsik.
Faktor motivator berkaitan dengan
isi pekerjaan, imbalan intrinsik, atau faktor intrinsik. Faktor motivator
terdiri atas prestasi, pengakuan, pertumbuhan/perkembangan diri, pekerjaan itu
sendiri, kesempatan untuk maju, dan tanggung jawab.
v TEORI TIGA KEBUTUHAN (McClelland)
Menurut McClelland, manusia memiliki
tiga jenis kebutuhan, yaitu kekuasaan (need
of power), afiliasi (need of
afiliation), dan prestasi (need of
achievement). Tingkat manajemen yang semakin tinggi memerlukan ketrampilan
mempengaruhi orang lain, sehingga mungkin cocok ditempati oleh karyawan yang
memiliki kebutuhan yang tinggi akan kekuasaan.
4)
Teori Proses Motivasi
v TEORI PENGUATAN KEBUTUHAN (B.F. SKINNER)
Menurut Skinner,
perilaku manusia dikendalikan oleh konsekuensi yang mengikutinya, bila menyenangkan
maka akan mengulangi hal yang sama, dan bila tidak menyenangkan maka akan
menghindarinya.
Manajer
dapat memberikan imbalan agar karyawan yang bersedia mengerjakan pekerjaan
tertentu dan juga dapat memberikan ancaman hukuman agar karyawan menghindari
perilaku yang dapat merugikan organiasi. Rekayasa perilaku yang diberikan dapat
berupa penguat positif dan penguat negatif. Penguat positif adalah segala
sesuatu yang digunakan untuk mendorong karyawan berperilaku tertentu, mencakup
segala sesuatu yang dibutuhkan karyawan. Penguat negatif adalah segala sesuatu
yang tidak disukai karyawan sehingga mereka akan menghindarinya, dapat berupa
ancaman hukuman atas perilaku tertentu.
v TEORI PENETAPAN TUJUAN (EDWIN
LOCKE)
Teori
penetapan tujuan adalah proses pengidentifikasian tingkat prestasi tertentu
yang harus dicapai dalam kurun waktu tertentu. Menurut teori ini, motivasi
kerja karyawan akan meningkat jika mereka memahami tujuan yang akan dicapai dan
melihat keterkaitan tujuan tersebut dengan kepentingan pribadinya. Semakin
sulit tingkat tujuan, prestasi karyawan semakin meningkat namun jika terlalu
sulit akan membuat karyawann frustasi. Maka manajer perlu mengidentifikasi
level prestasi yang paling rasional bagi karyawannya sehingga prestasi kerja
dapat optimal.
v TEORI KEADILAN (J.S. ADAMS)
Manusia selalu terdorong untuk
mendapat perlakuan yang adil. Situasi keadilan terjadi jika output (hasil)
dibanding input (pengorbanan) seorang karyawan sama dengan karyawan lainnya.
Jika situasinya tidak adil, maka akan mendorong karyawan untuk berbuat sesuatu agar
kondisi keadilan tercapai. Misalnya karyawan yang rajin seharusnya menerima
gaji lebih besar dibandingkan karyawan yang malas apabila itu tidak terjadi
maka ia akan menjadi pemalas atau melakukan hal yang merugikan perusahaan.
v TEORI PENGHARAPAN (V. VROOM)
Teori pengharapan mengemukakan bahwa
kinerja karyawan merupakan fungsi dari kemampuan dan motivasinya. Motivasi
dipengaruhi oleh ekspektansi dan valensi. Secara matematis dapat dirumuskan
sebagai, P = f (A x M), M = f (E x V). Pengharapan atau ekspektansi adalah
probabilitas bahwa dengan usaha tertentu, tugas yang dibebankan kepada karyawan
dapat diselesaikan. Semakin tinggi kemampuan dan ketrampilan kerja maka makin
tinggi pula nilai ekspektansi, berarti karyawan merasa semakin yakin dapat
menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya.
4.
PENGELOLAAN
DAN PENINGKATAN MOTIVASI KARYAWAN
1)
Motivasi
Melalui Komunikasi Efektif
Masalah
yang sering terjadi dalam perusahaan adalah terjadinya komunikasi satu arah.
Pemimpin perusahaan memberikan instruksi
kepada bawahan tanpa memperhatikan reaksi dan tanggapan dari bawahan. Aliran
yang terjadi adalah aliran satu arah, yaitu dari atasan kepada bawahan saja (top to bottom). Konsep MBO (Management By Objective) menekankan
bahwa komunikasi yang terjadi dalam perusahaan
sebaiknya adalah komunikasi dua arah (two
ways communication). Hal ini sangat penting untuk menghindari kesenjangan atau
kesalahah pahaman antara kedua belah pihak dan akan terdapat komunikasi yang
efektif dan berkesinambungan satu sama lain untuk meningkatkan sinergi kerja
dalam organisasi.
2)
Pemberdayaan
Karyawan
Pemberdayaan
karyawan adalah memberikan otonomi, kekuasaan dan kepercayaan kepada karyawan, serta mendorong
karyawan untuk lebih fleksibel terhadap aturan yang ada demi tercapainya tugas
yang dilakukan. Hal ini dilakukan supaya
karyawan lebih berani mengambil resiko serta memiliki tanggung jawab yang besar
terhadap pekerjaan yang dipercayakan kepadanya.
3)
Mengenalkan
Intrapreneurship
Intrapreneurship adalah
sifat atau jiwa wirausaha yang berada pada lingkungan organisasi formal.
Pengenalan intrapreneurship penting
karena karyawan diberikan ruang dan kebebasan untuk mengembangkan
kreativitas dan semangat untuk melakukan inovasi-inovasi. Hal ini akan lebih
menyenangkan bagi karyawan daripada harus mengikuti prosedur birokrasi yang
berbelit-belit dan membatasi pengembangan keterampilan serta kreativitas dalam
bekerja.
5.
HUBUNGAN
INDUSTRIAL
1)
Manajeman
Ilmiah (F.W Taylor)
Manajemen
ilmiah adalah studi ilmiah dan pembagian pekerjaan menjadi elemen-elemen
pekerjaan mekanis terkecil, kemudian merangkainya melalui kombinasi cara yang
paling efisien. Kegiatan-kegiatan dalam organisasi dibagi menjadi
aktivitas-aktivitas kecil yang terbatas agar karyawan dapat bekerja secara
lebih efisien melalui penguasaan pekerjaan.
2)
Studi
Hawthorne (Elton Mayo)
Studi
Hawthorne adalah serangkaian percobaan-percobaan yang menemukan bahwa kelompok
kerja secara signifikan dipengaruhi oleh cara karyawan berperilaku dan
berprestasi. Menutnya manusia adlah mahluk sosial yang motivasi kerjanya
meningkat jika mereka merasa diperhatikan oleh orang lain, sehingga karyawan
bukanlah sumber daya yang kita manfaatkan tetapi manusia yang menjadi partner
perusahaan dalam mencapai tujuan.
6.
ORGANISASI
PEKERJA DAN JAMINAN SOSIAL
Perusahaan
dipandang sebagai lembaga yang mengadakan kerjasama individu, yaitu karyawan
melalui kontrak kerja yyang telah disepakati bersama sebelumnya, sehingga
perusahaan tidak dapat semena-mena karena bila hal itu terjadi perusahaan akan
berhadapan dengan tata hukum kerja di Departemen Tenaga Kerja dan masyarakat.
Misalnya masalah UMR karyawan biasanya selalu dipihak yang lemah dan selalu
dirugikan dengn ancaman pemecatan apabila berani berdemo, inilah yang
menimbulkan munculnya organisasi pekerja dalam berbagai bentuk dengan tujuan
berusaha membela kepentingan karyawan dalam rangka mencapai kesejahteraan
karyawan.
1) ORGANISASI PEKERJA
Organisasi
pekerja adalah organisasi yang mewakili karyawan dalam hal masalah penggajian,
jam kerja, dan kondisi atau lingkungan kerja yang merugikan karyawan.
Organisasi ini ada di setiap perusahaan dan diakui secara nasional sebagai
wakil karyawan.
2) ALASAN KARYAWAN BERGABUNG DENGAN
ORGANISASI PEKERJA
Alasan
yang mendasar bergabungnya karyawan dalam organisasi pekerja adalah bahwa
organisasi pekerja memberikan beberapa hal yang diperlukan oleh karyawan dimana
pihak manajemen atau atasan tidak mampu untuk menyediakannya. Dampak bagi
karyawan setelah mendapatkan hak perlindungan ini adalah mereka akan memberikan
karya yang terbaik pada perusahaan setelah perusahaan juga mampu menghargai dan
memberikan kompensasi yang sesuai.
3) KEKUATAN TAWAR-MENAWAR DAN
NEGOSIASI EFEKTIF
Tawar-menawar
yang dimaksud adalah proses diman karyawn dan pemilik karyawan dan pemilik
perusahaan diwakili oleh seseorang atau lembaga untuk bernegosiasi tentang
sebuah kontrak kerja yang mengatur penggajian, jam kerja, dan beberapa
kebijakan terhadap karyawan. Beberapa hal yang biasanya menjadi poin-poin
pembicaraan:
1.
Praktek kepegawaian(meliputi prosedur
rekrutmen, transfer, promosi, dan lain-lain)
2.
Pemberian kerja (meliputi: jam kerja,
jam istirahat, kerja lembur, dan sebagainya)
3.
Penggajian (meliputi: pemberian bonus,
tarif upah dasar, upah lembur, dan sebagainya)
4.
Hak karyawan dan pihak manajemen
(meliputi: hak sebagai pemberi wewenang)
5.
Keuntungan (meliputi:pemberian diskon
produk, pemberian asuransi dan sebagainya)
0 comments:
Post a Comment
Tinggalkan komentar anda...