Monday, 15 July 2013

Perubahan Sosial Budaya

A.    Pengertian Perubahan Sosial Budaya

Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.
Dalam memahami perubahan sosial budaya, harus mengerti terlebih dahulu pegertian perubahan sosial budaya. Para ahli sosiologi dan antropologi telah membatasi pengertian perubahan sosial budaya agar tidak terjadi pembicaraan yang tidak searah. Banyak para ahli yang berpendapat bahwa perubahan sosial merupakan gejala wajar yang timbul dari pergaulan hidup manusia. Ada juga ahli yang berpendapat bahwa perubahan sosial terjadi karena adanya perubahan dalam unsur-unsur yang mempertahankan keseimbangan masyarakat. Oleh karenanya, perubahan sosial budaya tetap ada dalam suatu masyarakat.
Maclver berpendapat bahwa perubahan-perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan dalam hubungan sosial (social relationship) atau sebagai suatu perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial.
Gillin dan Gillin mengatakan perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan, materiil, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi atauun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.
Banyak yang mempersoalkan perbedaan antara perubahan sosial dengan perubahan budaya. Kingsley Davis berpendapat bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan budaya. Perubahan dalam kebudayaan mencangkup semua bagianya yaitu kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, dan sebagainya.
Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya ini bisa merubah struktur, fungsi, nilai, norma, pranata, dan semua aspek lainnya. Perubahan ini bisa terjadi pada salah satu anggota masyarakat atau seluruh lapisan masyarakat.

B.     Faktor Penyebab Perubahan Sosial Budaya

Perubahan sosial budaya terjadi karena beberapa faktor, diantaranya adalah:
1.      Faktor Eksternal.
a.       Perubahan lingkungan fisik manusia (bencana alam ).
Perubahan lingkungan fisik manusia atau bencana alam juga mempengaruhi perubahan sosial masyarakat. Banjir, tanah longsor, gempa bumi dan ain sebagainya akan menyebabkan masyarakat berpindah tempat. Hal ini akan mempengaruhi perubahan kelembagaan masyarakat. Misalnya masyarakat yang hidup dengan berburu dan kemudian berpindah tempat ke wilayah pertanian, maka mereka harus menyesuaikan diri dengan bertani. Terjadinya bencana alam juga bisa disebabkan karena ulah manusia itu sendiri. Misalnya banjir yang terjadi karena masyarakat menebang hutan dan membuang sampah di sungai.
b.      Pengaruh kebudayaan masyarakat lain (defusi).
Hal ini terjadi karena kebudayaan masyarakat lain yang mencoba memasukkan kebudayaannya. Oleh karenanya akan terjadi hubungan timbal balik yaitu masyarakat akan memengaruhi masyarakat yang lain tapi masyarakat itu juga akan menerima pengaruh dari masyarakat lain.
c.       Peperangan.
Peperangan juga akan menyebabkan perubahan dalam masyarakat. Karena bagi negara yang menang dalam peperangan akan memaksakan kebudayaan pada negara yang kalah, sehingga bagi negara yang kalah akan mengalami perubahan dalam kelembagaan kemasyarakatannya.

2.         Faktor Internal
a.       Bertambah atau berkurangnya penduduk.
Hal ini dapat menyebabkan terjadinya perubahan struktur masyarakat, terutama lembaga kemasyarakatan. Berkurangnya penduduk ini bisa terjadi karena adanya perubahan penduduk misalnya dari desa ke kota atau dari daerah yang satu ke daerah yang lain. (soerjono soekanto, sosiologi suatu pengantar, hlm.275)

b.      Penemuan-penemuan baru (inovation) dan gagasan baru.
Penemuan baru dalam masyarakat pada mulanya akan diterima oleh masyarakat, dipelajari dan kemudian akan diaplikasikan atau di pakai dalam masyarakat yang bersangkutan. Penemuan baru atau inovasi akan berlangsung secara bertahap. Untuk tahap awal disebut dengan discovery, yaitu penemuan unsur kebudayaan yang baru baik berupa alat maupun gagasan yang diciptakan individu atau serangkaian ciptaan para individu. (soerjono soekanto, sosiologi suatu pengantar, hlm.276). Jika masyarakat sudah mengaui dan menerapkan atau memanfaatkan penemuan baru itu, maka disebut dengan inovasi.
c.       Pertentangan-pertentangan dalam masyarakat (konflik).
d.      Pemberontakan atau revolusi.

C.       Faktor yang mempengaruhi jalannya proses perubahan

1.         Faktor yang mendorong jalannya proses perubahan:
a.       Kontak dengan kebudayaan lain.
Yang dimaksud disini yaitu suatu proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari individu kepada individu yang lain atau dari masyarakat yang satu ke masyarakat yang lain yang disebut dengan difusi. Sehingga penemuan baru dari individu yang diterima masyarakat akan s-diteruskan dan disebarkan ke individu atau masyarakat yang lain.
b.      Sistem pendidikan formal yang maju.
Pendidikan mengajarkan kepada manusia untuk berpikir secara objektif apakah kebudayaannya akan bermanfaat di masa depan atau tidak.
c.       Sikap menghargai karya orang lain dan keinginan untuk maju.
Memberikan penghargaan kepada seseorang yang telah menghasilkan suatu karya juga akan menyebabkan berjalannya suatu proses perubahan karena akan mendorong orang lain untuk terus menghasilkan karya yang lebih baik.
d.      Sistem terbuka masyarakat.
Hal ini akan memberikan kesempatan kepada individu untuk maju dengan kemampuannya sendiri yang melakukan pendekatan atau menjalin komunikasi dengan golongan yang berkedudukan tinggi dengan maksud agar di perlakukan sama dengan mereka. Kejadian seperti ini dalam sosiologi disebut dengan status-anxiety atau menaikkan kedudukan sosialnya.
e.       Penduduk yang heterogen
Penduduk atau masyarakat yang terdiri dari kelompok-kelompok kebudayaan yang berbeda akan mudah terjadi pertentangan antara yang satu dengan yang lain, sehingga hal ini akan mendorong jalannya perubahan sosial budaya dalam masyarakat.

2.      Faktor yang menghambat jalannya proses perubahan.
a.       Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.
Suatu kelompok masyarakat yang tidak membuka hubungan dengan masyarakat lain akan membatasi dirinya sendiri untuk mengetahui perubahan-perubahan yang mungkin akan memperkaya kebudayaannya sendiri. Masyarakat yang seperti ini mempunyai pemikiran yang hanya terpaku pada tradisi nenek moyangnya saja.
b.      Pengetahuan ilmu pengetahuan yang terlambat.
Hal ini terjadi karena masyarakat yang acuh terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, bisa juga terjadi karena lama dijajah oleh masyarakat lain.
c.       Sikap masyarakat yang sangat tradisional.
Masyarakat yang hanya mengagung-agungkan kebudayaannya sendiri atau tradisinya sendiri tanpa mau membuka untuk masyarakat lain akan sulit mengalai suatu perubahan.
d.      Adat dan kebiasaan.
Masyarakat yang menentang adanya suatu inovasi akan sulit juga mengalami perubahan ke hal yang lebih baik. Sistem mata pencaharian, pakaian masyarakat tertentu dan lain sebagainya yang sudah menjadi adat dan kebiasaan yang sangat sulit dirubah dan menerima perubahan.
e.       Hambatan yang bersifat ideologis.
Usaha perubahan pada unsur kebudayaan rohaniah biasanya diartikan sebagai usaha yang berlawanan dengan ideologi masyarakat yang sudah menjadi dasar integrasi masyarakat tersebut.




D.       Proses-proses Perubahan Sosial dan Kebudayaan.

1.      Penyesuaian masyarakat terhadap  perubahan.
Keserasian dalam hidup bermasyarakat menjadi idaman bagi semua amsyarakat. Keserasian yang dimaksud sebagai suatu keadaan di mana lembaga-lembaga kemasyarakatan yang pokok benar-benar berfungsi dan saling mengisi (soerjono soekanto, sosiologi suatu pengantar,hlm. 288). Dengan keadaan yang seperti itu maka individu dalam masyarakat akan mengalami ketentraman karena sesuai dengan nilai dan norma yang telah ada.
2.      Saluran-saluran perubahan sosial dan kebudayaan.
Saluran-saluran perubahan sosial dan kebudayaan merupakan saluran yang akan dilalui untuk menyalurkan suatu perubahan. Saluran tersebut adalah lembaga kemasyarakatan bidang pendidikan, ekonomi, agama, rekreasi, dan lain sebagainya. Lembaga kemasyarakatan yang tertinggi akan menjadi saluran utama.
3.      Disorganisasi (Disentregasi) dan reorganisasi (reintegrasi).
Disorganisasi adalah keadaan yang menunjukkan ketidakserasian pada bagian-bagian dari suatu kebulatan yang utuh. Disoraganisasi atau disentegrasi dapat dikatakan sebagai pudarnya norma-norma dan nilai dalam masyarakat dikarenakan adanya perubahan pada lembaga kemasyarakatan. Sedangkan reorganisasi dapat dikatakan sebagai suatu proses untuk membentuk kembali norma-norma yang telah pudar yang serasi dengan lembaga kemasyarakatan yang telah mengalami perubahan.

E.       Arah Perubahan (Direction of Change).

                           Perubahan bergerak meninggalkan faktor pengubahnya, akan tetapi setelah meninggalkan faktor itu mungkin perubahan bergerak pada sesuatu bentuk yang sama sekali baru atau mungkin pula bergerak ke arah suatu bentuk yang sudah ada dalam waktu yang lampau.

F.        Contoh Perubahan Sosial Budaya

Berikut adalah contoh perubahan sosial budaya yang terjadi di sekitar kita.
1.         Pakaian
Perubahan mode pakaian pada masyarakat bisa saja terjadi. Dahulu semua masyarakat menggunakan pakaian adat khasnya. Namun, seiring dengan kemajuan dari perkembangan masyarakat tersebut membuat sedikit demi sedikit anggota masyarakat mulai meninggalkan pakaian adatnya dan menggunakan pakaian yang menjadi trend di daerah itu.
Seperti contoh, sekarang adalah jamannya demam Korea. Bagi penggemar beratnya, mereka selalu mencari dan menggunakan pakaian yang biasa digunakan orang Korea. Namun, masyarakat tetap tidak meninggalkan pakaian adat mereka dan tetap menggunakannya dalam acara tertentu. Seperti pakaian adat Bali yang digunakan setiap kali mereka sembahyang di pura.

2.      Kesenian
Kesenian bisa saja berubah atau tergantikan seiring perkembangan zaman. Saat ini, banyak kesenian di Indonesia yang mulai punah karena anak bangsa tidak suka dengan kesenian tersebut. Bahkan mereka lebih suka mempelajari kesenian asing dengan alasan trendy. Namun, masih banyak kesenian populer Indonesia yang masih bisa bertahan sampai sekarang.



3.      Bahasa Daerah
Indonesia memiliki banyak sekali bahasa daerah. Namun, banyak juga bahasa yang mulai punah. Itu mungkin disebabkan karena mereka lebih berminat untuk menggunakan Bahasa Indonesia atau bahasa Inggris dibandingkan bahasa daerahnya sendiri. Itu mungkin karena bahasa tersebut jangkauan komunikasinya lebih luas dibandingkan bahasa daerahnya yang cenderung hanya dimengerti oleh anggota masyarakat di daerah tersebut.

4.      Masuknya Budaya Barat
Budaya di Indonesia telah banyak tercampur dengan budaya asing. Itu mungkin disebakan karena kebudayaan itu lebih menyenangkan dibandingkan budayanya sendiri. Seperti budaya hari Valentine dan pesta ulang tahun.
Sebenarnya budaya asli Indonesia telah memiliki budaya yang mirip dengan budaya tadi. Namun, budaya tersebut terkadang dianggap kurang meriah. Contoh perubahan besar lainnya adalah penggunaan komputer dan alat-alat teknologi sebagai pengganti buku untuk mencari tugas. Hal itu disebabkan oleh kemudahan menggunakan alat-alat teknologi tersebut.

5.      Cara Berkomunikasi
Perubahan pada cara berkomunikasi bisa terjadi. Beberapa tahun lalu kita masih menggunakan surat untuk berkomunikasi jarak jauh dan sekarang, dengan menggunakan jejaring sosial atau alat komunikasi, seseorang bisa berkomunikasi dengan cepat dan praktis.

G.    Dampak perubahan sosial budaya.

1.      Dampak positif.
Perubahan sosial budaya dapat memberikan dampak yang positif kepada masyarakat. Perubahan dapat terjadi jika masyarakat dengan kebudayaan mampu menyesuaikan diri dengan perubahan. Dampak posiitf dapat dilihat dalam acara kesenian daerah yang sudah dipadukan dengan seni modern, sehingga kesenian daerah tetap berkembang dan seni modern bisa diterima oleh masyarakat setempat.
2.      Dampak negatif.
Perubahan budaya selain memberikan dampak positif juga memberikan dampak negatif. Dampak negatif terjadi apabila masyarakat dengan kebudayaannya tidak mampu menyesuaikan diri dengan gerak perubahan. Penerimaan masyarakat terhadap perubahan sosial budaya dapat dilihat dari perilaku masyarakat yang bersangkutan. Jika perubahan sosial budaya tersebut menyimpang atau berpengaruh pada nilai dan norma maka perilaku masyarakat akan negatif.

3.      Dampak Perubahan Sosial bagi Kehidupan Sosial
Terdapat beberapa tanggapan masyarakat sebagai dampak perubahan sosial yang menimbulkan suatu ketidakpuasan, penyimpangan masyarakat, ketinggalan, atau ketidaktahuan adanya perubahan, yaitu sebagai berikut.

  1. Perubahan yang diterima masyarakat kadang-kadang tidak sesuai dengan keinginan. Hal ini karena setiap orang memiliki gagasan mengenai perubahan yang mereka anggap baik sehingga perubahan yang terjadi dapat ditafsirkan bermacam-macam, sesuai dengan nilai-nilai sosial yang mereka miliki.
  2. Perubahan mengancam kepentingan pihak yang sudah mapan. Hak istimewa yang diterima dari masyarakat akan berkurang atau menghilang sehingga perubahan dianggapnya akan mengancangkan berbagai aspek kehidupan. Untuk mencegahnya, setiap perubahan harus dihindari dan ditentang karena tidak sesuai kepentingan kelompok masyarakat tertentu.
  3. Perubahan dianggap sebagai suatu kemajuan sehingga setiap perubahan harus diikuti tanpa dilihat untung ruginya bagi kehidupan. Pembahan juga dianggap membawa nilai-nilai baru yang modern.
  4. Ketidaktahuan pada perubahan yang terjadi. Hal ini meng­akibatkan seseorang ketinggalan informasi tentang perkem­bangan dunia.
  5. Masa bodoh terhadap perubahan. Hal itu disebabkan perubahan sosial yang terjadi dianggap tidak akan menimbulkan pengaruh bagi dirinya.
  6. Ketidaksiapan menghadapi perubahan. Pengetahuan dan kemampuan seseorang terbatas, dampak perubahan sosial yang terjadi ia tidak memiliki kesempatan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

Soekanto, soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar . Jakarta: Rajawali Pers

0 comments:

Post a Comment

Tinggalkan komentar anda...