A. Pengertian
Perubahan Sosial Budaya
Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat
dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman
mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari
perubahan.
Dalam memahami
perubahan sosial budaya, harus mengerti terlebih dahulu pegertian perubahan
sosial budaya. Para ahli sosiologi dan antropologi telah membatasi pengertian
perubahan sosial budaya agar tidak terjadi pembicaraan yang tidak searah.
Banyak para ahli yang berpendapat bahwa perubahan sosial merupakan gejala wajar
yang timbul dari pergaulan hidup manusia. Ada juga ahli yang berpendapat bahwa
perubahan sosial terjadi karena adanya perubahan dalam unsur-unsur yang
mempertahankan keseimbangan masyarakat. Oleh karenanya, perubahan sosial budaya
tetap ada dalam suatu masyarakat.
Maclver berpendapat
bahwa perubahan-perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan dalam hubungan
sosial (social relationship) atau sebagai suatu perubahan terhadap keseimbangan
(equilibrium) hubungan sosial.
Gillin dan Gillin
mengatakan perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara
hidup yang telah diterima baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan,
materiil, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi atauun
penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.
Banyak yang
mempersoalkan perbedaan antara perubahan sosial dengan perubahan budaya.
Kingsley Davis berpendapat bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari
perubahan budaya. Perubahan dalam kebudayaan mencangkup semua bagianya yaitu
kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, dan sebagainya.
Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya
dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya ini bisa
merubah struktur, fungsi, nilai, norma, pranata, dan semua aspek lainnya.
Perubahan ini bisa terjadi pada salah satu anggota masyarakat atau seluruh
lapisan masyarakat.
B. Faktor
Penyebab Perubahan Sosial Budaya
Perubahan sosial budaya terjadi karena beberapa faktor, diantaranya adalah:
1. Faktor Eksternal.
a. Perubahan
lingkungan fisik manusia (bencana alam ).
Perubahan lingkungan fisik manusia
atau bencana alam juga mempengaruhi perubahan sosial masyarakat. Banjir, tanah
longsor, gempa bumi dan ain sebagainya akan menyebabkan masyarakat berpindah
tempat. Hal ini akan mempengaruhi perubahan kelembagaan masyarakat. Misalnya
masyarakat yang hidup dengan berburu dan kemudian berpindah tempat ke wilayah
pertanian, maka mereka harus menyesuaikan diri dengan bertani. Terjadinya
bencana alam juga bisa disebabkan karena ulah manusia itu sendiri. Misalnya
banjir yang terjadi karena masyarakat menebang hutan dan membuang sampah di
sungai.
b. Pengaruh
kebudayaan masyarakat lain (defusi).
Hal ini terjadi karena kebudayaan masyarakat lain yang mencoba
memasukkan kebudayaannya. Oleh karenanya akan terjadi hubungan timbal balik yaitu
masyarakat akan memengaruhi masyarakat yang lain tapi masyarakat itu juga akan
menerima pengaruh dari masyarakat lain.
c. Peperangan.
Peperangan juga akan menyebabkan perubahan dalam
masyarakat. Karena bagi negara yang menang dalam peperangan akan memaksakan
kebudayaan pada negara yang kalah, sehingga bagi negara yang kalah akan
mengalami perubahan dalam kelembagaan kemasyarakatannya.
2.
Faktor Internal
a.
Bertambah atau berkurangnya penduduk.
Hal ini dapat menyebabkan terjadinya
perubahan struktur masyarakat, terutama lembaga kemasyarakatan. Berkurangnya
penduduk ini bisa terjadi karena adanya perubahan penduduk misalnya dari desa
ke kota atau dari daerah yang satu ke daerah yang lain. (soerjono soekanto, sosiologi suatu pengantar, hlm.275)
b.
Penemuan-penemuan baru (inovation) dan gagasan baru.
Penemuan baru dalam masyarakat pada
mulanya akan diterima oleh masyarakat, dipelajari dan kemudian akan
diaplikasikan atau di pakai dalam masyarakat yang bersangkutan. Penemuan baru
atau inovasi akan berlangsung secara bertahap. Untuk tahap awal disebut dengan
discovery, yaitu penemuan unsur kebudayaan yang baru baik berupa alat maupun
gagasan yang diciptakan individu atau serangkaian ciptaan para individu.
(soerjono soekanto, sosiologi suatu
pengantar, hlm.276). Jika masyarakat sudah mengaui dan menerapkan atau
memanfaatkan penemuan baru itu, maka disebut dengan inovasi.
c.
Pertentangan-pertentangan dalam masyarakat (konflik).
d.
Pemberontakan atau revolusi.
C. Faktor
yang mempengaruhi jalannya proses perubahan
1.
Faktor
yang mendorong jalannya proses perubahan:
a.
Kontak
dengan kebudayaan lain.
Yang dimaksud disini yaitu suatu proses
penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari individu kepada individu yang lain atau
dari masyarakat yang satu ke masyarakat yang lain yang disebut dengan difusi.
Sehingga penemuan baru dari individu yang diterima masyarakat akan s-diteruskan
dan disebarkan ke individu atau masyarakat yang lain.
b.
Sistem
pendidikan formal yang maju.
Pendidikan mengajarkan kepada manusia untuk
berpikir secara objektif apakah kebudayaannya akan bermanfaat di masa depan
atau tidak.
c.
Sikap
menghargai karya orang lain dan keinginan untuk maju.
Memberikan penghargaan kepada seseorang yang
telah menghasilkan suatu karya juga akan menyebabkan berjalannya suatu proses
perubahan karena akan mendorong orang lain untuk terus menghasilkan karya yang
lebih baik.
d.
Sistem
terbuka masyarakat.
Hal ini akan memberikan kesempatan kepada
individu untuk maju dengan kemampuannya sendiri yang melakukan pendekatan atau
menjalin komunikasi dengan golongan yang berkedudukan tinggi dengan maksud agar
di perlakukan sama dengan mereka. Kejadian seperti ini dalam sosiologi disebut
dengan status-anxiety atau menaikkan kedudukan sosialnya.
e.
Penduduk
yang heterogen
Penduduk atau masyarakat yang terdiri dari kelompok-kelompok
kebudayaan yang berbeda akan mudah terjadi pertentangan antara yang satu dengan
yang lain, sehingga hal ini akan mendorong jalannya perubahan sosial budaya
dalam masyarakat.
2. Faktor yang menghambat jalannya proses
perubahan.
a. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.
Suatu kelompok masyarakat yang tidak membuka
hubungan dengan masyarakat lain akan membatasi dirinya sendiri untuk mengetahui
perubahan-perubahan yang mungkin akan memperkaya kebudayaannya sendiri.
Masyarakat yang seperti ini mempunyai pemikiran yang hanya terpaku pada tradisi
nenek moyangnya saja.
b. Pengetahuan ilmu pengetahuan yang terlambat.
Hal ini terjadi karena masyarakat yang acuh
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, bisa juga terjadi karena lama dijajah
oleh masyarakat lain.
c. Sikap masyarakat yang sangat tradisional.
Masyarakat yang hanya mengagung-agungkan
kebudayaannya sendiri atau tradisinya sendiri tanpa mau membuka untuk
masyarakat lain akan sulit mengalai suatu perubahan.
d. Adat dan kebiasaan.
Masyarakat yang menentang adanya suatu
inovasi akan sulit juga mengalami perubahan ke hal yang lebih baik. Sistem mata
pencaharian, pakaian masyarakat tertentu dan lain sebagainya yang sudah menjadi
adat dan kebiasaan yang sangat sulit dirubah dan menerima perubahan.
e. Hambatan yang bersifat ideologis.
Usaha perubahan pada unsur kebudayaan
rohaniah biasanya diartikan sebagai usaha yang berlawanan dengan ideologi
masyarakat yang sudah menjadi dasar integrasi masyarakat tersebut.
D.
Proses-proses Perubahan Sosial dan
Kebudayaan.
1. Penyesuaian masyarakat terhadap perubahan.
Keserasian dalam hidup bermasyarakat menjadi
idaman bagi semua amsyarakat. Keserasian yang dimaksud sebagai suatu keadaan di
mana lembaga-lembaga kemasyarakatan yang pokok benar-benar berfungsi dan saling
mengisi (soerjono soekanto, sosiologi
suatu pengantar,hlm. 288). Dengan keadaan yang seperti itu maka individu
dalam masyarakat akan mengalami ketentraman karena sesuai dengan nilai dan
norma yang telah ada.
2. Saluran-saluran perubahan sosial dan
kebudayaan.
Saluran-saluran perubahan sosial dan
kebudayaan merupakan saluran yang akan dilalui untuk menyalurkan suatu
perubahan. Saluran tersebut adalah lembaga kemasyarakatan bidang pendidikan,
ekonomi, agama, rekreasi, dan lain sebagainya. Lembaga kemasyarakatan yang tertinggi
akan menjadi saluran utama.
3. Disorganisasi (Disentregasi) dan reorganisasi
(reintegrasi).
Disorganisasi adalah keadaan yang menunjukkan
ketidakserasian pada bagian-bagian dari suatu kebulatan yang utuh.
Disoraganisasi atau disentegrasi dapat dikatakan sebagai pudarnya norma-norma
dan nilai dalam masyarakat dikarenakan adanya perubahan pada lembaga
kemasyarakatan. Sedangkan reorganisasi dapat dikatakan sebagai suatu proses
untuk membentuk kembali norma-norma yang telah pudar yang serasi dengan lembaga
kemasyarakatan yang telah mengalami perubahan.
E.
Arah Perubahan (Direction of Change).
Perubahan
bergerak meninggalkan faktor pengubahnya, akan tetapi setelah meninggalkan
faktor itu mungkin perubahan bergerak pada sesuatu bentuk yang sama sekali baru
atau mungkin pula bergerak ke arah suatu bentuk yang sudah ada dalam waktu yang
lampau.
F.
Contoh Perubahan
Sosial Budaya
Berikut adalah contoh perubahan sosial budaya yang terjadi di
sekitar kita.
1.
Pakaian
Perubahan mode pakaian pada masyarakat bisa saja terjadi. Dahulu
semua masyarakat menggunakan pakaian adat khasnya. Namun, seiring dengan
kemajuan dari perkembangan masyarakat tersebut membuat sedikit demi sedikit
anggota masyarakat mulai meninggalkan pakaian adatnya dan menggunakan pakaian
yang menjadi trend di daerah itu.
Seperti contoh, sekarang adalah jamannya demam Korea. Bagi
penggemar beratnya, mereka selalu mencari dan menggunakan pakaian yang biasa
digunakan orang Korea. Namun, masyarakat tetap tidak meninggalkan pakaian adat
mereka dan tetap menggunakannya dalam acara tertentu. Seperti pakaian adat Bali
yang digunakan setiap kali mereka sembahyang di pura.
2.
Kesenian
Kesenian bisa saja berubah atau tergantikan seiring perkembangan
zaman. Saat ini, banyak kesenian di Indonesia yang mulai punah karena anak
bangsa tidak suka dengan kesenian tersebut. Bahkan mereka lebih suka
mempelajari kesenian asing dengan alasan trendy. Namun, masih banyak kesenian
populer Indonesia yang masih bisa bertahan sampai sekarang.
3.
Bahasa
Daerah
Indonesia memiliki banyak sekali bahasa daerah. Namun, banyak juga
bahasa yang mulai punah. Itu mungkin disebabkan karena mereka lebih berminat
untuk menggunakan Bahasa Indonesia atau bahasa Inggris dibandingkan bahasa
daerahnya sendiri. Itu mungkin karena bahasa tersebut jangkauan komunikasinya
lebih luas dibandingkan bahasa daerahnya yang cenderung hanya dimengerti oleh
anggota masyarakat di daerah tersebut.
4.
Masuknya
Budaya Barat
Budaya di Indonesia telah banyak tercampur
dengan budaya asing. Itu mungkin disebakan karena kebudayaan itu lebih
menyenangkan dibandingkan budayanya sendiri. Seperti budaya hari Valentine dan
pesta ulang tahun.
Sebenarnya budaya asli Indonesia telah
memiliki budaya yang mirip dengan budaya tadi. Namun, budaya tersebut terkadang
dianggap kurang meriah. Contoh perubahan besar lainnya adalah penggunaan
komputer dan alat-alat teknologi sebagai pengganti buku untuk mencari tugas.
Hal itu disebabkan oleh kemudahan menggunakan alat-alat teknologi tersebut.
5.
Cara
Berkomunikasi
Perubahan pada cara berkomunikasi bisa terjadi. Beberapa tahun
lalu kita masih menggunakan surat untuk berkomunikasi jarak jauh dan sekarang,
dengan menggunakan jejaring sosial atau alat komunikasi, seseorang bisa
berkomunikasi dengan cepat dan praktis.
G.
Dampak
perubahan sosial budaya.
1. Dampak
positif.
Perubahan sosial budaya
dapat memberikan dampak yang positif kepada masyarakat. Perubahan
dapat terjadi jika masyarakat dengan kebudayaan mampu menyesuaikan diri dengan
perubahan. Dampak posiitf dapat dilihat dalam acara kesenian
daerah yang sudah dipadukan dengan seni modern, sehingga kesenian daerah tetap
berkembang dan seni modern bisa diterima oleh masyarakat setempat.
2. Dampak
negatif.
Perubahan budaya selain
memberikan dampak positif juga memberikan dampak negatif.
Dampak negatif terjadi apabila masyarakat dengan kebudayaannya tidak mampu
menyesuaikan diri dengan gerak perubahan. Penerimaan masyarakat terhadap
perubahan sosial budaya dapat dilihat dari perilaku masyarakat yang bersangkutan.
Jika perubahan sosial budaya tersebut menyimpang atau berpengaruh pada nilai
dan norma maka perilaku masyarakat akan negatif.
3.
Dampak Perubahan Sosial bagi Kehidupan Sosial
Terdapat beberapa tanggapan
masyarakat sebagai dampak perubahan sosial yang menimbulkan
suatu ketidakpuasan, penyimpangan masyarakat, ketinggalan, atau ketidaktahuan
adanya perubahan, yaitu sebagai berikut.
- Perubahan yang diterima masyarakat kadang-kadang tidak
sesuai dengan keinginan.
Hal ini karena setiap orang memiliki gagasan mengenai perubahan yang
mereka anggap baik sehingga perubahan yang terjadi dapat ditafsirkan
bermacam-macam, sesuai dengan nilai-nilai sosial yang mereka miliki.
- Perubahan mengancam kepentingan pihak yang sudah mapan. Hak istimewa yang diterima dari masyarakat akan
berkurang atau menghilang sehingga perubahan dianggapnya akan
mengancangkan berbagai aspek kehidupan. Untuk mencegahnya, setiap perubahan
harus dihindari dan ditentang karena tidak sesuai kepentingan kelompok
masyarakat tertentu.
- Perubahan dianggap sebagai suatu kemajuan sehingga
setiap perubahan harus diikuti tanpa dilihat untung ruginya bagi kehidupan. Pembahan juga dianggap membawa nilai-nilai baru yang
modern.
- Ketidaktahuan pada perubahan yang terjadi. Hal ini mengakibatkan seseorang ketinggalan
informasi tentang perkembangan dunia.
- Masa bodoh terhadap perubahan. Hal itu disebabkan perubahan sosial yang terjadi
dianggap tidak akan menimbulkan pengaruh bagi dirinya.
- Ketidaksiapan menghadapi perubahan. Pengetahuan dan kemampuan seseorang terbatas, dampak
perubahan sosial yang terjadi ia tidak memiliki kesempatan untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Soekanto, soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar . Jakarta: Rajawali Pers
0 comments:
Post a Comment
Tinggalkan komentar anda...