Monday 8 July 2013

Masyarakat dan Kebudayaan

A.  Pengertian Masyarakat
Masyarakat bukanlah sekadar kumpulan sejumlah individu. Lebih dari itu, masyarakat merupakan system yang terbentuk oleh asosiasi di antara individu-individu di dalamnya serta mewakili sebuah realitas tertentu yang memiliki karakteristik tersendiri. Kelompok masyarakat yang terbentuk akan berpikir, merasakan, dan bertindak. Kata Masyarakat (sosial) maupun society (masyarakat) diambil dari bahasa Latin, yaitu “socius”, yang berarti teman atau kawan. Arti tersebut menekankan pertemanan dan persahabatan yang kuat. Pada abad ke-19, pengertian mengenai "masyarakat" dikembangkan menjadi lebih cenderung ke sekelompok atau perkumpulan manusia dan komunitas yang menjadi wadah pengalaman manusia, keluarga, desa, jemaah gereja, kota, dan kelas serta perkumpulan sukarela. Merka sering menunjukkan terbentuknya perkumpulan-perkumpulan atas tujuan-tujuan baik. Sejak itu, gagasan mengenai society atau masyarakat berkembang menjadi gagasan inti para sosiolog, sesuatu yang disoroti, bahkan dibangun oleh mereka, sebagaimana mereka menjadikannya sebagai objek penelitian. Saat ini masyarakat dapat diartikan sebagai orang-orang yang memiliki fungsi bersama dalam sebuah perkumpulan di luar aparatur negara.
B.  Fungsi Masyarakat
1.      Untuk melatih dalam bersosialisasi
2.      Memberikan pengalaman untuk bersosialisasi
3.      Menumbuhkan rasa percaya diri pada individu
4.      Mengajarkan untuk mengenal lingkungan
5.      Mengenal bagaimana bersosialisasi dan
6.      Melatih kebersamaan 






C.   Jenis-jenis Masyarakat

1.      Masyarakat Abstrak
Masyarakat abstrak merupakan sekumpulan orang yang memiliki perhatian atau minat yang sama. dan dapat bubar tanpa ada nya perintah dan juga tidak memiliki peraturan. contohnya kumpulan orang yang menyaksikan konser musik, mereka disebut massa abstrak. melihat suatu acara yang disuguhkan dan terlihat tertarik maka ia berdiri untuk menyaksikannya dan begitu pula orang lain yang menaruh perhatian yang sama.

2.      Masyarakat Feodal
Masyarakat ini berkedudukan dari sekumpulan individu yang dikuasai oleh orang yang mempunyai posisi social yang lebih tinggi. Misalnya kaum bangsawan menguasai sebagian wilayah dalam masyarakat.

3.      Masyarakat Majemuk (Plural Society)
Masyarakat majemuk yaitu masyarakat yang terdiri dari sekumpulan individu yang mempunyai berbagai kelompok suku, agama, ras tertentu.

4.      Masyarakat Tradisional
Masyarakat tradisional merupakan sekumpulan individu yang sikap dan cara berpikir serta berperilaku selalu berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yang ada secara turun-temurun.

5.      Masyarakat Kota
Masyarakat kota merupakan sekelompok individu yang hidup disuatu wilayah yang dimana perubahan-perubahan social Nampak nyata karena mereka cenderung menerima atau terbuka terhadap pengaruh luar.


6.      Masyarakat Desa
Masyarakat desa adalah masyarakat yang kehidupannya masih banyak dikuasai oleh adat istiadat lama.

7.      Masyarakat Modern
Masyarakat modern merupakan masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban dunia masa kini.


D.   Pengertian Kebudayaan
Definisi klasik kebudayaan seperti dikemukakan oleh Edward B. Taylor adalah keseluruhan kompleks keseluruhan dari pengetahuan, keyakinan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan semua kemampuan dan kebiasaan yang lain yang diperoleh oleh seseorang sebagai anggota masyarakat. Atau secara sederhana bisa dikatakan kebudayaan adalah segala sesuatu yang dipelajari dan dialami bersama secara sosial oleh para anggota suatu masyarakat. (Horton dan Hunt,1991:58). 
Berdasar asal usul katanya kebudayaan berasal dari bhs Sansekerta buddhayah (bentuk jamak). Bentuk tunggal : buddhi (budi atau akal). Jadi berdasarkan asal usul katanya kebudayaan diartikan dengan hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal. Dari bahasa Inggris culture berasal dari bhs Latin (colere) yang artinya mengolah atau mengerjakan, yaitu mengolah tanah atau bertani. Jadi culture adalah segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam. (Soekanto, 1990:188). 
Selo Sumarjan & Sulaeman Sumardi memberikan pengertian kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa, cipta dan karsa masyarakat. (Soekanto, 1990:189). Karya (material culture) menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat dipergunakan oleh masyarakat. 
Rasa meliputi jiwa manusia, mewujudkan segala kaidah dan nilai-nilai social yang perlu untuk mengatur masalah-masalah kemasyarakatan dalam arti luas. Di dalamnya termasuk misalnya agama, ideology, kebatinan, kesenian, dan semua unsur yang merupakan hasil ekspresi jiwa manusia yang hidup sebagai anggota masyarakat. 
Cipta (immaterial culture) merupakan kemampuan mental, kemampuan berpikir yang menghasilkan filsafat serta ilmu pengetahuan. Karsa merupakan kecerdasan dlm menggunakan karya, rasa dan cipta scr fungsional – menghasilkan sesuatau yang bermanfaat bagi manusia. Kebudayaan dapat dibagi ke dalam dua bentuk yaitu kebudayaan materi dan nonmateri.
Kebudayaan nonmaeri terdiri dari kata-kata yang dipergunakan orang, hasil pemikiran,m adat istiadat, keyakinan, dan kebiasaan yang diikuti anggota masyarakat. Kebuadayaan materi terdiri atas benda-benda hasilkarya misalnya, alat-alat, mebel, mobil, bangunan ladang yang diolah, jembatan dsb. 
Kebudayaan (culture) sering dicampuradukan dengan masyarakat (society), yang sebenarnya arti keduanya berbeda. Kebuadayaan adalah sistem nilai dan norma, sementara masyarakat adalah sekumpulan manusia yang secara relatif mendiri, yang hidup bersama-sama cukup lama, yang mendiami suatu wilayah tertentu, memeliki kebuadayaan yang sama, dan melakukan sebagain besar kegiatannya dalam kelompok tersebut.

E.   Unsur Kebudayaan
Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari unsur-unsur besar maupun unsur-unsur kecil yang merupakan bagian dari suatu kebulatan yang bersifat sebagai kesatuan. Misalnya dalam kebudayaan Indonesia dapat dijumpai unsur besar seperti umpamanya Majelis Permusyawaratan Rakyat, di samping adanya unsur-unsur kecil seperti sisir, kancing, baju, peniti, dan lain-lainnya yang dijual di pinggir jalan.            Beberapa orang sarjana telah mencoba merumuskan unsur-unsur pokok kebudayaan tadi. Misalnya, Melville J. Herskovits mengajukan empat unsur pokok kebudayaan, yaitu :
1.      Alat-alat teknologi;
2.      Sistem ekonomi
3.      Keluarga
4.      Kekuasaan politik
Bronislaw Malinowski, yang terkenal sebagai salah seorang pelopor teori fungsional dalam antropologi, menyebut unsur-unsur pokok kebudayaan, antara lain:
1.      Sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat di dalam upaya menguasai alam sekelilingnya,
2.      Organisasi ekonomi,
3.      Alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan; perlu diingat bahwa keluarga merupakan lembaga pendidikan yang utama,
4.      Organisasi kekuatan.
Masing-masing unsur tersebut, beberapa macam unsur-unsur kebudayaan, untuk kepentingan ilmiah dan analisisnya diklasifikasikan ke dalam unsur-unsur pkok atau besar kebudayaan, lazim disebut cultural universals. Istilah ini menunjukan bahwa unsur-unsur tersebut bersifat universal, yaitu dapat dijumpai pada setiap kebudayaan di mana pun di dunia ini. Para antropolog yang membahas persoalan tersebut secara lebih mendalam belum mempunyai pandangan seragam yang dapat lebih mendalam diterima. Antropolog C. Kluckhohn di dalam sebuah karyanya yang berjudul Universa Categories of Culture telah menguraikan ulasan para sarjana mengenai hal itu.
            Tujuh unsur yang dianggap sebagai cultural universals, yaitu:
1.                  Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat produksi, transport, dan sebagainya);
2.                  Mata pencaharian hidup dan system-sistem ekonomi (pertanian peternakan, system produksi, system distribusi dan sebagainya);
3.                  Sistem kemasyarakatan (system kekerabatan, organisasi politik, system hukum,   system perkawinan);
4.                  Bahasa (lisan maupun tertulis);
5.                  Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak, dan sebagainya);
6.                  Sistem pengetahuan;
7.                  Religi (sistem kepercayaan).
Cultural-universal tersebut di atas dapat dijabarkan lagi ke dalam unsur-unsur yang lebih kecil. Ralph Linton menyebutnya kegiatan-kegiatan kebudayaan atau cultural activity. Sebagai contoh, cultural universals pencaharian hidup dan ekonomi, antara lain mencakup kegiatan-kegiatan seperti pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem distribusi dan lain-lain. Kesenian misalnya meliputi kegiatan-kegiatan seperti seni tari, seni rupa, seni suara, dan lain-lain. Selanjutnya Ralph Linton merinci kegiatan-kegiatan kebudayaan tersebut menjadi unsur-unsur yang lebih kecil yang disebutnya trait-complex. (Soerjono Soekanto, 2006:153-154).

F.   Fungsi Kebudayaan Bagi Masyarakat
Fungsi kebudayaan bagi masyarakat sangat besar. Hal ini disebabkan ada dua aspek, yaitu :
1.      Bermacam-macam hakikat yang harus dihadapi oleh masyarakat dan anggota-anggota masyarakat misalnya kekuatan alam sekitar dan kekuatan-kekuatan dalam masyarakat itu sendiri.
2.      Manusia dan masyarakat memerlukan kepuasan baik di bidang spiritual maupun material. Kebutuhan-kebutuhan masyarakat tersebut sebagian besar harus dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri.
Kebudayaan mengatur agar manusia dapat mengerti sebagaimana seharusnya bertindak, berbuat, menentukan sikapnya apabila berhubungan dengan orang lain.
            Setiap orang bagaimanapun hidupnya, ia akan selalu menciptakan kebiasaan bagi dirinya, Kebiasaan atau bibit ini adalah merupakan suatu perilaku pribadi, artinya kebiasaan orang seorang adalah berbeda dengan kebiasaan orang lain walaupun mereka hidup satu rumah. Adi setiap orang akan membentuk kebiasaan yang khusus bagi dirinya sendiri. Misal ada orang yang membiasakan dirinya bagun pagi-oagi atau tidur siang tiap bangun minum kopi. Apabila ada sesuatu hal sehingga kebiasaan itu tidak sempat dilakukan maka jiwanya akan resah sepanjang hari tersebut. (H. Hartomo dan Arnicun Aziz, 2008:43-44).
Didalam kebudayaan terdapat pola – pola perilaku yang merupakan cara – cara manusia untuk bertindak sama dan harus diikuti oleh semua anggota masyarakat, artinya kebudayaan merupakan suatu garis pokok tentang perilaku yang menetapkan peraturan – peraturan mengenai bagaimana masyarakat harus bertindak, bagaimana masyarakat melakukkan hubungan dengan orang lain atau bersosialisasi, apa yang harus dilakukan, apa yang dilarang dan sebagainya.
Hasil karya manusia akan melahirkan suatu kebudayaan atau teknologi yang nantinya akan berguna untuk melindungi ataupun membantu masyarakat untuk mengolah alam yang bisa bermanfaat bagi masyarakat itu sendiri.
Secara khusus Kebudayaan berfungsi:
  1. Suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompok
  2. Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kehidupan lainnya
  3. Pembimbing kehidupan manusia
  4. Pembeda antar manusia dan binatang
  5. Hidup lebih baik, Lebih manusiawi dan berperikemanusiaan Secara umum pengertian kebudayaan adalah merupakan jalan atau arah didalam bertindak dan berfikir untuk memenuhi kebutuhan hidup baik jasmani maupun rohani.
G.  Faktor Perkembangan Kebudayaan
Perkembangan kebudayaan pada umumnya terjadi karena adanya factor dari dalam dan dari luar. Faktor dari dalam yaitu:
1.      Adanya kesadaran anggota-anggota masyarakat terhadap tinggalan oleh kemajuan yang dialami masyarakat lain.
2.      Adanya kualitas anggota- anggota masyarakat yang kreatif.
3.      Adanya Suatu kebiasaan yang memberikan penghargaan atau insentif dari masyarakat kepada anggota-anggota yang mencapai prestasi atau mendapatkan invoasi untuk kemajuan masyarakatnya.
4.      Adanya suasana persaingan sehat di antara anggota-anggota masyarakat untuk mencapai prestasi tinggi demi kemajuan masyarakatnya.

Jika keempat gejala ini banyak terdapat dalam suatu masyarakat, maka masyarakat tersebut akan mengalami kemajuan atau perkembangan kebudayaan yang cepat.
Faktor-faktor dari luar perkembangan kebudayaan antara lain sebagai berikut:
1.      Akulturasi
Akulturasi adalah proses social yang timbul apabila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing yang berbeda sedemikian rupa senhingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaanya sendiri yang menyebabkan hilangnya kebudayaan sendiri.

2.      Asimilasi
Dengan adanya mobilitas penduduk, maka manusia baik secara individual maupun kelompok akan bercampur satu sama lain. Akibat percampuran manusia dari berbagai kebudayaan, maka unsur-unsur kebudayaan yang terbawa oleh mereka akan tercampur pula. Dari proses pencampuran unsur-unsur kebudayaan ini maka terbentuk unsur kebudayaan baru yang tidak dirasakan asing dan canggung oleh masyarakat pendukungnya.

3.      Difusi.
Difusi adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari suatu daerah ke daerah lain atau dari Negara ke Negara lain.
Akibatnya adanya kemajuan di bidang teknologi komunikasi dan transportasi, telah mempercepat difusi. Penyebaran unsur-unsur kebudayaan melalui surat kabar, majalah, radio, TV, film dan elektronika lain yang makin meningkat menyebabkan peristiwa-peristiwa di suatu daerah atau Negara dapat disatukan ke daerah atau Negara lain. Melalui pengamatan perhatian dan penghayatan, unsur-unsur kebudayaan yang berasal dari daerah yang jauh, dapat menyebar ke daerah lain.(H.Hartomo dan Arnicun Aziz 2008:45-48).

H.  Hubungan Masyarakat dan Kebudayaan
Manusia adalah mahluk hidup ciptaan Tuhan yang paling sempurna di bandingkan dengan mahluk hidup lainnya. Manusia hidup membuthkan manusia lainnya untuk kelangsungan hidupnya. Sifat manusia yang beragam diciptakan untuk saling melengkapi, hanya saja semakin banyak manusia tercipta semakin banyak juga tercipta kebudayaan yang berbeda.  
Hubungan antara Manusia dan Kebudayaan adalah manusia sebagai perilaku Kebudayaan, dan Kebudayaan adalah objek yang di laksanakan manusia. Manusia dan Kebudayaan merupakan sesuatu yang berbeda tapi ternyata satu kesatuan. Manusia dan Kebudayaan adalah salah satu ikatan yang tak bisa di pisahkan dalam kehidupan manusia karena Manusia menciptakan Kebudayaan dam Kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengan dengannya.

Manusia dan Kebudayaan pada hakekatnya memiliki hubungan yang sangat erat dan hamper semua tindakan dari seorang manusia itu adalah merupakan kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu : 

            1)      Penganut Kebudayaan

            2)      Pembawa Kebudayaan

 3)     Manipulator Kebudayaan

            4)      Pencipta Kebudayaan

Dari sisi lain hubungan Manusia dan kebudayaan dpat dipandang setara dengan hubungan anatar manusia dengan masyarakat yang dinyatakam sebagai dialektis, yang artinya salaing terkait satu sama lain. Proses ini ada 3 tahap, yaitu :

  
 1)      Elstemalisasi yaitu proses dimana mannusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui Ekstemalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia

 2)      Obyektivasi yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia

 3)       Intemalasi yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik sehingga manusia menjadi kenyataan yang di bentuk oleh masyarakat

Sebuah kebudayaan besar biasanya memiliki sub-kebudayaan yaitu sebuah kebudayaan yang memiliki sedikit perbedaan dalam hal perilaku dan kepercayaan dari kebudayaan induknya. Munculnya sub-kebudayaan disebabkan oleh bebrapa hal, yaitu:

·                              Perbedaan Umur
·                              Perbedaan Ras
·                              Perbedaan Kelas
·                              Perbedaan Agama
·                              Perbedaan Pekerjaan

·                              Perbedaan Pandangan politik  

0 comments:

Post a Comment

Tinggalkan komentar anda...