Begitu banyak cabang
olahraga di Indonesia, antara lain sepak bola, volly, renang, karate, beladiri,
catur dan masih banyak lagi. Setidaknya hampir 200 lebih cabang olahraga yang
ada di Indonesia. Tak Jarang dari beberapa cabang olahraga yang ada di
Indonesia, diantaranya merupakan salah satu pengaruh peninggalan dari masa
penjajahan. Bukan berupa artefak. Tetapi sebagaimana pengetahuan tentang
olahraga, yakni berupa ilmu pengetahuan yang bisa dikembangkan lebih lanjut
untuk pemanfaatannya.
Ilmu pengetahuan tentang
olahraga ini berkembang pesat menjadi pemikiran untuk mengembangkan olah gerak
– olah gerak baru. Mungkin olah gerak yang bersifat harfiah untuk menambah
kebugaran. Sebagai tindak lanjut rasa memiliki warisan budaya, yang dapat kita
nikmati dan kita pelajari keistimewaannya hingga saat ini.
Keistimewaan olahraga bukan
karena sering muncul di televisi ataupun banyak yang menggemari, para pemain
dan penggemarnya cakap. Akan tetapi disini kita lebih menekankan untuk
pengenalan diri kita sendiri sebagai sikap meningkatkan nilai positif dalam
diri, yang mau dan ingin untuk mempelajari lebih lanjut dari salah satu cabang
olahraga yang dipilih.
Fungsi
dari Olahraga itu sendiri memiliki manfaat yang luas. Tidak sekedar untuk
menyehatkan badan. Setidaknya manfaat
olahraga itu bernilai ganda, baik untuk diri kita ataupun untuk orang
lain. Seperti halnya cabang olahraga wushu.
Wushu di Indonesia mulai diresmikam atau
mulai menjadi organisasi olah raga yang terdaftar di KONI adalah pada tanggal
10 November 1992, dan untuk pertama kali berpartisipasi di SEA GAMES Singapura
tahun 1993. Bapak IGK Manila adalah seorang tokoh pendiri wushu Indonesia.
SEJARAH
BERDIRINYA WUSHU INDONESIA
Wushu atau yang seringkali
juga disebut Kungfu. Merupakan Seni Beladiri yang berasal dari Tiongkok kuno
dan tersebar ke seluruh penjuru dunia
melalui orang Tionghoa / Hua Ren yang pergi merantau.
Sejarah munculnya seni
beladiri ini sudah tidak bisa ditelusuri lagi, konon usianya sudah ribuan
tahun. Mungkin sama tuanya dengan sejarah Tiongkok yang dihiasi dengan banyak
pertempuran. Dimana saat itu seni untuk bertempur dan mempertahankan diri sudah
dikenal dalam bentuk yang masih sederhana.
Arti dari kata Wu adalah
ilmu perang sedangkan arti kata Shu adalah seni. Sehingga Wushu dapat juga
diartikan seni untuk berperang. Dimana didalamnya mengandung aspek seni,
olahraga, kesehatan, beladiri dan mental.
Mempelajari Wushu sebenarnya
tidak hanya terbatas pada hal-hal yang berhubungan dengan gerakan fisik belaka.
Melainkan juga melibatkan pikiran, olah pernapasan, pemahaman anatomi tubuh,
aliran darah dan jalur energi tubuh. Juga mempelajari penggunaan ramuan untuk
memperkuat tubuh ataupun untuk pengobatan.
Disisi lain Wushu juga
membentuk kepribadian, melatih kedisiplinan, ketahanan mental, kecerdikan,
kewaspadaan, persaudaraan, jiwa satria dan lain sebagainya. Maka Wushu juga
berfungsi sebagai ‘way of life’. Bahkan lebih jauh lagi bisa menjurus kearah
pengembangan spiritual.
Di Indonesia sebenarnya
Wushu sudah lama dikenal dengan istilah Kungfu. Tetapi barulah pada tanggal 10
November 1992 KONI pusat meresmikan berdirinya PB Wushu Indonesia yang
merupakan wadah bagi seluruh Perguruan Kungfu di Indonesia.
Bahkan sesungguhnya beberapa
istilah wushu justru telah di-Indonesia-kan karena sesungguhnya olahraga ini
sudah dikenal sejak era penjajahan Belanda, sementara olahraga lain tidak.
Misalnya, atlet karate disebut karateka (bahasa jepang), atlet kempo disebut
kenshi (bahasa jepang) sedangkan atlet wushu disebut wushuwan-wushuwati (bahasa
indonesia), meskipun istilah di negara lain adalah wushuyuan.Salah satu hal
yang menarik untuk diketahui ialah kaitan wushu dengan nama-nama yang cukup
dikenal yaitu Shaolin pay, Butong pay, Kunlun pay dan sebagainya.
Nama-nama tersebut memang
dikenal di negeri Cina sebagai perguruan kungfu yang hebat di masa lalu.
Nama-nama tersebut lebih mendunia lagi dikarenakan cerita-cerita silat dan
film-film silat yang sebagian besar merupakan fiksi berlatarbelakang sejarah.
Nama-nama tersebut memang lembaga keagamaan, yang mengajarkan wushu sebagai
alat kesehatan dan beladiri bagi kelompok mereka, tetapi wushu tetaplah teknik
beladiri yang kebetulan banyak dipengaruhi ciri-ciri kelompok mereka.
Teknik tersebut bisa pula
dipelajari orang-orang di luar kelompok mereka. Fakta sejarah menunjukkan bahwa
wushu Shaolin juga dipelajari rakyat sipil. Bahkan perguruan wushu Shaolin yang
dulu dikenal sebagai Shaolin pay, kini telah menjadi institut wushu dengan nama
Shaolin Wushu Institut di Henan (Shaolin sendiri sebenarnya adalah nama kuil)
yang isinya adalah para akademisi dari dalam maupun luar Cina.
Wushu gaya shaolin sekarang
banyak menjiwai materi wushu internasional seperti chang quan, nan quan, dan
sebagainya. Sedangkan wushu gaya Butong dikembangkan masyarakat menjadi salah
satu nomor wushu terpopuler di dunia dengan nama taijiquan (tai chi). Jadi
wushu sebenarnya adalah ilmu pengetahuan yang telah dikembangkan cukup lama,
dan bukan ritual dari agama-agama tertentu seperti Budha dan Tao.
Fakta sejarah yang memperkuat
lainnya adalah gerakan Ming, yang terdiri dari para ahli wushu, tapi mereka
bukan lembaga agama melainkan kumpulan cendikiawan dan ahli iptek. Fakta lain
adalah kemunculan gerakan Taiping di akhir Dinasti Qing (Manchu) yang dipimpin
Hung Xiu Quan. Kelompok pesilat Taiping ini adalah gerakan kaum pesilat
Nasrani/Kristen, dengan peraturan dasar kelompok tersebut adalah Injil. Jadi
jelas bahwa mempolemikkan wushu dengan cara mengidentikannya dengan agama
tertentu, atau okultisme dan bertentangan dengan ajaran agama-agama tertentu,
merupakan pemikiran yang sangat tidak tepat dan tidak bijaksana.
Fakta-fakta ini tidak banyak
diketahui oleh masyarakat Indonesia generasi setelah tahun 60-an, bahkan banyak
yang lebih percaya cerita film dan dongeng mulut ke mulut, daripada membaca
sumber sejarah yang ilmiah yang telah ditulis dalam berbagai bahasa dan beredar
di dunia internasional. Keadaan ini kemudian yang menyebabkan timbulnya salah
pemahaman sebagaimana dirinci di atas. Bahkan sampai saat ini, harus diakui
masih ada yang mengikuti pemikiran-pemikiran yang kurang tepat tersebut,
termasuk mereka yang terlibat dalam pengembangan olahraga wushu di Indonesia
saat ini.
TAI
CHI MERUPAKAN SALAH SATU JURUS WUSHU
Tai Chi Chuan / Tai Chi Quan
berbeda dengan jenis Wu Shu yang berkembang sebelumnya dimana pada umumnya
mengutamakan kecepatan dan kelincahan serta kedasyatan pukulan dan tendangan.
Gerakannya halus dan lembut tetapi ‘bertenaga’. Kadang disertai dengan
‘ledakan’ yang disebut ‘Fa Jing’ yang merupakan ciri khas Wu Shu Internal.
Menurut legenda pencipta Tai
Chi Quan adalah tokoh Tao yang hidup sekitar abad 13 yaitu Zhang San Feng / Can
San Fung / Thio Sam Hong (Hokian) yang juga merupakan pendiri Wu Tang Bai / Bu
Tong Pay (Hokian).
Sejarah yang lebih pasti dimulai dari Chen Wang
Ting, seorang Jendral yang hidup pada masa akhir dinasti Ming dan awal dinasti
Qing (1644). Setelah keruntuhan dinasti Ming Beliau kembali ke Desa marga Chen
dan mengajarkan Thai Chi Quan kepada keturunannya.
Awalnya Tai Chi Keluarga Chen
tidak diajarkan kepada lain marga. Hingga keturunan generasi ke 15 dari Chen
Wang Ting yang bernama Chen Chang Xing mempunyai seorang pelayan bernama Yang
Lu Chan yang secara diam-diam ‘mencuri’ ilmu. Setelah ketahuan Chen Chang Xing
menyuruh Yang Lu Chan mendemonstrasikan apa yang telah dia pelajari. Ternyata
Yang Lu Chan sangat berbakat sehingga kemudian diangkat murid dan disempurnakan
jurusnya.
Yang Lu Chan menjadi
terkenal bahkan juga diminta untuk mengajarkan Tai Chi Quan kepada keluarga
kerajaan. Perubahan mulai terjadi pada masa Master Yang Cheng Fu yang merupakan
putra Yang Chien Hou. Beliau menyederhanakan Tai Chi Quan dan menjadikannya
tidak sekedar sebagai seni beladiri tetapi juga sebagai seni untuk menjaga
kesehatan fisik dan mental. Kemudian diajarkan kepada masyarakat luas.
Pada tahun 1956, dengan
dasar Tai Chi Quan gaya Yang mulailah diperkenalkan Tai Chi Quan dalam bentuk
yang telah disederhanakan menjadi 24 jurus. Untuk melatihnya hanya membutuhkan
waktu sekitar 5 menit. Jenis inilah yang sekarang paling populer dan banyak
dipelajari.
Filosofi Tai Chi Quan antara lain:
- Menundukkan Kekerasan dengan Kelembutan.
- Mengikuti dan menyesuaikan dengan gerakan
lawan.
- Mengatasi kekuatan ratusan kilo dengan hanya
beberapa ons tenaga.
WUSHU
DAN BEBERAPA JURUS YANG DIPERTANDINGKAN
Wushu merupakan salah satu
komponen penting di dalam warisan kebudayaan Tionghua yang telah mempunyai
sejarah ribuan tahun. Wushu juga merupakan olahraga yang paling popular untuk
segala usia di negara dengan penduduk 1,2 milyar jiwa.
Selama ini orang lebih
mengenal kata Kung Fu daripada Wushu. Hal ini kurang tepat, karena kata
"Kung Fu" sendiri artinya keahlian yang dimiliki seseorang, tidak
hanya sebatas ilmu beladiri saja.Berdasarkan makna katanya "Wu"
berarti military or perang,"Shu" berarti art or seni. Jadi Wushu
berarti Seni berperang atau seni beladiri (Martial Art).
Dahulu Wushu merupakan suatu
keahlian untuk membela diri & survival di dalam menghadapi masa yang penuh
dengan perang dan kekacauan politik di China. Seiring dengan kemajuan jaman,
maka Wushu telah diorganisasi secara sistematis kedalam bagian dari ilmu seni
pertunjukan dan menjadi suatu cabang olahraga yang mempunyai keindahan
aesthetic yang bernuansa oriental, yang telah diperlombakan baik di tingkat nasional
maupun internasional seperti Sea Games, Asian Games, dan Olympic Games di abad
21 ini.
Jurus Wushu yang
diperlombakan dewasa ini merupakan hasil penelitian dari para pakar olahraga
Wushu di negeri RRC, meneliti semua jurus dan aliran di seluruh penjuru negeri
tirai bambu tersebut. Untuk distandarisasi menjadi gerakan seragam yg mewakili
seluruh gerakan beladiri yang ada di negeri tersebut, sehingga dapat
diperlombakan atau dipertandingkan di tingkat internasional.
Dari hasil penelitian
tersebut maka terciptalah 7 macam jurus standarisasi internasional (Wu Shu Jing
Sai Tao Lu) yang diperlombakan pada kejuaraan internasional. Ketujuh macam
jurus tersebut terdiri dari :
1. Tinju Utara (Chang Quan/Long fist)
2. Tinju Selatan ( Nan Quan/Southern fist)
3. Jurus Golok (Dao Su/Broadsword Play)
4. Jurus Pedang (Jian Su/Sword Play)
5. Jurus Toya (Gun Su/Staff Play)
6. Jurus Tombak (Qiang Su/Spear Play)
7. Jurus Tai Chi (Tai Chi Quan/ Shadow Boxing)
Maka dapat disimpulkan bahwa
Wushu merupakan olahraga beladiri yang paling menarik untuk dilihat sebagai
pertunjukan, berguna untuk beladiri, menjaga kesehatan dan juga untuk melatih
mental serta disiplin, mengingat untuk berlatih wushu diperlukan kemauan dan
usaha yang keras untuk dapat mencapainya.
Wushu di Indonesia lebih
dikenal dengan nama Kungthauw dan lebih populer dengan nama Kungfu-merupakan
seni beladiri yang berguna baik untuk kesehatan, seni maupun pembelaan diri.
Wushu yang merupakan salah satu cabang olah raga, memiliki sejarah ribuan tahun
dan merupaka warisan budaya Cina yang sudah lama dipraktekkan di Indonesia.
Daya tarik wushu adalah pada lengkapnya seni ini dilihat dari aspek olah raga,
kesehatan, bela diri, seni, maupun pada kemampuannya membangun sifat ksatria.
Kini para peminat Wushu di Indonesia terus berkembang apalagi dengan semakin
intensifnya digelar berbagai kejuaraan di arena lokal, nasional, bahkan
internasional.
MANFAAT WUSHU
Mempelajari Wushu sebenarnya tidak hanya terbatas
pada hal-hal yang berhubungan dengan gerakan fisik belaka. Melainkan juga
melibatkan pikiran, olah pernapasan, pemahaman anatomi tubuh, aliran darah dan
jalur energi tubuh. Juga mempelajari penggunaan ramuan untuk memperkuat tubuh
ataupun untuk pengobatan. Disisi lain Wushu juga membentuk kepribadian, melatih
kedisiplinan, ketahanan mental, kecerdikan, kewaspadaan, persaudaraan, jiwa
satria dan lain sebagainya. Maka Wushu juga berfungsi sebagai ‘way of life’.
Bahkan lebih jauh lagi bisa menjurus kearah pengembangan spiritual.
Di Indonesia sebenarnya Wushu sudah lama dikenal
dengan istilah Kungfu. Tetapi barulah pada tanggal 10 November 1992 KONI pusat
meresmikan berdirinya PB Wushu Indonesia yang merupakan wadah bagi seluruh
Perguruan Kungfu di Indonesia. Bahkan sesungguhnya beberapa istilah wushu
justru telah di-Indonesia-kan karena sesungguhnya olahraga ini sudah dikenal
sejak era penjajahan Belanda, sementara olahraga lain tidak.
5 ELEMEN WUSHU
- Air:
melambangkan kehidupan dan kelembutan, karena air memberi makan tumbuhan
dan bentuk air sendiri yang selalu sesuai dengan wadahnya.
- Kayu:
melambangkan tulang dan otot, sebagai energi dari kehidupan yang jika
terkena api akan mengakibatkan terbentuknya panas sebagai tenaga (otot).
- Api:
melambangkan kekuatan dan ketangkasan, memberi nutrisi dari hasil
pembakaran yang membuat pembaharuan dalam kemajuan.
- Bumi:
melambangkan pertahanan, memberikan tempat bagi berbagai unsur untuk
berkembang.
- Logam:
melambangkan penggunaan senjata, mengkombinasikan berbagai unsur yang
bermanfaat untuk menguasai berbagai senjata yang sangat penting bagi
wushu.
Hubungan berbagai
unsur dalam wushu adalah
1.
air mendinginkan api,
2.
api menempah logam,
3.
logam memotong kayu,
4.
kayu tumbuh dari bumi,
5.
bumi mengontrol air.
Jadi, semua unsur
ini saling berhubungan satu sama lain.
0 comments:
Post a Comment
Tinggalkan komentar anda...