BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Apakah kamu tahu apa itu obat
doping? Obat ini dulunya pernah dikonsumsi atlet olahraga yang menginginkan
prestasi instant. Kata Doping sendiri berasal dari kata dope, bahasa suku
Kaffern di Afrika Selatan yang artinya minuman keras berkonsentrasi tinggi dari
campuran akar tumbuhan yang biasa dipakai suku setempat untuk perangsang
(stimulan) pada acara trance adat. Sedangkan Doping dalam Bahasa Inggris
berarti zat campuran opium dan narkotika untuk perangsang. Kata doping pertama
kali dipakai di Inggris pada tahun 1869 untuk balapan kuda di Inggris, di mana
kuda didoping agar menjadi juara.
Nilai sportifitas dalam beberapa
cabang olahraga sering ternoda oleh pemakaian obat doping yang dikonsumsi
atletnya. Persaingan prestasi olahraga yang semakin ketat membuat sebagian
atlet sering menghalalkan berbagai cara. Apalagi ada sebagian pelatih yang
bernafsu meningkatkan prestasi atlet dengan berbagai cara, misalnya latihan
yang lebih keras, memanfaatkan kemajuan teknologi, atau bahkan lewat jalan
pintas yaitu memberi obat doping demi prestasi dan meningkatkan performa
atlitnya.
B. Rumusan
Masalah
1)
Bagaimana
sejarah dan definisi doping itu?
2)
Apa
sajakah bahaya penggunaan doping ?
3)
Apa
sajakah jenis-jenis obat doping?
C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini
adalah guna menyelasaikan tugas mata kuliah kesehatan olahraga dan
memberitahukan kepada teman-teman mahasiswa dan pembaca tentang sejarah dan definisi doping, bahaya
penggunaan doping dan jenis-jenis doping. Dengan mengetahui bahaya penggunaan
doping diharapkan para atlet tidak lagi menggunakannya, disis lain merugikan
bagi penggunanya dan jika terbukti atlet yang menggunakannya diketahui oleh
panitia dapat mrngakibatkan diskualifikasi pada atlet tersebut. Maka dari itu
lebih baik berusaha dengan tenaga dan usahanya sendiri, karena itu lebih
membanggakan diri sendiri.
BAB II
SEJARAH DOPING
1.
Sejarah Doping
Sejak dahulu
kala manusia telah memakai doping untuk menambah kekuatan badan dan
meningkatkan keberanian. Misalnya penduduk Indian di Amerika Tengah dan
beberapa suku di Afrika, mereka memakan zat-zat dari tumbuh-tumbuhan liar
tertentu atau memakan madu sebelum menghadapi suatu perjalanan jauh, berburu
atau berperang. Pada Perang Dunia II banyak digunakan pil-pil Amphetamine untuk
me- lawan rasa letih dan mengantuk. Istilah dope pertama kali timbul pada tahun
1889 pada suatu perlombaan balap kuda di Inggris sedangkan kata dope itu
sendiri berasal dari salah satu suku bangsa di Afrika Te- ngah. Sejarah doping
dalam olahraga dimulai kurang lebih pada abad 19 pada olahraga renang, tetapi
yang paling sering dijumpai pemakaian doping ini adalah pada olahraga balap
sepeda. Pada waktu itu zat-zat yang populer dipakai adalah caffeine, gula
dilarutkan dalam ether, minuman-minuman yang mengandung alkohol,
nitroglycerine, heroin dan cocain.
2. Pengertian
Doping
Doping
adalah penggunaan obat obatan untuk meningkatkan perfomance dalam berolahraga.
Menurut International Congress of Sport Sciences, Olympiade Tokyo 1964 : Doping
adalah pemberian/penggunaan oleh peserta lomba berupa bahan yang asing bagi
organisme melalui jalan apa saja atau bahan fisiologis dalam jumlah yang
abnormal atau diberikan melalui jalan yang abnormal, dengan tujuan
meningkatkan. Menurut UU No. 3 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional,
Bab I ketentuan umum pasal 1 ayat 22, doping adalah penggunaan zat atau metode
terlarang untuk meningkatkan prestasi olahraga. Pengertian doping menurut IOC
(International Olympic Committee) pada tahun 1990, doping adalah upaya
meningkatkan prestasi dengan menggunakan zat atau metode yang dilarang dalam
olahraga dan tidak terkait dengan indikasi medis.
3. Jenis-jenis
Obat Doping
Obat-obatan
yang dilarang oleh Badan Anti Doping Dunia dalam daftar tahun 2004 dapat
dimasukan dalam delapan golongan. Ke delapan golongan tersebut adalah sebagai
berikut :
1)
Stimulants
Stimulan adalah obat yang digunakan untuk meningkatkan aktivitas fisik dan
kewaspadaan dengan meningkatkan gerak jantung dan pernapasan serta meningkatkan
fungsi otak. Dengan berkerja pada sistem saraf pusat, stimulan bisa merangsang
tubuh baik secara mental dan fisik. Contohnya adalah adrafinil, kokain, modafinil,
pemoline, selegiline dilarang karena dapat merangsang pikiran atau tubuh,
sehingga meningkatkan kinerja dan memberi atlet keuntungan yang tidak adil.
Atlet menggunakannya untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam latihan pada
tingkat yang optimal, menekan kelelahan tempur dan nafsu makan.
2)
Narcotic
Analgesics
Analgesik
narkotik biasanya mengambil bentuk obat penghilang rasa sakit yang bekerja pada
otak dan sumsum tulang belakang untuk mengobati rasa sakit yang terkait dengan
stimulus yang menyakitkan. Contohnya buprenorfin, dextromoramide, heroin,
morfin, petidin Analgesik narkotik dilarang karena dapat digunakan untuk
mengurangi atau menghilangkan nyeri dirasakan dari cedera atau sakit sehingga
untuk membantu atlet dalam latihan yang lebih keras dan untuk jangka waktu yang
lama. Bahaya dalam hal ini adalah bahwa obat itu hanya menyembunyikan rasa
sakit tidak mengobati sakitnya itu sendiri.
Akibatnya,
atlet mungkin memiliki rasa aman yang palsu, dan dengan terus melatih dan
bersaing, resiko kesehatan menjadi meningkat. Oleh karena itu obat ini dilarang
digunakan dalam kompetisi.
3)
Cannabinoids
Cannabinoids
adalah bahan kimia psikoaktif berasal dari tanaman ganja yang menyebabkan perasaan
relaksasi. Contohnya adalah hashis, minyak hashis, marijuana. Marijuana umumnya
tidak dianggap meningkatkan kinerja, tapi dilarang karena penggunaannya merusak
citra olahraga. Ada juga faktor keamanan terlibat karena penggunaan ganja dapat
melemahkan kemampuan atlet, sehingga mengorbankan keselamatan atlet dan pesaing
lainnya.
Atlet
menggunakannya untuk meningkatkan waktu pemulihan mereka setelah latihan,
meningkatkan denyut jantung mereka, mengurangi kelemahan mereka. Obat ini
Dilarang dalam kompetisi.
4)
Anabolic
Agents
Anabolik
steroid androgenik (AAS) adalah versi sintetis dari hormon testosteron.
Testosteron adalah hormon seks laki-laki ditemukan dalam jumlah besar pada
kebanyakan laki-laki dan di beberapa perempuan. Anabolik steroid androgenik masuk
ke dalam salah satu dari dua kategori: 1) steroid eksogen adalah substansi yang
tidak mampu diproduksi oleh tubuh secara alami, dan 2) steroidendogen adalah
mereka zat yang mampu diproduksi oleh tubuh secara alami. Contoh steroid
eksogen adalah drostanolone, metenolone dan oksandrolon, sedangkan contoh
steroid endogen adalha androstenediol (andro), dehydroepiandrosterone (DHEA)
dan testosterone.
Agen
anabolik hanya boleh diresepkan untuk penggunaan medis saja. Dilarang karena
penggunaan agen anabolik dapat meningkatkan kinerja seorang atlet, memberikan
mereka keuntungan yang tidak adil. Kemungkinan lain adalah efek samping yang
serius medis bagi pengguna.
Atlet
menggunakannya untuk meningkatkan ukuran dan kekuatan otot, mengurangi jumlah
waktu yang diperlukan untuk pulih setelah latihan,dan untuk melatih lebih keras
dan untuk jangka waktu yang lama. Obat ini dilarang di dalam dan di luar
kompetisi.
5)
Peptides
Hormones
Hormon
peptida adalah zat yang diproduksi oleh kelenjar dalam tubuh ,dan setelah
beredar melalui darah, dapat mempengaruhi organ-organ dan jaringan lain untuk
mengubah fungsi tubuh. Contohnya adalah eritropoietin, hormon pertumbuhan
manusia, insulin, corticotrophins Hormon Peptida yang merupakan pelayan pembawa
pesan antara organ berbeda, dilarang karena merangsang berbagai fungsi tubuh
seperti pertumbuhan, perilaku dan sensitifitas terhadap rasa sakit.
Atlet
menggunakannya untuk merangsang produksi hormone alami, meningkatkan
pertumbuhan otot dan kekuatan, dan meningkatkan produksi sel darah merah yang
bisa meningkatkan kemampuan darah untuk membawa oksigen. Obat ini filarang di
dalam dan di luar kompetisi.
6)
Beta-2
Agonists
Beta-2
agonis adalah obat yang biasa digunakan untuk mengobati asma dengan relaksasi
otot-otot yang mengelilingi jalan napas dan membuka saluran udara. Contohnya
bambuterol hidroklorida, hidroklorida reproterol, hidroklorida tulobuterol.
Dilarang karena mereka dapat memberikan keuntungan yang sama dengan Stimulan
(no 1) atau, jika diberikan ke dalam aliran darah, memiliki efek anabolic
(lihat no 4). Atlet menggunakannya untuk meningkatkan ukuran otot mereka dan
mengurangi lemak tubuh. Bila dimasukan melalui mulut atau pun dengan suntikan,
Beta-2dapat memiliki efek stimulasi yang kuat. Obat ini dilarang di dalam dan
di luar kompetisi.
7)
Masking
Agents
Agen masking
adalah produk yang berpotensi dapat menyembunyikan keberadaan zat terlarang
dalam urin atau sampel lainnya. Contohnya epitestosterone, dekstran, diuretik,
probenesid Dilarang karena Masking Agen dapat menyembunyikan keberadaan zat
terlarang dalam urin seorang atlet atau sampel lainnya, yang memungkinkan
mereka untuk menutupi penggunaan dan memperoleh keunggulan kompetitif yang
tidak adil.
Atlet memang
menggunakannya untuk menyembunyikan penggunaan zat terlarang dalam proses
pengujian. Obat ini dilarang di dalam dan di luar kompetisi.
8)
Glucocorticosteroids
Dalam
pengobatan konvensional, glukokortikosteroid digunakan terutama sebagai obat
anti-inflamasi dan untuk meringankan rasa sakit. Mereka umumnya digunakan untuk
mengobati asma, demam, peradangan jaringan dan rheumatoid arthritis. Contohnya
deksametason, flutikason, prednison, triamsinolon asetonid danrofleponide
Dilarang karena ketika diberikan secara sistemik (ke dalam darah)
glukokortikosteroid dapat menghasilkan perasaan euforia, berpotensi memberikan
keuntungan yang tidak adil atlet.
Atlet
menggunakanya biasanya untuk menutupi rasa sakit yang dirasakan dari cedera dan
penyakit. Obat ini dilarang di dalam kompetisi saja.
4. Larangan
Penggunaan Obat Doping
Banyak
organisasi olahraga melarang penggunaan anabolika yang dimuat dalam suatu
daftar khusus dengan alasan terutama mengacu pada ancaman kesehatan (gangguan
fungsi hati dan tumor hati) atas obat peningkat performa, kesamaan kesempatan
bagi semua atlet dan efek olahraga “bersih” (bebas doping) yang patut dicontoh
dalam kehidupan umum. Selain obat, bentuk lain dari doping ialah doping darah,
baik melalui transfusi darah maupun penggunaan hormon eritropoietin atau
steroid anabolik tetrahidrogestrinon.
Atlit yang
ketahuan menggunakan doping atas dasar tes urin selalu didiskualifikasi dan
didenda berat. Meskipun demikian sampai sekarang masih sering kali dilaporkan
terjadinya pelanggaran.
5. Dampak
Penggunaan Doping
Berikut ini
merupakan dampak buruk atau bahaya
doping bagi orang yang mengkonsumsinya :
1) Konsumsi obat doping pada atlet dapat meningkatkan
prestasi yang melampoi batas kemampuan normal. Keadaan ini tidak wajar dan
berbahaya, karena rasa letih merupakan peringatan dari tubuh bahwa seseorang
tersebut telah sampai batas kemampuannya. Jika dipaksakan bisa menimbulkan
“exhaustion” yang membahayakan kesehatan. Overdose dapat berbahaya, dapat
menimbulkan kekacauan pikiran, delirium, halusinasi, perilaku ganas, dan juga
aritmia jantung yang dapat menimbulkan masalah serius. Untuk mengatasi gejala
ini digunakan sedative misalnya diazepam.
2) Doping dengan suntikan darah akan menimbulkan reaksi
alergi, meningkatnya sirkulasi darah di atas normal, dan mungkin gangguan
ginjal. Golongan obat peptide hormonis dan analognya dapat berakibat si atlet
menderita sakit kepala, perasaan selalu letih, depresi, pembesaran buah dada
pada atlet pria, dan mudah tersinggung.
3) Dampak buruk dari suntikan eritropoetin adalah darah
menjadi lebih pekat sehingga mudah menggumpal dan memungkinkan terjadinya
stroke (pecahnya pembuluh darah di otak).
4) Pemakaian deuretika yang terlalu berlebihan dapat
menyebabkan pengeluaran garam mineral yang berlebihan. Sehingga mengakibatkan
timbulnya kejang otot, mual, sakit kepala, dan pingsan. Pemakaian yang terlalu
sering mungkin akan menyebabkan gangguan ginjal dan jantung.
5) Pemakaian obat analgesic pada atlit perempuan
berfungsi menghilangkan rasa sakit ketika haid. Namuan dampak buruknya jika salah memilih obat bisa menyebabkan
sulit bernapas, mual, konsentrasi yang hilang, dan mungkin menimbulkan adiksi
atau ketagihan.
6) Salah satu jenis obat doping yang paling sering
digunakan para atlet adalah obat-obatan anabolik, seperti hormon androgenik
steorid. Jenis hormon ini punya efek berbahaya, baik bagi atlet pria maupun
atlet perempuan karena mengganggu keseimbangan hormon tubuh dan dapat juga
meningkatkan risiko terkena penyakit hati dan jantung. Jika atlit wanita
mengkonsumsi obat ini, dapat menyebabkan tumbuhnya sifat pria, seperti
berkumis, suara berat, dan serak. Selanjutnya, menimbulkan gangguan menstruasi,
perubahan pola distribusi pertumbuhan rambut, mengecilkan ukuran buah dada, dan
meningkatkan agresivitas. Bagi atlet remaja, penggunaan obat ini dapat
menyebabkan timbulnya jerawat. Dan yang paling mengkhawatirkan adalah
pertumbuhannya akan berhenti.
7) Beta-blockers membendung penyampaikan rangsangan ke
jantung, paru-paru dan aliran darah, memperlambat rata-rata detak jantung. Itu
dilarang dalam olahraga seperti panahan dan menyelam karena menghindarkan
getaran. Efek merugikan yang terjadi antar alain mimpi buruk, susah tidur,
kelelahan, depresi, gula darah rendah dan gagal jantung.
8) HGH atau Human
Growth Hormone (hormon pertumbuhan manusia), somatotrophin. menyamai hormon
pertumbuhan dalam darah yang dikendalikan oleh mekanisme kompleks yang
merangsang pertumbuhan, membantu sintesa protein dan menghancurkan lemak. HGH
disalahgunakan oleh saingan untuk merangsang otot dan pertumbuhan jaringan.
Efek yang merugikan termasuk kelebihan kadar glukosa, akumulasi cairan, sakit
jantung, masalah sendi dan jaringan pengikat, kadar lemak tinggi, lemahnya
otot, aktivitas thyroid yang rendah dan cacat.
BAB
III
PENUTUP
A. PENUTUP
Doping diartikan penggunaan bahan-bahan kimia yang
terlarang yang diduga bisa membahayakan kesehatan pemakainya. Kurangnya
informasi tentang bahaya doping bagi diri sendiri dan orang lain
Alasan
penggunan doping yaitu:
Ambisi
untuk menang dalam jagat olahraga, baik bagi kebanggaan diri sendiri, keluarga,
maupun negara, menyebabkan atlet, pelatih, atau orang tua atlet menghalalkan
segala cara, aspek psikososial, setiap individu memiliki potensi melakukan
pelanggaran, ditambah lagi apabila lingkungan memberi kesempatan untuk
melakukan pelanggaran tersebut dan lingkungan sosial individu, kekalahan dalam
bertanding selalu mendapat respon dari masyarakat baik berupa cacian, kritikan,
amukan bahkan kemarahan yang tidak proposional, sehingga yang ada dibenak atlet
adalah harus “menang” dalam setiap event yang diikuti.
B. SUMBER
Ø http://id.shvoong.com/medicine-and-health/diet-and-exercise/2226664-tipe-obat-doping-yang-dilarang/
0 comments:
Post a Comment
Tinggalkan komentar anda...