BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sepakbola
dan politik, konon keduanya tidak bisa dipisahkan. Mari tidak usah membahas
sejarah hubungan sepakbola dan politik. Tapi akan lebih menarik melihat
keduanya sebagai sebuah format tim, semangat, strategi, dan usaha mencapai
sebuah kemenangan. Dari Sepakbola banyak yang bisa kita petik. Bahkan ada
kepercayaan, kalau sepakbola di suatu negara tidak bagus, berarti ada yang gak
beres juga di perpolitikan negara itu. Tapi ini yang tidak usah dipercaya 100
%, walaupun sepakbola indonesia babak belur, politiknya tidak babak belur, tapi
berantakan, Indonesia
adalah negara demokrasi terbesar di dunia yang masih terus berkembang. Seperti
di negara maju lainnya dimana sepakbola sudah menjadi industri, politisi
Indonesia juga sering menggunakan sepakbola sebagai kuda troya untuk meraih
kekuasaan. Sepakbola dijadikan ajang untuk menarik simpati rakyat. Di
Indonesia, sepakbola merupakan olahraga paling populer dan digemari oleh
seluruh lapisan masyarakat. Bahkan bisa jadi ada yang menganggapnya sebagai
agama kedua. Oleh karenanya wajar ketika sepakbola digunakan untuk menarik
simpati publik. Namun demikian politik bisa menjadi racun bagi sepakbola ketika
dijadikan alat meraih kekuasaan sesaat, sapi perahan dan menghilangkan unsur
pembinaan, sportifitas serta menihilkan prestasi. Sepakbola dan politik, konon keduanya tidak bisa dipisahkan. Mari
tidak usah membahas sejarah hubungan sepakbola dan politik. Tapi akan lebih
menarik melihat keduanya sebagai sebuah format tim, semangat, strategi, dan
usaha mencapai sebuah kemenangan. Jadi sebetulnya kalau mau memajukan dunia
politik di indonesia, majukan juga sepakbolanya. Pada akhirnya fenomena ini harus dibahas secara lebih spesifik karena
kenyataannya sudah sejak lama PSSI telah ditunggangi oleh para bengis politik
yang mengakibatkan timnas kita ambruk tak berprestasi. Sepakbola sebagai
olahraga dengan jumlah pemain terbanyak dan menarik minat banyak orang tentu
menjadi santapan empuk sebagai sarana untuk ajang cari muka demi mendapatkan
popularitas keuntungan politik.
B.
Rumusan masalah.
1.
Kapan politik
dan sepak bola di Indonesia berjalan dengan seimbang dan maju seperti bangsa
yang lainnya yang dapat maju?
2.
Apakah
politik dan sepak bola tidak dapat dipisahkan?
3.
Apakah peran politik dalam sepak bola?
4.
Apakah sepak bola hanya sebagai permainan politik?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui politik yang ada di dalam sepak bola.
2.
Mengetahui jika politik tidak bisa dipisahkan dengan sepak bola.
3.
Mengetahui peran politik dalam sepak bola.
4.
Mengetahiu cara kerja politik dalam sepak bola.
BAB II
PEMBAHASAN
Sepak Bola di Ditinjau dari Aspek
politik.
Politik adalah proses
pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud
proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Pengertian ini merupakan
upaya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat
politik yang dikenal dalam ilmu politik.
Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional
maupun nonkonstitusional.
Olahraga dan politik pada saat ini sulit dipisahkan, intervensi
pemerintahan dalam olahraga lebih diutamakan pada tujuan pemeliharaan
ketertiban, meningkatkan kesegeran jasmani, mempromosikan prestise, membentuk
rasa solidaritas sosial didalam kelompok. Olahraga sering digunakan untuk alat
pengumpul massa, salah satunya olahraga sepakbola. Nilai politik dalam perkembangan
olahraga sepakbola sangat besar fungsinya untuk melihat dalam jangka panjang
apakah sepakbola di negara ini mampu untuk berprestasi pada kanca
Internasional.
Di berbagai negara
maju dimana sepakbola sudah menjadi industri, politisi memang sering
bersinggungan dengan sepakbola. Sebutlah, Silvio Berlusconi yang menghabiskan
uangnya untuk menjadikan timnya AC Milan sebagai tim juara. Bahkan politisi
Inggris, Gordon Brown mempunyai formula khusus hubungan antara politik dan
sepakbola. Dalam teorinya, Gordon Brown menyampaikan dalam bahasa sederhana,
Sepakbola = Popularitas, dan seorang politisi membutuhkan popularitas. Artinya,
jika anda mampu mengendalikan sepakbola dan menjadi sosok penting dalam
sepakbola maka anda telah menjadi orang yang populer. Dengan kepopuleran
tersebut maka anda bisa memenangkan apapun dalam pertarungan politik. Dan
Silvio Berlusconi telah membuktikan kebenaran formula Gordon Brown.
Meskipun memiliki
persamaan dalam hal popularitas, politik dan sepakbola memiliki cara yang
berbeda dalam mencapai tujuannya. Dalam sepakbola untuk menjadi juara harus
melalui kompetisi dan persaingan yang ketat, sportif dan mengutamakan fair
play. Juaranya ditentukan dengan jumlah kemenangan dan goal ke gawang lawan.
Sedangkan politik dalam mencapai tujuannya lebih sering menggunakan cara-cara
kotor atau menghalalkan segala cara untuk muncul sebagai pemenang.
Di Indonesia,
sepakbola merupakan olahraga paling populer dan digemari oleh seluruh lapisan
masyarakat. Bahkan bisa jadi ada yang menganggapnya sebagai agama kedua. Oleh
karenanya wajar ketika sepakbola digunakan untuk menarik simpati publik. Namun
demikian politik bisa menjadi racun bagi sepakbola ketika dijadikan alat meraih
kekuasaan sesaat, sapi perahan dan menghilangkan unsur pembinaan, sportifitas
serta menihilkan prestasi. Lihatlah, para pembina dan ketua umum klub-klub
Indonesia yang mengaku klub profesional sebagian besar adalah para politisi
yang menggunakan sepakbola sebagai kuda troya. Akibatnya, untuk pencitraan,
mereka beramai-ramai menggunakan uang rakyat (APBD) untuk membeli para pemain
asing dan pemain bintang. Coba anda hitung berapa jumlah perputaran uang dalam
kompetisi jika setiap klub minimal harus menyediakan 30 milyar dengan jumlah
klub 18 untuk level 1 dan 40 untuk divisi utama. Jumlah yang sangat luar biasa
bukan? Uang rakyat habis hanya untuk membiayai pencitraan para politisi melalui
sepakbola yang NIHIL prestasi. Akibatnya, hingga kini sepakbola Indonesia
menjadi mati suri.
BAB III
KESIMPULAN
Kini sudah saatnya
supporter-suporter sepak bola tanah air melakukan pendekatan untuk memikirkan
bagaimana sepak bola Indonesia tidak lagi menjadi alat untuk meraih keuntungan
semata kelompok-kelompok tertentu. Lawanlah mereka, dengan kecintaan kalian
terhadap sepak bola. Mungkin sudah saatnya seluruh insane yang memang mengaku
cinta terhadap sepak bola tanah air menunjukkan jati dirinya.
Sumber :
-
id.wikipedia.org
0 comments:
Post a Comment
Tinggalkan komentar anda...