Wednesday 26 January 2011

Crop Circle Piyungan juga Buatan Manusia

SLEMAN  – Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) juga memastikan lingkaran berpola (crop circle) di areal persawahan Dusun Wanujoyo Kidul, Desa Srimartani, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul,Yogyakarta buatan manusia.

Sebagaimana yang terjadi di Desa Jogotirto, Berbah, Sleman, lingkaran berpola itu tidak terkait dengan kecanggihan teknologi maupun unidentified flying object(UFO). Berdasarkan penelitian di lapangan kemarin, pola lingkaran di Piyungan lebih sederhana.Tim Lapan juga menemukan tali yang terikat di tanaman padi yang ditengarai sebagai pusat crop circle. Selain itu, terdapat banyak jejak kakimenujuke pusatlingkaran.Tim Lapan memperkirakan pembuatan pola persis dengan di Sleman yakni menggunakan metode jangkar. ”Kami sudah ke lokasi di Piyungan dan jelas itu buatan manusia,” tegas Kepala Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa Lapan Sri Kaloka Probotosari di lokasi crop circle di Jogotirto, Berbah,Sleman, kemarin.

Dia menyatakan, selain lebih kecil, crop circle di Piyungan juga kurang sempurna. Jari-jari pola tidak sama,berkisar antara 2,1 meter hingga 2,5 meter.Untuk view atau pemandangan juga kurang strategis karena hanya dapat dilihat dari atas pohon di dekat persawahan tersebut.”Beda dengan di sini (Jogotirto) yang dapat dilihat dari atas bukit di sisi persawahan. Tapi keduanya sama-sama dibuat manusia,”tambahnya. Peneliti astronomi Lapan Nizam Ahmad menambahkan, alat yang digunakan untuk membuat crop circle di Piyungan kemungkinan besar sama dengan di Berbah. Pola ini juga dikerjakan oleh tim meskipun belum dapat dipastikan jumlah anggota tim tersebut. Seperti diberitakan,setelah kemunculan crop circle di Berbah, Sleman, giliran warga Piyungan, Bantul, yang dihebohkan dengan temuan serupa.

Fenomena yang sempat dikait-kaitkan dengan UFO ini berada di tiga petak sawah dengan garis tengah sekitar 20 meter.Tim Lapan sebelumnya memastikan crop circle di Berbah, Sleman,sebagai buatan manusia. Dalam salah satu artikel di blog studentmagz. com, enam mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta disebut sebagai pembuat lingkaran berpola itu. Situs itu menyebut,ide pembuatan lingkaran berpola muncul dari mahasiswa FMIPA angkatan 2008. Dia sengaja membuat pola itu untuk menerapkan ilmu matematika terapan. Kendati demikian, kebenaran informasi ini belum dapat dipertanggungjawabkan. Aparat kepolisian segera melakukan penyelidikan begitu mendapatkan kepastian crop circle buatan manusia.Kemarin petugas Polsek Berbah memanggil tujuh pemilik sawah yang menjadi lokasi crop circle untuk dimintai keterangan.

Mereka adalah Sugiran,Jumilan, Ngadiran,Mustari (diwakili anaknya, Heri Supriyanto), Daldiri, Jumadi,dan Joyo Sumarto.Namun, dengan alasan mencari rumput, Joyo tidak memenuhi panggilan polisi. Para warga diperiksa secara terpisah di ruang Reskrim Polsek Berbah mulai pukul 09.00 hingga 12.00 WIB. Kapolsek Berbah Komisaris Polisi (Kompol) I Made Muliwan mengatakan, pemeriksaan terhadap warga merupakan instruksi Kapolres Sleman AKBP Irwan Ramaini sebagai tindak lanjut hasil penelitian Tim Lapan. Dia menyatakan, pemeriksaan mencakup kronologi kejadian crop circle, kepemilikan lahan dan kelengkapan administrasi, serta kegiatan para pemilik sawah sebelum temuan lingkaran berpola yang menghebohkan warga itu.

Jumadi, salah satu pemilik sawah mengaku berada di sawah hingga magrib dan tidak menemukan sesuatu yang aneh. Hingga pukul 23.00 WIB saat dia berada di rumah juga tidak menemukan fenomena ganjil misalnya cahaya terang-benderang. Selain meminta keterangan pemilik sawah, polisi kemarin juga melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Salah satu petugas Unit Identifikasi Polres Sleman, Iptu Hari Widiatmo mengatakan, terdapat tiga lingkaran dalam crop circle.Lingkaran pusat berdiameter 25,7 meter,lingkaran kedua berdiameter 22 meter, dan lingkaran paling tengah berdiameter 2,7 meter. Pada bagian lain,jurusan Matematika FMIPA UGM kesulitan melacak kebenaran informasi yang menyebutkan empat mahasiswa FMIPA dan dua mahasiswa Fakultas Pertanian UGM sebagai pembuat crop circle.

Ketua Jurusan Matematika FMIPA UGM Prof Dr Widodo menilai, pernyataan polisi yang akan memerkarakan pembuat crop circle menjadi penghalang bagi mahasiswa untuk mengaku. Menurut dia, pihak kampus sudah mengonfirmasi sekitar 60 mahasiswa dari angkatan 2008, baik melalui telepon maupun SMS.”Namun tidak ada yang mengaku,”katanya. (priyo setiawan/maha deva)
(SINDO)

0 comments:

Post a Comment

Tinggalkan komentar anda...