Control
self-assessment – Mengapa Diperlukan?
Pada era setelah
skandal Watergate di Amerika Serikat pada tahun 1970-an, banyak perusahaan multinasional
besar diperiksa untuk menentukan apakah mereka telah menyalurkan dana secara
ilegal. Kemudian segera diketahui bahwa banyak perusahaan multinasional
memiliki rekening bank rahasia yang digunakan untuk menyalurkan dana tidak
hanya ke partai-partai politik Amerika Serikat tetapi juga ke pegawai
pemerintah dalam dan luar negeri untuk mendukung perolehan kontrak berbau
korupsi. Skandal politik telah terbongkar dan mnyingkap sisi gelap dunia bisnis
besar. Oleh karena itu, COSO merekomendasikan auditor untuk menelaah dan
mempertimbangkan faktor-faktor yang berhubungan dengan manusia sebelum
memberikan opini.
“Kebijakan resmi mengkhususkan apa
yang manajemen inginkan untuk terjadi. Budaya perusahaan menentukan apa yang
sebenarnya terjadi, dan aturan-aturan apa yang dilanggar, dibengkokkan, atau
diabaikan.”
Apa
yang dimaksud Control Self-assessment
(CSA) ?
Berdasarkan
pengertian dari COSO, yang dimaksud dengan CSA adalah sebuah proses dimana tim
karyawan dan manajemen, di tingkat lokal dan eksekutif, terus menerus menjaga
kesadaran semua faktor material yang cenderung mempengaruhi pencapaian tujuan
organisasi, sehingga memungkinkan mereka membuat penyesuaian-penyesuaian yang
tepat. Untuk meningkatkan independensi, objektivitas, dan kualitas dalam proses
tersebut, serta tata kelola yang efektif, maka diharapkan auditor internal
terlibat dalam proses tersebut dan bahwa mereka secara independen melaporkan
hasil-hasilnya ke manajemen senior dan dewan komisaris.
Alat
dan Teknik yang Digunakan
Ada lima komponen
kunci untuk rapat kerja yang sukses. Pertama, fasilitator akan melakukan
wawancara dengan manajemen dan partisipan lainnya sebelum pertemuan dimulai.
Kedua, tim yang menghadiri rapat kerja tersebut membutuhkan waktu untuk
berpikir dan menggali ide-ide yang muncul. Komponen ketiga bisa muncul bila
peserta puas karena masalah mereka telah diidentifikasi dan dibahas.
Komponen keempat adalah mengembalikan
dengan segera ringkasan pembahasan dan pengumpulan suara, jika ada, ke peserta.
Komponen kelima dan terakhir yang menentukan kesuksesan adalah tindakan.
Independensi,
Objektivitas, dan Etika Fasilitator
Meskipun CSA
umumnya menyebabkan hubungan auditor/fasilitator dengan klien menjadi lebih
dekat, tetapi sangat penting untuk tetap menjaga independensi dan objektivitas.
Fasilitator juga harus menjaga etika mereka sendiri dalam 2 hal penting.
Pertama penting mengakui bahwa CSA bergantung pada keterbukaan partisipan dan
kejujuran mereka sendiri mengenai individu-individu. Aspek yang kedua adalah
bahwa mereka juga manusia dan bisa berbuat salah sehingga perlu mengelola
potensi konflik kepentingan yang ada.
Hubungan
antar-CSA dan Kegiatan Audit Internal yang Lain
Berbeda dengan
kegiatan audit konvensional, CSA memiliki lingkup yang luas, mengumpulkan
informasi yang material secara tepat dan interaktif, dan menghabiskan sedikit
waktu untuk verifikasi dan pelaporan. Dari sudut pandang manajer audit, CSA
merupakan metode penentuan risiko yang cepat dan biasanya andal di tingkat
makro tetapi tidak seperti beberapa alat audit, CSA tidak dirancang untuk
penyelidikan lebih dalam. Bila CSA dilakukan secara berkesinambungan di
organisasi maka CSA merupakan alat ideal untuk mengidentifikasi risiko dan
bidang-bidang bernilai tinggi yang akan bermanfaat untuk dilakukan audit.
Partisipan rapat kerja biasanya pandai dalam mengidentifikasi bidang-bidang
masalah utama.
Kesulitan-kesulitan
Kesulitan-kesulitan
yang dihadapi oleh CSA antara lain: terlalu banyak rapat kerja dan kurangnya
memadainya analisis, tidak menepati janji atau membuat terlalu banyak janji,
tidak sensitif terhadap kebutuhan dan kekhawatiran partisipan, terlalu dalam
masuk ke dalam masalah tanpa tahu caranya mengatasi masalah itu.
0 comments:
Post a Comment
Tinggalkan komentar anda...