Penyusunan system
informasi seluruh dunia milik suatu perusahaan merupakan hal krusial dalam
mendukung strategi perusahaan, termasuk proses perencanaan. Keadaan geografi,
komunikasi informasi secara formal umumnya menggantikan kontak pribadi antara
manajer operasi local dengan manajer kantor pusat. Perkembangan dalam teknologi
informasi seharusnya mengurangi, tetapi tidak akan menghilangkan sama sekali
kerumitan ini. Rancangan system berpengaruh pada keberhasilan yang dicapai:
1.
Penyebaran rendah dengan sentralitas yang tinggi, digunakan
oleh organisasi yang lebih kecil dengan operasi bisnis internasional yang
terbatas, dan system informasi domestic yang mendominasi kebutuhan.
2.
Penyebaran tinggi dengan sentralisasi yang rendah, digunakan
oleh perusahaan multinasional dengan operasi di wilayah geografis yang
berbeda-beda.
3.
Penyebaran yang tinggi dengan sentralitas yang tinggi,
dijalankan oleh perusahaan dengan aliansi strategi di seluruh dunia.
Sistem pengendalian manajemen
pada dasarnya suatu sistem yang digunakan oleh manajemen untuk membangun masa
depan organisasi. untuk membangun masa depan organisasi, perlu ditentukan lebih
dahulu dalam bisnis apa organisasi akan berusaha. Jabawan atas pertanyaan
tersebut merupakan misi organisasi dengan demikian misi organisasi merupakan
the chosen track untuk membawa organisasi mewujudkan masa depannya. Diharapkan
dengan dilaksanakannnya struktur sistem manajemen akan tercipta visi dan misi
organisasi perusahaan kemudian mengimplementasikannya.
Permasalahan yang timbul
dalam implementasi struktur sistem pengendalian manajemen yang dapat
diidentifikasikan sekarang ini adalah terletak pada kelemahan struktur dan
kelemahan proses. Sistem pengendalian manajemen tidak dapat mewujudkan tujuan
sistem kemungkinan karena strukturnya tidak pas dengan lingkungan yang dihadapi
perusahaan, dapat juga terjadi tujuan sistem pengendalian manajemen tidak
tercapai karena proses sistem pengendalian manajemennya lemah.
Dampak yang timbul apabila
perusahaan tidak memberlakukan struktur sistem pengendalian manajemen antara
lain organisasi perusahaan akan kesulitan menghadapi berbagai perubahan tajam
radikal, konstan, pesat, serentak sehingga roda organisasi tidak akan jalan dan
tidak dapat membuat berbagai perencanaan, tidak dapat memprediksi target
organisasi ke depannya.
Untuk menghadapinya
diperlukan struktur sistem pengendalian manajemen dimulai dari pengamatan dan
pengindetifikasian memacu perubahan (change drivers) yang berdampak terhadap
karakteristik lingkungan yang akan dimasuki perusahaan.) Struktur sistem
merupakan komponen-komponen yang berkaitan erat satu dengan lainnya yang secara
bersama-sama digunakan untuk mewujudkan tujuan sistem seperti yang dikatakan
Mulyadi, Johny (2001 : 8) bahwa struktur pengendalian manajemen terdiri dari
tiga komponen yaitu Struktur organisasi, Jejaring informasi dan Sistem
penghargaan. Rerangka pendesainan struktur sistem pendesainan pengendalian
manajemen mempergunakan pendekatan contigency approach dan human resource
leverage.
Permasalahan struktur
sistem pengendalian manajemen penting untuk dikaji karena memberikan harapan
yaitu kemampuan bagi manajemen perusahaan untuk memetakan secara komprehensif
lingkungan bisnis yang akan dimasuki oleh organisasi perusahaan di masa depan,
melakukan perubahan dengan cepat peta perjalanan tersebut sesuai dengan
tuntutan perubahan yang diperkirakan akan terjadi dan melipatgandakan kinerja
perusahaan sebagai institusi pencipta kekayaan, sehingga perusahaan memiliki
kemampuan yang luar biasa besarnya untuk senantiasa melakukan perubahan yang
diperlukan. Akuntansi manajemen mempersiapkan sejumlah informasi untuk
manajemen perusahaan mulai dari pengumpulan data hingga laporan likuiditas dan
ramalan operasional berupa berbagai jenis pengeluaran beban. Factor-faktor
lingkungan juga mempengaruhi penggunaan informasi yang dihasilkan secara
internal. Misalnya pengaruh budaya. Budaya yang tidak nyaman dengan
ketidakpastian dan ambiguitas cenderung untuk lebih siap menerima teknologi informasi
dibandingkan mereka yang tidak nyaman. Factor translasi juga mempengaruhi
penggunaan informasi yang dihasilkan. FAS No 52 mewajibkan penggunaan metode
translasi temporal ketika melakukan translasi akun-akun perusahaan afiliasi
luar negeri yang berada dalam lingkungan berafiliasi tinggi. Meskipun demikian,
ketentuan tersebut tidak memenuhi kebutuhan informasi perusahaan yang
beroperasi di Negara-negara dengan inflasi tinggi karena cenderung menimbulkan
distorsi realitas melalui:
1.
Menilai lebih atau menilai kurang pendapatan dan beban
2.
Melaporkan keuntungan atau kerugian translasi yang besar yang
sulit untuk diinterpretasikan
3.
Mendistorsi perbandingan kinerja antarwaktu. Mengapa kita perlu
memperhatikan distorsi ini?
4.
Sistem pelaporan tradisional memiliki pengaruh yang buruk
terhadap perilaku tenaga penjualan
5.
System pelaporan trandisional tidak memberikan motivasi bagi
tenaga penjualan untuk memfakturkan dan mengirimkan lebih dahulu di bulan itu
6.
System ini memanipulasi hasil Agar suatu system pengendalian
di perusahaan multinasional berfungsi dengan baik, maka biasanya system yang
digunakan banyak perusahaan multinasional untuk mengendalikan operasi luar
negerinya dalam banyak hal banyak hal sama dengan yang digunakan secara
domestic. Bagian- bagian system yang umumnya dikirim keluar meliputi control
keuangan dan anggaran serta kecenderungan untuk menerapkan standar yang sama
yang dikembangkan untuk mengevaluasi operasi domestic.
Setelah tujuan strategis
dan anggaran modal dibuat, selanjutnya manajemen memfokuskan diri pada
perencanaan jangka pendek. Perencanaan jangka pendek mencakup pembuatan
anggaran operasional atau rencana laba apabila diperlukan dalam organisasi.
Rencana laba ini merupakan dasar bagi peramalan manajemen kas, keputusan
operasi, dan skema kompensasi manajemen. Rencana laporan laba rugi perusahaan
afiliasi asing pertama-tama dikonversikan menurut prinsip-prinsip akuntansi
yang dianut di Negara asal induk perusahaan dan ditranslasikan dari mata uang
local ke dalam mata uang induk perusahaan.
Struktur Sistem Pengendalian Manajemen
Struktur sistem pengendalian manajemen
merupakan komponen- komponen yang berkaitan dengan lainnya yang secara
bersama-sama membentuk sistem. Struktur yang sehat adalah struktur sistem yang
setiap komponennya didesain sesuai dengan tuntutan lingkungan bisnis yang akan
diterapi sistem tersebut.
Dalam membangun struktur organisasi didasarkan
pada fungsi yang dituntut dari organisasi yang bersangkutan, jika organisasi
dibangun untuk memasuki lingkungan bisnis yang menuntut kecepatan pengambilan
keputusan yang di dalamnya costumer memegang kendali bisnis dan yang
mempekerjakan knowlegde workes, struktur organisasi yang pas dengan fungsi
organisasi tersebut adalah yang memiliki karakteristik, cepat respon, fleksibel
dan inovatif.
Struktur sistem pengendalian manajemen
diperlukan oleh organisasi perusahaan karena menuntut semua perusahaan yang
memasukil lingkungan tersebut memiliki kekuatan lebih untuk bersaing. Agar
dapat dipilih oleh costumer, produk dan jasa perusahaan harus memiliki
keunggulan tidak akan bertahan lama, karena pesaing akan mencari berbagai cara
untuk menghasilkan value terbaik bagi costumer. Oleh karena itu, untuk tetap
bertahan dan bertumbuh di lingkungan bisnis yang kompetitif, perusahaan
dituntut untuk secara berkelanjutan menemukan kembali keunggulan daya saing.
Untuk dapat bertahan dan bertumbuh dalam
lingkungan bisnis yang kompetitif, organisasi perusahaan tidak cukup hanya
mampu menjadi pencipta kekayaan (wealth-creating institution) namun, dituntut
untuk memiliki kemampuan jauh lebih dari itu, perusahaan dituntut untuk menjadi
institusi pelipatgandaan kekayaan (wealth-multiplying institution) untuk
membangun kemampuan perusahaan sebagai pelipat gandaan kekayaan, manajemen
perlu memanfaatkan sistem manajemen yang khusus didesain untuk tujuan
pelipatgandaan kekayaan.
Sistem pengendalian yang efektif adalah sistem
yang diarahkan kepada dua penyebab, diperlukannya pengendalian ketidakmampuan
personel dalam mencapai tujuan organisasi melalui perilaku yang diharapkan,
ketidak mampuan personel di dalam mencapai tujuan dapat dtingkatkan melalui
pendidikan dan pelatihan, serta penyediaan teknologi memadai, ketidak mampuan
personel dalam mencapai tujuan organisasi melalui prilaku yang diharapkan dapat
dikurangi atau dihilangkan melalui :
·
Perumusan Misi, visi, keyakinan dasar dan nilai dasar
organisasi secara jelas.
·
Pengkomunikasian misi,
visi, keyakinan dasar dan nilai dasar organisasi kepada personel perusahaan
melalui personal behaviors para leaders organisasi dan operational behavior.
·
Melalui proses internalisasi, misi, visi, keyakinan dasar dan
nilai dasar organisasi dapat tertanam di dalam diri seluruh personel menjadi
shared mission, shared vision, shared beliefs dan shared values.Shared mission,
shared vision, shared belief dan shared values menjadikan karyawan berdaya
untuk mengendalikan perilakunya sesuai dengan yang diharapkan di dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
·
Sistem pengendalian manajemen juga menyediakan berbagai
sistem untuk melaksanakan proses perencanaan dan implementasi rencana. Melalaui
sistem pengendalian manajemen, keseluruhan kegiatan utama untuk menjadikan
perusahaan sebagai institusi pencipta kekayaan dapat dilaksanakan secara
terstruktur, terkoordinasi, terjadwal dan terpadu sehingga menjanjikan
tercapainya tujuan perusahaan- perusahaan bertambahnya kekayaan dalam jumlah
yang memadai
Proses Struktur Sistem Pengendalian Manajemen
Proses sistem pengendalian manajemen terdiri
dari enam tahap utama berikut ini :
1.
Perumusan Strategi Tahap perumusan strategi adalah tahap yang
sangat menentukan kelangsungan hidup dan pertumbuhan organisasi. Dalam tahap
ini dilakukan pengamatan terhadap tren perubahan lingkungan makro dan
lingkungan industri. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap tren tersebut
dilakukan perumusan, misi, visi, tujuan, keyakinan dasar, dan nilai organisasi.
2.
Perencanaan Strategik Setelah perusahaan merumuskan tentang
strategi yang dipilih untuk mewujudkan visi dan misi melalui organisasi,
strategi tersebut kemudian perlu diimplementasikan. Langkah pertama adalah
melaksanakan perencanaan strategik, dalam langkah ini strategi yang telah
dirumuskan diterjemahkan ke dalam neraca strategik yang komprehensif dan
koheren, yang terdiri dari tiga komponen : sasaran strategik, target, inisiatif
strategic.
3.
Penyusun Program Penyusunan program adalah proses penyusunan
rencana jangka panjang untuk menjabarkan inisiatif strategik yang dipilih untuk
mewujudkan sasaran strategik. Pelaksanaan inisiatif strategik memerlukan
perencanaan sistematik langkah-langkah yang akan ditempuh oleh perusahaan dalam
jangka panjang ke depan beserta taksiran sumber daya yang diperlukan untuk
program, suatu rencana jangka panjang yang berisi langkah-langkah strategik
yang dipilih untuk mewujudkan sasaran strategik tertentu beserta taksiran
sumberdaya yang diperlukan.
4.
Penyusunan Anggaran Penyusunan anggaran adalah proses
penyusunan rencana jangka pendek (biasanya untuk jangka waktu satu tahun) yang
berisi langkah-langkah yang ditempuh oleh perusahaan dalam melaksanakan
sebagian dari program dalam penyusunan anggaran dijabarkan program tertentu ke
dalam rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam tahun anggaran, ditunjukkan
manajer dan karyawan yang bertanggung jawab dan dialokasikan sumberdaya untuk
melaksanakan kegiatan tersebut.
5.
Implementasi Setelah rencana menyeluruh selesai disusun,
langkah berikutnya adalah implementasi rencana. Dalam tahap implementasi
rencana ini, manajemen dan karyawan melaksanakan rencana yang tercantum dalam
anggaran ke dalam kegiatan nyata. Oleh karena anggaran adalah bagian dari
program, dan program merupakan penjabaran sasaran strategik dipilih sebagai
penjabaran strategi yang dirumuskan, maka dalam implementasi rencana, manajemen
dan karyawan harus senantiasa menyadari keterkaitan erat diantara implementasi,
anggaran, program, inisiatif, sasaran strategik dan strategi. Kesadaran
demikian akan mempertahankan langkah-langkah rinci yang dilaksanakan dalam
tahap implementasi tetap dalam rerangka yang dipilih untuk mewujudkan visi
organisasi.
6.
Pemantauan Implementasi rencana memerlukan pemantauan, hasil
setiap langkah yang direncanakan perlu diukur untuk memerlukan umpan balik bagi
pemantauan pelaksanaan anggaran, program, dan inisiatif strategik. Hasil
implementasi rencana juga digunakan untuk memberikan informasi bagi pelaksana
tentang seberapa jauh target telah berhasil dicapai, sasaran strategik telah
berhasil diwujudkan dan visi organisasi dapat dicapai.
0 comments:
Post a Comment
Tinggalkan komentar anda...