Saturday, 15 September 2012

MANAJEMEN PENGAMBILAN KEPUTUSAN


  1. Pengertian Manajemen
Pengertian manajemen tidak lepas dari pengertian penggelolahan pada umumnya, yaitu mengandung adanya unsur kegiatan yang dilakukan dengan mengkoordinasi berbagai kegiatan dan smber daya untuk mencapai tujuan tertentu. Unsur-unsur itu dapat dijelaskan sebagai berikut :
Kontinyu, manajemen bukan suatu kegiatan yang berdiri sendiri. Keputusan manajemen tidak merupakan keputusan sesaat, melainkan tindakan yang berkelanjutan atau merupakan proses yang kontinyu.
Efiien, manajemen merupakan kegiatan yang menekankan penggunaan sumber daya yang seminimal mungkin. Sumber daya dalam manajemen meliputi modal, metode, mesin, manajerial, manusia, motivasi, informasi, mutu dan kemampuan organisasi melihat peluang pasar.
Efektif, segala pekerjaan harus dilakukan dengan tepat dan sebaik-baiknya, serta mencapai hasil yang telah diharapkan.
Fungsi Manajemen
1.      Perencanaan (planning)
2.      Pengkoorganisasian (organizing)
3.      Penggerakan (actuating)
4.      Pengendalian  (controling)
  1. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dijelaskan dalam  Noorderhaven  (1995) bahwa, ada tiga model dalam pendekatan pilihan rasional untuk pengambilan keputusan yaitu : model pengambilan keputusan bebas resiko, model keputusan beresiko, dan model pengambilan keputusan interaktif.
Berdasarkan lingkungannya, keputusan dapat dibedakan menjadi 4 kelompok yaitu (Hasan 2002) :
1.      Pengambilan Dalam Kondisi Pasti
Pengambilan keputusan dimana berlangsung hal-hal berikut:
v  Alternatif yang harus dipilih hanya memiliki satu jawaban atau satu pilihan.
v  Keputusan yang akan diambil didukung oleh informasi atau data yang lengkap, sehingga dapat diprediksi secara akurat.
v  Dalam kondisi ini, pengambil keputusan secara pasti mengetahui apa yang akan terjadi dimasa mendatang.
2.    Pengambil Keputusan Dalam Kondisi Beresiko
v  Pengambilan keputusan dimana berlangsung hal-hal berikut:
v  Alternatif yang dipilih mengandung lebih dari satu kemungkinan hasil.
v  Pengambil keputusa lebih dari satu alternatif tindakan.
v  Resiko terjadi karena hasil pengumpulan keputusan tidak dapat diketahui dengan pasti, walaupun diketahui nilai probabilitasnya.

3.      Pengambilan Keputusan Dalam Kondisi Tidak Pasti
Pengambilan keputusan dimana :
v  Tidak diketahui sama sekali hal jumlah kondisi yang mungkin timbul serta kemungkinan-kemungkinan munculnya kondisi-kondisi itu.
v  Pengambilan keputusan tidak dapat menentukan probabilitas tejadi berbagai kondisi atau hasil yang keluar.
v  Hal-hal yang akn diputuskan relatif belum pernah terjadi.

4.    Pengambilan Keputusan Dalam Kondisi Konflik
Pengambilan keputusan dimana berlangsung hal-hal berikut:
v  Kepentingan dua atau lebih pengambil keputusan saling bertentang dalam situasi pertentangan.
v  Disini pengambil keputusan bermain dalam suatu permainan.

  1. Analisis Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan
George R Terry dalam Hasan (2002) disebutkan dlam dasar-dasar pengambilan keputusan yang berlaku adalah :
1.      Intuisi
Kelebihan dan kelemahan dalam pengambilan keputusan berdasarkan intuisi adalah :
Kelebihan
Kelemahan
Ø  Waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan
Ø  Untuk masalah yang pengaruhnya terbatas, pengambilan keputusan akan memberika keputusan pada umumnya
Ø  Kemampuan pengambilan keputusan dari pengambil keputusan itu sangat berperan, dan itu perlu dimanfaatkan dengan baik
Ø  Keputusan yang dihasilkan relatif kurang baik
Ø  Sulit mencari alat pembandingnya, sehingga sulit diukur kebenaran dan keabsahannya
Ø  Dasar-dasar lain dalam pengambilan keputusan sering kali diabaikan

2.      Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman, memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis. Karena pengalaman seseoarang dapat memperkirakan keadaan sesuatu.
3.      Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat meberika keputusan yang sehat, solid dan baik. Dengan fakta maka tingkat kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan-keputusan yang dibuat dengan lapang dada.
4.      Wewenang
Kelebihan dan kelemahan dalam pengambilan keputusan berdasarkan wewenang adalah
Kelebihan
Kelemahan
Ø  Penerima adalah bawahan
Ø  Dapat bertahan dala waktu yang lama
Ø  Memilik otentitas
Ø  Dapat menimbulkan sifat rutinitas
Ø  Sering melewati masalah yang seharusnya dipecahkan

5. Rasional
Pada keputusan ini bersifat objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk memaksimalkan hasil dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatan mendekati kebenaran atau sesuai apa yang diinginkan.
  1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
Menurut Terry dalam Hasan (2002) faktor dalam pengambilan keputusan adalah :
  1. Keadaan intern organisasi
Keadaan intern organisasi bersangkut paut dengan apa yang ada dalam organisasi tersebut. Keadaan intern organisasi meliputi : dana yang tersedia, keadaan sumber daya manusia, kemampuan karyawan, kelengkapan peralatan organisasi, stuktur organisasi.
  1. Keadaan ekstern organisasi
Keadaan ekstern organisasi meliputi : keadaan ekonomi, politik,sosial, budaya, hukum, agama dan sebagainya yang berpengaruh secara tidak langsung dengan organisasi.
  1. Tersedianya informasi yang diperlukan
Sifat-sifat informasi, antara lain :
v  Akurat, informasi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya
v  Up to date, informasi yang terbaru
v  Komprehensif, informasi dapat mewakili
v  Relevan, informasi harus berhubungan dengan masalah yang akan diselesaikan
  1. Kepribadian Dan Kecakapan Pengambilan Keputusan
kepribadian dan kecakapan pengambilan keputusan meliputi : kebutuannya, penilaiannya, intelegensinya, keterampilannya, kapasitasnya dan lain-lain.
  1. Proses Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan merupakan tahap-tahap yang harus dilalui, atau digunaka untuk membuat keputusan. Tahap ini merupakan kerangka dasar, sehingga setiap setiap tahap dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa sub tahap yang lebih khusus dan spesifik.
Proses pengambilan keputusan menurut Levin dkk (1995) terdiri atas 6 tahap sebagai berikut :
  1. Observasi
Merupakan aktifitas kunjungan lapangan, konprensi, observasi dan riset yang dapat menjadi informasi dan data penunjang.
  1. Analisis Dan Pengenalan Masalah
Penentuan penggunaan, penentuan tujuan dan penentuan batasan-batasan yang dapat menjadi pedoman untuk mencari solusi sebuah masalah.
  1. Pengembangan Model
Peralatan pengambilan keputusan antar hubungan model matematik, riset yang dapat menjadi out put proses.
  1. Memilih Data Masuk Yang Sesuai
Berupa data internal dan eksternal, kenyataan, dan dapat dipercaya
  1. Perumusan Dan Pengetesan Yang Dapat Dipertanggung Jawabkan
Berupa pengetesan atau percobaan dan pembuktian yang dapat menjadi out put yang pemecahan yang membantu pencapaian tujuan.

  1. Penerapan Pemecahan
Dapat berupa aktifitas perubahan prilaku, pelontaran ide, pelibatan manajemen serta penjelasan yang dapat menjadi out put pemahaman manajemen untuk menunjang model operasi dalam jangka yang lebih panjang.
  1. Model Pengambilan Keputusan
  1. Model Kuantitatif ;
  2. Model Kualitatif ;
  3. Model Matriks ;
  4. Model Pohon Keputusan ;
  5. Model Kurva Indifferen ;
  6. Model Simulasi Komputer.

Manfaat Manajemen Strategik Dalam Pengambilan Keputusan
  1. Fokus Manajemen Strategik
Fokus manajemen strategik terlrtak pada kegiatan memadukan manajemen, keuanagan, akunting, produksi dan operasi, riset dan pengembangan, sistem informasi komputer untu mencapai keberhasilan organisasi.
Menerut pearce II dan Robinson (1991) ada sembilan tugas manajemen strategik :
  1. Memformulasi misi perusahaan, termasuk pernyataan yang luas mengenai maksud, falsafah, dan sasaran
  2. Mengembangkan profil perusahaan
  3. Menilai lingkungan eksternal perusahaan
  4. Menganalisis opsi perusahaan yang paling diinginkan dengan menilai setiap opsi dipandang dari sudut misi perusahaan
  5. Mengidentifikasi opsi yang diinginkan
  6. Memilih sekumpulan tujuan jangka panjang
  7. Mengembangkan tujuan tahunan
  8. Mengimplementasikan pilihan strategik dengan alat alokasi sumber daya yang dianggarkan
  9. Mengevaluasi keberhasilan proses keputusan masa yang akan datang
  1. Manfaat Manajemen Strategik
Manajemen strategik mengingikan suatu orgaisasi untuk lebih proaktif dalam membentuk masa depannya sendiri David (1998). Menurut sejarah, manfaat manajemen strategik adalah membantu organisasi membuat stratigi yang lebih baik dengan mengunakan pendekatan yang lebih sistematis, logis, dan rasionalpada pilihan strategik.
Tujuan utama dari proses ini adalah mencapai pengertian dan komitmen dari semua manajer dan karyawan. Pengetian adalah manfaat terpenting dari manajemen strategik, kemudian diikuti dengan komitmen.
Greenley dalam David (1998) menyatakan bahwa manajemen strategik menawarkan manfaat sebagai berikut:
  1. Memungkinan mengenali, menetapkan prioritas, dan memanfaatkan berbagai peluang.
  2. Menyediakan pandangan objektif mengenai maslah manajemen.
  3. Menjadi kerangka kerja untuk memperbaiki kondisi dan pengendalian aktifitas.
  4. Meminimalkan pengaruh kondisi dari perubahan yang merugikan.
  5. Menyediakan dasar untuk penjelasan tanggung jawab individu.
  6. Memberikan dorongan untuk pemikiran ke depan.
  7. Menyediakan pendekatan kerjasama, terpadu dan antusias dalam menangani berbagai masalah dan peluang.
  8. Membantu memadukan tingkah laku individual menjadi usaha total.
  9. Menciptakan kerangka kerja untuk komunikasi internal diantara staf.
  10. Memungkinkan sumber daya yang lebih kecil dan waktu lebih sedikit dicurahkan untuk mengoreksi kesalahan atau keputusan.

Study Penyesalan Dan Kepuasan Dalam Manajemen Pengambilan Keputusan
Penyesalan keputusan adalah suatu konsekuensi pengambilan keputusan dibawah resiko dan bisa muncul ketika individual nampak setelah terjadi, untuk membuat keputusan yang salah sekalipun keputusan nampak sebagai sesuatu yang benar ketika telah dibuat (Bell 1998; Loomes dab Sugden 1998).
Penyesalan dan keputusan menghadirkan suatu tanggapan terhadap suatu perbandingan. Untuk kepuasan, perbandingannya adalah antara harapan dan pencapaian nyata, sedangkan untuk penyesalan perbandingannya adalah antara pencapaian yang dipilih dan alternatif yang dibatalkan. Lebih rinci, penyesalan dan keputusan berbeda beberapa jalan.
Pertama, penyesalan dipandang sebagai suatu yang mendahului kepuasan, oleh karena itu, kedua konstruksinya harus sucara konseptual berbeda dari yan lain;
Kedua, referensi menunjukkan sebuah konstrusinya adalah berbeda, untuk kepuasan adalah internal (harapan utuk alternatif yang dipilih) sedangkan untuk penyesalan adalah eksternal (pencapaian dari alternatf yang dibatalkan);
Ketiga, penyesalan secara rinci dihubungkan dengan pilihan, sedangkan kepuasan dihubngkan dengan hasil.
  1. Model Penyelesaian
Riset terdahulu mengenai penyesalan selalu menyajikan peserta dengan informasi pada hasil better-forgon. Ktiadaan informasi atas suatu hasil yang dibatalkan, bagaimanapun tidak akan menghalangi masyarakat untuk membuat perbandingan antara yang dipilih dan hasil yang dibatalkan.
  1. Penyederhanaan Penyesalan
Tiga karateristik situasi spesifik yang mungkin mempengaruhi kemampuan atau motivasi untuk menghasilkan perhitungan faktual adalah status quo, hasil yang tidak dapat ditarik kembali, dan valensi hasil.
Status Quo, literatur terdahulu menenjukkan bahwa keputusan yang menyertakan suatu perubahan status quo yang mendorong kearah hasil tertentu yang cenderung menimbulkan kognitif yang lebih kuat dan tanggapan emosional dibandingkan keputusan yang menyertakan penerapan status quo yang mendorong kearah suatu hasil yang serupa (Kahneman 1995; Kahneman dan Tversky 1982; Landman 1987).
Valensi Hasil, pencapaian dan ketidak tegasan harapan mempengaruhi keputusan (Anderson dan Sullivan 1993; Yi 1990). Tingkat kepuasan, mempengaruhi niat untuk membeli lagi (Newman dan Werbel 1973) dan perilaku keluhan (Bearden dan Teel 1983).
  1. Konsekuensi Penyesalan
Riset dalam literatur kepuasan pelanggan menunjukkan adanya suatu hubungan positif antara kepuasan dan niat untuk membeli lagi (Oliver 1980), dan suatu hubungan negatif antara kepuasan dan keluhan (Newman dan Werbel 1973; Richins 1983).
  1. Kesimpulan
Pertama, mengembangkan suatu multiple-item ukuran penyesalan dan mencirikannya dari kepuasan dengan menunjukkan bahwa konstruksi keduanya mempunyai suatu mendahului.
Kedua, menguji bagaimana penyesalan mungkin diaktifkan, yang ditunjukkan bahwa penyesalan dapat dialami bahkan pada saat tidak adanya informasi atas suatu hasil yang dibatalkan.
Ketiga, menguji penyederhanaan peranan beberapa variabel atas pengalaman penyesalan.
Keempat, menguji bagaimana penyesalan dan kepuasan mempengaruhi niat untuk membeli lagi.
Kelima, mengidentivikasi proses kognitif dengan mana penyesalan mungkin dihasilkan ketika nformasi atas hasil yang dibatalkan tidak disajikan.

0 comments:

Post a Comment

Tinggalkan komentar anda...