- Pengertian
Manajemen
Pengertian manajemen tidak lepas dari pengertian
penggelolahan pada umumnya, yaitu mengandung adanya unsur kegiatan yang
dilakukan dengan mengkoordinasi berbagai kegiatan dan smber daya untuk mencapai
tujuan tertentu. Unsur-unsur itu dapat dijelaskan sebagai berikut :
Kontinyu,
manajemen bukan suatu kegiatan yang berdiri sendiri. Keputusan manajemen tidak
merupakan keputusan sesaat, melainkan tindakan yang berkelanjutan atau
merupakan proses yang kontinyu.
Efiien,
manajemen merupakan kegiatan yang menekankan penggunaan sumber daya yang
seminimal mungkin. Sumber daya dalam manajemen meliputi modal, metode, mesin,
manajerial, manusia, motivasi, informasi, mutu dan kemampuan organisasi melihat
peluang pasar.
Efektif,
segala pekerjaan harus dilakukan dengan tepat dan sebaik-baiknya, serta
mencapai hasil yang telah diharapkan.
Fungsi
Manajemen
1. Perencanaan
(planning)
2. Pengkoorganisasian
(organizing)
3. Penggerakan
(actuating)
4. Pengendalian
(controling)
- Pengambilan
Keputusan
Pengambilan keputusan dijelaskan dalam Noorderhaven
(1995) bahwa, ada tiga model dalam pendekatan pilihan rasional untuk
pengambilan keputusan yaitu : model pengambilan keputusan bebas resiko, model
keputusan beresiko, dan model pengambilan keputusan interaktif.
Berdasarkan lingkungannya, keputusan dapat dibedakan
menjadi 4 kelompok yaitu (Hasan 2002) :
1. Pengambilan
Dalam Kondisi Pasti
Pengambilan
keputusan dimana berlangsung hal-hal berikut:
v Alternatif
yang harus dipilih hanya memiliki satu jawaban atau satu pilihan.
v Keputusan
yang akan diambil didukung oleh informasi atau data yang lengkap, sehingga
dapat diprediksi secara akurat.
v Dalam
kondisi ini, pengambil keputusan secara pasti mengetahui apa yang akan terjadi
dimasa mendatang.
2. Pengambil
Keputusan Dalam Kondisi Beresiko
v Pengambilan
keputusan dimana berlangsung hal-hal berikut:
v Alternatif
yang dipilih mengandung lebih dari satu kemungkinan hasil.
v Pengambil
keputusa lebih dari satu alternatif tindakan.
v Resiko
terjadi karena hasil pengumpulan keputusan tidak dapat diketahui dengan pasti,
walaupun diketahui nilai probabilitasnya.
3. Pengambilan
Keputusan Dalam Kondisi Tidak Pasti
Pengambilan
keputusan dimana :
v Tidak
diketahui sama sekali hal jumlah kondisi yang mungkin timbul serta
kemungkinan-kemungkinan munculnya kondisi-kondisi itu.
v Pengambilan
keputusan tidak dapat menentukan probabilitas tejadi berbagai kondisi atau
hasil yang keluar.
v Hal-hal
yang akn diputuskan relatif belum pernah terjadi.
4. Pengambilan
Keputusan Dalam Kondisi Konflik
Pengambilan
keputusan dimana berlangsung hal-hal berikut:
v Kepentingan
dua atau lebih pengambil keputusan saling bertentang dalam situasi
pertentangan.
v Disini
pengambil keputusan bermain dalam suatu permainan.
- Analisis
Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan
George R Terry dalam Hasan (2002) disebutkan dlam
dasar-dasar pengambilan keputusan yang berlaku adalah :
1. Intuisi
Kelebihan
dan kelemahan dalam pengambilan keputusan berdasarkan intuisi adalah :
Kelebihan
|
Kelemahan
|
Ø Waktu
yang digunakan untuk mengambil keputusan
Ø Untuk
masalah yang pengaruhnya terbatas, pengambilan keputusan akan memberika
keputusan pada umumnya
Ø Kemampuan
pengambilan keputusan dari pengambil keputusan itu sangat berperan, dan itu
perlu dimanfaatkan dengan baik
|
Ø Keputusan
yang dihasilkan relatif kurang baik
Ø Sulit
mencari alat pembandingnya, sehingga sulit diukur kebenaran dan keabsahannya
Ø Dasar-dasar
lain dalam pengambilan keputusan sering kali diabaikan
|
2. Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman,
memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis. Karena pengalaman seseoarang dapat
memperkirakan keadaan sesuatu.
3. Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat
meberika keputusan yang sehat, solid dan baik. Dengan fakta maka tingkat
kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang
dapat menerima keputusan-keputusan yang dibuat dengan lapang dada.
4. Wewenang
Kelebihan
dan kelemahan dalam pengambilan keputusan berdasarkan wewenang adalah
Kelebihan
|
Kelemahan
|
Ø Penerima
adalah bawahan
Ø Dapat
bertahan dala waktu yang lama
Ø Memilik
otentitas
|
Ø Dapat
menimbulkan sifat rutinitas
Ø Sering
melewati masalah yang seharusnya dipecahkan
|
5. Rasional
Pada keputusan ini bersifat objektif, logis, lebih
transparan, konsisten untuk memaksimalkan hasil dalam batas kendala tertentu,
sehingga dapat dikatan mendekati kebenaran atau sesuai apa yang diinginkan.
- Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
Menurut
Terry dalam Hasan (2002) faktor dalam pengambilan keputusan adalah :
- Keadaan
intern organisasi
Keadaan intern organisasi bersangkut paut dengan apa
yang ada dalam organisasi tersebut. Keadaan intern organisasi meliputi : dana
yang tersedia, keadaan sumber daya manusia, kemampuan karyawan, kelengkapan
peralatan organisasi, stuktur organisasi.
- Keadaan
ekstern organisasi
Keadaan ekstern organisasi meliputi : keadaan
ekonomi, politik,sosial, budaya, hukum, agama dan sebagainya yang berpengaruh
secara tidak langsung dengan organisasi.
- Tersedianya
informasi yang diperlukan
Sifat-sifat
informasi, antara lain :
v Akurat,
informasi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya
v Up
to date, informasi yang terbaru
v Komprehensif,
informasi dapat mewakili
v Relevan,
informasi harus berhubungan dengan masalah yang akan diselesaikan
- Kepribadian
Dan Kecakapan Pengambilan Keputusan
kepribadian dan kecakapan pengambilan keputusan
meliputi : kebutuannya, penilaiannya, intelegensinya, keterampilannya,
kapasitasnya dan lain-lain.
- Proses
Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan merupakan tahap-tahap
yang harus dilalui, atau digunaka untuk membuat keputusan. Tahap ini merupakan
kerangka dasar, sehingga setiap setiap tahap dapat dikembangkan lagi menjadi
beberapa sub tahap yang lebih khusus dan spesifik.
Proses pengambilan keputusan menurut Levin dkk
(1995) terdiri atas 6 tahap sebagai berikut :
- Observasi
Merupakan aktifitas kunjungan lapangan, konprensi,
observasi dan riset yang dapat menjadi informasi dan data penunjang.
- Analisis
Dan Pengenalan Masalah
Penentuan penggunaan, penentuan tujuan dan penentuan
batasan-batasan yang dapat menjadi pedoman untuk mencari solusi sebuah masalah.
- Pengembangan
Model
Peralatan pengambilan keputusan antar hubungan model
matematik, riset yang dapat menjadi out put proses.
- Memilih
Data Masuk Yang Sesuai
Berupa
data internal dan eksternal, kenyataan, dan dapat dipercaya
- Perumusan
Dan Pengetesan Yang Dapat Dipertanggung Jawabkan
Berupa pengetesan atau percobaan dan pembuktian yang
dapat menjadi out put yang pemecahan yang membantu pencapaian tujuan.
- Penerapan
Pemecahan
Dapat berupa aktifitas perubahan prilaku, pelontaran
ide, pelibatan manajemen serta penjelasan yang dapat menjadi out put pemahaman
manajemen untuk menunjang model operasi dalam jangka yang lebih panjang.
- Model
Pengambilan Keputusan
- Model
Kuantitatif ;
- Model
Kualitatif ;
- Model
Matriks ;
- Model
Pohon Keputusan ;
- Model
Kurva Indifferen ;
- Model
Simulasi Komputer.
Manfaat
Manajemen Strategik Dalam Pengambilan Keputusan
- Fokus
Manajemen Strategik
Fokus manajemen strategik terlrtak pada kegiatan
memadukan manajemen, keuanagan, akunting, produksi dan operasi, riset dan
pengembangan, sistem informasi komputer untu mencapai keberhasilan organisasi.
Menerut pearce II dan Robinson (1991) ada sembilan
tugas manajemen strategik :
- Memformulasi
misi perusahaan, termasuk pernyataan yang luas mengenai maksud, falsafah,
dan sasaran
- Mengembangkan
profil perusahaan
- Menilai
lingkungan eksternal perusahaan
- Menganalisis
opsi perusahaan yang paling diinginkan dengan menilai setiap opsi
dipandang dari sudut misi perusahaan
- Mengidentifikasi
opsi yang diinginkan
- Memilih
sekumpulan tujuan jangka panjang
- Mengembangkan
tujuan tahunan
- Mengimplementasikan
pilihan strategik dengan alat alokasi sumber daya yang dianggarkan
- Mengevaluasi
keberhasilan proses keputusan masa yang akan datang
- Manfaat
Manajemen Strategik
Manajemen strategik mengingikan suatu orgaisasi
untuk lebih proaktif dalam membentuk masa depannya sendiri David (1998).
Menurut sejarah, manfaat manajemen strategik adalah membantu organisasi membuat
stratigi yang lebih baik dengan mengunakan pendekatan yang lebih sistematis,
logis, dan rasionalpada pilihan strategik.
Tujuan utama dari proses ini adalah mencapai
pengertian dan komitmen dari semua manajer dan karyawan. Pengetian adalah
manfaat terpenting dari manajemen strategik, kemudian diikuti dengan komitmen.
Greenley dalam David (1998) menyatakan bahwa manajemen
strategik menawarkan manfaat sebagai berikut:
- Memungkinan
mengenali, menetapkan prioritas, dan memanfaatkan berbagai peluang.
- Menyediakan
pandangan objektif mengenai maslah manajemen.
- Menjadi
kerangka kerja untuk memperbaiki kondisi dan pengendalian aktifitas.
- Meminimalkan
pengaruh kondisi dari perubahan yang merugikan.
- Menyediakan
dasar untuk penjelasan tanggung jawab individu.
- Memberikan
dorongan untuk pemikiran ke depan.
- Menyediakan
pendekatan kerjasama, terpadu dan antusias dalam menangani berbagai
masalah dan peluang.
- Membantu
memadukan tingkah laku individual menjadi usaha total.
- Menciptakan
kerangka kerja untuk komunikasi internal diantara staf.
- Memungkinkan
sumber daya yang lebih kecil dan waktu lebih sedikit dicurahkan untuk
mengoreksi kesalahan atau keputusan.
Study
Penyesalan Dan Kepuasan Dalam Manajemen Pengambilan Keputusan
Penyesalan keputusan adalah suatu konsekuensi
pengambilan keputusan dibawah resiko dan bisa muncul ketika individual nampak
setelah terjadi, untuk membuat keputusan yang salah sekalipun keputusan nampak
sebagai sesuatu yang benar ketika telah dibuat (Bell 1998; Loomes dab Sugden
1998).
Penyesalan dan keputusan menghadirkan suatu
tanggapan terhadap suatu perbandingan. Untuk kepuasan, perbandingannya adalah
antara harapan dan pencapaian nyata, sedangkan untuk penyesalan perbandingannya
adalah antara pencapaian yang dipilih dan alternatif yang dibatalkan. Lebih
rinci, penyesalan dan keputusan berbeda beberapa jalan.
Pertama,
penyesalan dipandang sebagai suatu yang mendahului kepuasan, oleh karena itu,
kedua konstruksinya harus sucara konseptual berbeda dari yan lain;
Kedua,
referensi menunjukkan sebuah konstrusinya adalah berbeda, untuk kepuasan adalah
internal (harapan utuk alternatif yang dipilih) sedangkan untuk penyesalan
adalah eksternal (pencapaian dari alternatf yang dibatalkan);
Ketiga,
penyesalan secara rinci dihubungkan dengan pilihan, sedangkan kepuasan
dihubngkan dengan hasil.
- Model
Penyelesaian
Riset terdahulu mengenai penyesalan selalu
menyajikan peserta dengan informasi pada hasil better-forgon. Ktiadaan
informasi atas suatu hasil yang dibatalkan, bagaimanapun tidak akan menghalangi
masyarakat untuk membuat perbandingan antara yang dipilih dan hasil yang
dibatalkan.
- Penyederhanaan
Penyesalan
Tiga karateristik situasi spesifik yang mungkin
mempengaruhi kemampuan atau motivasi untuk menghasilkan perhitungan faktual
adalah status quo, hasil yang tidak dapat ditarik kembali, dan valensi hasil.
Status Quo,
literatur terdahulu menenjukkan bahwa keputusan yang menyertakan suatu perubahan
status quo yang mendorong kearah hasil tertentu yang cenderung menimbulkan
kognitif yang lebih kuat dan tanggapan emosional dibandingkan keputusan yang
menyertakan penerapan status quo yang mendorong kearah suatu hasil yang serupa
(Kahneman 1995; Kahneman dan Tversky 1982; Landman 1987).
Valensi Hasil,
pencapaian dan ketidak tegasan harapan mempengaruhi keputusan (Anderson dan
Sullivan 1993; Yi 1990). Tingkat kepuasan, mempengaruhi niat untuk membeli lagi
(Newman dan Werbel 1973) dan perilaku keluhan (Bearden dan Teel 1983).
- Konsekuensi
Penyesalan
Riset dalam literatur kepuasan pelanggan menunjukkan
adanya suatu hubungan positif antara kepuasan dan niat untuk membeli lagi
(Oliver 1980), dan suatu hubungan negatif antara kepuasan dan keluhan (Newman
dan Werbel 1973; Richins 1983).
- Kesimpulan
Pertama, mengembangkan
suatu multiple-item ukuran penyesalan dan mencirikannya dari kepuasan dengan
menunjukkan bahwa konstruksi keduanya mempunyai suatu mendahului.
Kedua, menguji
bagaimana penyesalan mungkin diaktifkan, yang ditunjukkan bahwa penyesalan
dapat dialami bahkan pada saat tidak adanya informasi atas suatu hasil yang
dibatalkan.
Ketiga, menguji
penyederhanaan peranan beberapa variabel atas pengalaman penyesalan.
Keempat, menguji
bagaimana penyesalan dan kepuasan mempengaruhi niat untuk membeli lagi.
Kelima,
mengidentivikasi proses kognitif dengan mana penyesalan mungkin dihasilkan
ketika nformasi atas hasil yang dibatalkan tidak disajikan.
0 comments:
Post a Comment
Tinggalkan komentar anda...