Thursday, 27 February 2014

PENULISAN RESUME


A.    PERSIAPAN MENULIS RESUME
Dalam dunia bisnis, istilah resume sering disebut juga dengan CV (Curriculum Vitae) atau daftar riwayat hidup. Secara umum, resume adalah suatu daftar dokumen yang berisi kualifikasi dan jalur karier sesorang yang disusun secara teratur, rapi, dan menarik perhatian pembaca. Melalui resume ini diharapkan pimpinan suatu organisasi/perusahaan sudah dapat mengetahui kemampuan seseorang, walaupun belum pernah bertemu secara langsung dengan orang tersebut. Oleh karena itu, resume yang kita buat harus dibuat sedemikian rupa sehingga menarik perhatian pembaca.
Dalam mempersiapkan resume, ada tiga hal yang perlu dilakukan, yaitu: (a) mencari informasi penting (esensi); (b) merencanakan resume, dan (c) membuat resume.
1.    Mencari Informasi Penting
Sebelum membuat resume, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mencari berbagai informasi penting yang relevan dengan jenis pekerjaan yang diinginkan. Kita dapat melakukan analisis diri (self analysis), analisis karir (career analysis), dan analisis pekerjaan (job analysis)
a.       Analisis Diri
Analisis diri akan dapat membantu seseorang dalam mengenali dirinya sendiri secara lebih mendalam, termasuk semua kelebihan dan kekurangannya.
b.      Analisis Karir
Sebagaimana dalam melakukan analisis diri, kita juga perlu membuat dan menjawab segala macam pertanyaan yang berkaitan dengan karir kita di masa depan.
c.       Analisis Pekerjaan
Secara umum, para lulusan suatu perguruan tinggi sedikit atau belum memiliki pengalaman kerja. Pada tahap-tahap awal memasuki kerja, perusahaan telah menyediakan suatu program orientasi atau pelatihan kepada mereka yang baru diterima sebagai karyawan suatu perusahaan. Oleh karena itu, sebelum menyusun suatu resume, kita perlu memahami betul mengenai pekerjaan tersebut.
2.    Perencanaan Resume
Dalam merencanakan resume, ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
a.       Tujuan Karir
Apabila kita perhatikan iklan lowongan pekerjaan di suatu surat kabar atau majalah, akan nampak secara jelas beberapa posisi pekerjaan yang dibutuhkan oleh para pencari kerja. Ada iklan lowongan kerja yang menggunakan bahasa Inggris, tetapi masih banyak yang menggunakan bahasa Indonesia, yang semua itu sangat bergantung pada status dan lingkup perusahaan tersebut. Kita harus memutuskan posisi apa yang kita minati atau yang akan menjadi tujuan karir kita, misalnya posisi manajer sumber daya manusia, manajer pemasaran, manajer produksi/operasi, manajer pemeliharaan, manajer keuangan, dsb.
b.      Informasi Pribadi
Data pribadi yang tercantum dalam resume adalah nama, tempat dan tanggal lahir, alamat rumah, dan jenis kelamin. Kita mungkin dapat menambah data lain yang berkaitan erat dengan jenis pekerjaan yang dipilih. Beberapa lowongan kerja mensyaratkan bahwa calon pegawai harus belum menikah, memiliki kendaraan sendiri, mempunyai tinggi badan dan berat badan tertentu, memiliki kemampuan berbahasa asing baik pasif atau aktif, terampil menggunakan komputer, dan sejenisnya. Kita harus memperhatikan syarat-syarat pekerjaan dan karakteristik pribadi sebelum mengajukan lamaran dan membuat resume.
c.       Referensi
Referensi adalah orang-orang tertentu yang akan memberikan surat rekomendasi kepada kita, yang berisi tentang berbagai hal yang mereka ketahui semasa mereka mangenal kita. Orang-orang yang memberikan referensi akan menambah kredibilitas pencari referensi. Salah satu keuntungan menggunakan referensi dalam resume adalah untuk meyakinkan kepada organisasi atau perusahaan pencari kerja tentang prestasi dan kemampuan positif kita.
2.    Pembuatan Resume
Resume dapat dibuat dalam berbagai bentuk. Resume yang baik menekankan pada kompabilitas kualifikasi kita dan perspektif persyaratan kerja. Secara umum, resume mencakup nama, alamat lengkap, tujuan kerja, kualifikasi informasi pribadi, dan referensi. Pada bagian tujuan kerja, kita harus menyatakan secara jelas apa tujuan kita membuat resume tersebut.
Adapun yang termasuk dalam informasi pribadi (personal) antara lain: pendidikan (nyatakan pendidikan tertinggi kemudian yang lebih rendah, dan sebagainya plus tanggal memulai dan lulusnya), berbagai keterampilan (bahasa asing, komputer, desain, dan sebagainya), hobi (musik, olahraga, seni), penghargaan (juara lomba matematika, lomba ilmiah, dan sebagainya), keanggotaan asosiasi (semasa kuliah maupun di masyarakat umum). Usahakan informasi tersebut relevan dengan jenis pekerjaan yang kita harapkan. Jadi tidak berarti semua kemampuan atau keahlian yang kita miliki perlu dicantumkan dalam resume, tetapi informasi yang dapat mendukung pekerjaan kita tersebut.
Pada bagian referensi, carilah orang-orang yang mengetahui dengan baik mengenai kemampuan diri kita atau prestasi yang pernah kita raih semasa kuliah maupun semasa kita bekerja.
B.     RENCANA PENGORGANISASIAN
Berdasarkan cara pengorganisasiannya, resume dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis resume, yaitu resume kronologis (chronological resume), resume fungsional (functional resume), dan resume kombinasi (combinational re sume).
1.    Resume kronologis
adalah cara pengorganisasian resume yang didasarkan pada kronologisnya, yaitu pendidikan dan pengalaman sebagai judul isinya. Mana yang harus didahulukan, pendidikan atau pengalaman? Putuskan mana yang lebih memberikan kesan positif bagi pencari kerja. Informasi terkini sebaiknya ditempatkan pada urutan pertama, lalu diikuti berikutnya, misalnya penulisan jenjang pendidikan dimulai dari jenjang pendidikan tertinggi. Bentuk resume ini merupakan resume tradisional.
2.    Resume fungsional
adalah resume yang disusun atas dasar fungsi-fungsi dalam organisasional yang dapat dilakukannya dengan baik. Resume fungsional memerlukan suatu analisis diri, karir, dan pekerjaan secara lebih lengkap. Beberapa fungsi penting dalam suatu organisasi seperti fungsi pemasaran, keuangan, akuntansi, produksi, sumber daya manusia, penganggaran, komunikasi, hubungan masyarakat, dan sejenisnya dapat dijadikan sebagai judul tersendiri dalam resume.
3.    Resume kombinasi
adalah kombinasi antara resume kronologis dan fungsional. Bentuk resume kombinasi tersebut memberikan suatu keyakinan bahwa persyaratan pendidikan dan pengalaman terpenuhi dan masih menggunakan judul-judul lain yang lebih menekankan pada kualifikasi yang dibutuhkan (resume fungsional).
Untuk membuat resume yang baik, perlu diperhatikan empat hal, yaitu: kerapian (neatness), sederhana (simplicity), akurat (accouracy), dan kejujuran (honesty).  Dalam menulis resume, usahakan menggunakan kertas yang bersih dan berkualitas baik, jangan ada coret-coretan, dan ketiklah dengan memilih huruf yang baik. Aturlah format resume serapi mungkin, enak dibaca, dan berisi. Disamping kerapian, bahasa yang digunakan hendaknya jelas, sederhana, tidak bertele-tele. Lagi pula, informasi yang disajikan haruslah informasi yang akurat. Yang lebih penting lagi adalah bahwa informasi yang kita sajikan adalah benar, tidak mengada-ada. Dengan kata lain, berikan informasi sejujurnya. Apabila kita ternyata ketahuan memberikan informasi secara tidak jujur, maka kerugianlah yang akan kita dapatkan.
C.    MASALAH DALAM MEMBUAT RESUME
1.      Resume dibuat terlalu panjang, sehingga berkesan tidak tegas dan kemungkinan besar memasukkan data yang tidak relevan sehingga tidak akan mencapai sasaran.
2.      Resume yang ditulis terlalu singkat, sehingga tidak memberikan informasi/data yang cukup bagi pembaca untuk melakukan penelaahan yang lebih dalam.
3.      Format penulisan resume kurang baik, inden tidak konsisten, kurang memperhatikan tanda baca dan sejenisnya, sehingga isi resume sulit dimengerti.
4.      Terlalu banyak menggunakan kalimat yang bersifat kompleks. Alangkah baiknya kalau kalimat yang digunakan bersifat sederhana atau simpel.
5.      Resume mengandung banyak kesalahan ketik/tulis dan yang lebih fatal lagi kesalahan penyusunan kalimat.
6.      Pelamar tidak dapat menunjukkan secara tegas dalam resume tujuan pekerjaan yang dikehendaki, posisi dan bidang pekerjaan apa yang diminati/diinginkan.
7.      Pelamar menampakkan keyakinan yang berlebihan (overconfidence) sehingga mungkin pembaca akan ragu-ragu terhadap resume yang dibuat, apakah data dalam resume memang realistis atau tidak.

8.      Ada pelamar yang tidak jujur saat mencantumkan data dalam resume. Sebagai contoh, ia menyatakan mampu mengaplikasikan berbagai program komputer, tetapi setelah diuji ternyata hasilnya sangat mengecewakan.

TUGAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI LAPORAN HASIL SURVEI

PROFIL USAHA
Nama Toko     : Toko Tusi
Berdiri Tahun  : 2008
Pemilik            : Ny. Tusi
Bidang Usaha : Toko Mini Swalayan
Alamat            : Desa Banjarsari Kelurahan Sukoharjo Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman  Yogyakarta
Omzet             : ± Rp 2.000.000,00 / Bulan


Tinjauan Kegiatan Bisnis

Kegiatan Bisnis
Keputusan Utama
Kebutuhan Informasi
Perolehan Modal
Modal diperoleh dari investasi pribadi
1.      Proyeksi arus kas lebih mudah dan tidak berisiko karena modalnya modal sendiri. Tidak berurusan dengan kreditur.
2.      Performa laporan keuangan dilihat jika mengalami laba terus maka modal akan ditambah, jika mengalami kerugian yang berturut-turut dan lama maka tidak akan ditambah modal.
Perolehan Gedung dan Peralatan
Ukuran bangunan toko sekitar 5 X 10 meter. Perolehan gedung dan peralatan dari hasil pembelian pribadi, bukan sewa dan juga bukan kredit. Lokasi di rumah sendiri dengan memanfaatkan garasi.
1.      Luas tanah yang akan dibangun. Luas tanah bisa dilihat di akta tanah atau dari pengukuran manual.
2.      Estimasi harga bahan bangunan yang dilakukan oleh pemilik.
Mengontrak dan Melatih Pegawai
1.      Toko merekrut satu pegawai. Perekrutan pegawai baru dilakukan jika memang pegawai lama ada keperluan yang mendesak hingga mengharuskan pegawai lama untuk keluar, atau jika terjadi komplin yang parah oleh pelanggan.
2.      Pelatihan pegawai baru dilakukan oleh pegawai lama selama satu bulan. Sebelum keluar secara penuh, pegawai lama melakukan pelatihan terhadap pegawai baru. Pelatihan terutama berfokus pada perhitungan matematis.
3.      Tidak dibutuhkan pengalaman. Yang penting jujur, adil, dan terpercaya.
1.      Pemberian deskripsi kerja apa yang akan dilakukan pegawai.
2.      Komitmen kerja bersungguh-sungguh dan komitmen untuk jujur.
3.      Deskripsi pelatihan yang harus dilalui
Perolehan Persediaan
1.      Persediaan dikirim oleh sales dari vendor.
2.      Kuantitas yang dibeli tergantung dari produk mana yang sudah habis dan perlu dikirim ulang. Jika produk belum habis, took tidak akan mengajukan pengiriman ulang.
3.      Penyimpanan produk yang belum dimasukkan ke toko di tempat penyimpanan khusus barang dagang. Setiap satu minggu dilakukan kontrol oleh pegawai untuk menghindari kadaluarsa. Jika ditemukan kadaluarsa dalam rentang waktu yang dekat dari tanggal pengiriman, produk akan dikirim ke vendor untuk diganti.
1.      Analisis pasar untuk menentukan produk aoa yang akan dijual.
2.      Daftar barang yang habis dan harus di suplai ulang (kartu persediaan)
3.      Tempat penyimpanan yang cocok, dan tidak lembab sehingga cocok untuk penyimpanan barang dagang.
4.      Kartu control kadaluarsa.
Kegiatan Periklanan dan Pemasaran  Penjualan Barang
1.      Harga jual untuk toko sudah ditentukan oleh pihak distributor. Namun jika ada harga promo dari distributor, harga toko tetap mengacu pada harga pasar.
2.      Toko tidak mengadakan promosi, tapi mengandalkan tempat yang lumayan strategis. Selain itu, tidak ada toko sejenis dalam radius kurang lebih satu kilometer.
1.      Daftar harga normal dan promo dari vendor.
Pengumpulan Pembayaran dari Pelanggan
1.      Toko bisa melayani pembelian secara tunai maupun kredit (tanpa kartu kredit) alias ngutang. Ketentuan untuk membeli secara kredit di toko ini dengan mengisi buku khusus hutang yang berisi nomor telepon dan alamat serta nama pembeli.
2.      Mekanisme pengumpulan piutang-nya sebagai berikut:
1)      Dihubungi melalui pesan singkat.
2)      Jika tidak ada respon dari pesan singkat, maka akan dihubungi melalui telepon.
3)      Jika tidak ada tanggapan juga maka akan dikunjungi alamatnya.
4)      Jika tidak ada respon juga maka akan diikhlaskan.
1.      Data informasi pelanggan yang membeli secara kredit.
2.      Data tanggal deadline hutang pelanggan dan data status akun pelanggan.
Pembayaran Gaji Pegawai
1.      Pembayaran imbal hasil pegawai dilakukan per bulan dengan jumlah nominal Rp. 600.000,00
2.      Tidak pernah dilakukan pemotongan gaji pegawai. Gaji yang diterima sudah bersih. Keperluan sehari-hari seperti makan, tidur, keperluan yang menunjang pekerjaan, hingga kesehatan semua menjadi tanggungan pemilik usaha.
1.      Tanggal pasti pembayaran untuk pengingat pemilik.
Pembayaran Vendor
1.      Vendor biasanya mengirim orang yang berbeda dari ketika mengirim barang persediaan. Jadi antara orang yang mengirim barang dengan yang menagih hutang ke toko adalah orang yang berbeda.
2.      Biasanya vendor mengirim petugas penagih dalam jangka waktu antara satu sampai dua minggu (tergantung vendor).
3.      Banyaknya barang yang dibayar tergantung dari barang yang di kirim ulang oleh vendor.
1.      Faktur dari vendor
2.      Data pembelian versi toko
3.      Data jumlah hutang usaha.







Catatan Kecil Dari Wawancara
1.      Pemilik toko belum mempunyai NPWP karena belum mendapat paparan survey dari Dinas Pajak. Selain itu, pemilik juga belum mendaftarkan usahanya untuk memperoleh NPWP.
Rekomendasi Untuk Pihak Toko: pemilik seharusnya menjadi warga Negara yang baik dengan mendaftarkan usahanya untuk memperoleh NPWP. Terlebih, dengan omzet harian yang mencapai dua juta rupiah per hari sudah sepantasnya untuk mendaftarkan usahanya untuk membayar pajak.
Rekomendasi Untuk Pihak Dinas Pajak: jika melakukan survey harus secara keseluruhan hingga ke seluruh pelosok pedesaan. Jangan mau enaknya saja dengan mensurvei daerah yang di dekat kota saja. Percuma dibayar kalo tugasnya tidak optimal.
2.      Sistem keamanan toko belum terintegrasi dengan baik. Toko sudah mengalami beberapa kali pencurian dan percobaan pencurian oleh beberapa pelanggan yang tidak bertanggung jawab.
Rekomendasi: toko seharusnya memasang system keamanan. Jika investasi awal untuk membeli system kamera pengintai dianggap terlalu tinggi, toko bisa memasang semacam cermin yang cara kerjanya mirip dengan kaca spion kendaraan bermotor untuk memantau pelanggan. Meja kasir pun seharusnya tidak berada di belakang seperti kondisi saat ini, tapi digeser ke posisi yang lebih tengah sehingga lebih mudah mengawasi baik visual maupun virtual.
3.      Toko sudah memiliki inisiatif untuk memasang barcode scanner untuk mempermudah system penjualan di masa mendatang. Akan tetapi, karena investasi awal yang tinggi toko memutuskan untuk menunda pemasangan alat ini. Padahal, alat ini penting untuk mempermudah proses pencatatan penjualan. Dengan barcode scanner, penjualan akan secara otomatis tercatat system.
4.      Toko juga mendapat semacam sponsor dari salah satu pabrik rokok terkenal. Umpan balik yang diberikan toko berupa kewajiban pemasangan spanduk sponsor, dan toko mendapat fee dari sponsor dan mendapat etalase yang hanya boleh diisi untuk kepentingan produk sponsor.

5.      Keuangan pemilik dan toko dipisah. Jika pemilik memerlukan barang dari toko, maka pemilik toko akan mengambil barang kemudian akan mencatatatnya dan dilunasi pada akhir bulan.

CONTROL SELF-ASSESSMENT DALAM PENGAUDITAN INTERNAL



Control self-assessment – Mengapa Diperlukan?
Pada era setelah skandal Watergate di Amerika Serikat pada tahun 1970-an, banyak perusahaan multinasional besar diperiksa untuk menentukan apakah mereka telah menyalurkan dana secara ilegal. Kemudian segera diketahui bahwa banyak perusahaan multinasional memiliki rekening bank rahasia yang digunakan untuk menyalurkan dana tidak hanya ke partai-partai politik Amerika Serikat tetapi juga ke pegawai pemerintah dalam dan luar negeri untuk mendukung perolehan kontrak berbau korupsi. Skandal politik telah terbongkar dan mnyingkap sisi gelap dunia bisnis besar. Oleh karena itu, COSO merekomendasikan auditor untuk menelaah dan mempertimbangkan faktor-faktor yang berhubungan dengan manusia sebelum memberikan opini.
“Kebijakan resmi mengkhususkan apa yang manajemen inginkan untuk terjadi. Budaya perusahaan menentukan apa yang sebenarnya terjadi, dan aturan-aturan apa yang dilanggar, dibengkokkan, atau diabaikan.”
Apa yang dimaksud Control Self-assessment (CSA) ?
Berdasarkan pengertian dari COSO, yang dimaksud dengan CSA adalah sebuah proses dimana tim karyawan dan manajemen, di tingkat lokal dan eksekutif, terus menerus menjaga kesadaran semua faktor material yang cenderung mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi, sehingga memungkinkan mereka membuat penyesuaian-penyesuaian yang tepat. Untuk meningkatkan independensi, objektivitas, dan kualitas dalam proses tersebut, serta tata kelola yang efektif, maka diharapkan auditor internal terlibat dalam proses tersebut dan bahwa mereka secara independen melaporkan hasil-hasilnya ke manajemen senior dan dewan komisaris.
Alat dan Teknik yang Digunakan
Ada lima komponen kunci untuk rapat kerja yang sukses. Pertama, fasilitator akan melakukan wawancara dengan manajemen dan partisipan lainnya sebelum pertemuan dimulai. Kedua, tim yang menghadiri rapat kerja tersebut membutuhkan waktu untuk berpikir dan menggali ide-ide yang muncul. Komponen ketiga bisa muncul bila peserta puas karena masalah mereka telah diidentifikasi dan dibahas. Komponen  keempat adalah mengembalikan dengan segera ringkasan pembahasan dan pengumpulan suara, jika ada, ke peserta. Komponen kelima dan terakhir yang menentukan kesuksesan adalah tindakan.
Independensi, Objektivitas, dan Etika Fasilitator
Meskipun CSA umumnya menyebabkan hubungan auditor/fasilitator dengan klien menjadi lebih dekat, tetapi sangat penting untuk tetap menjaga independensi dan objektivitas. Fasilitator juga harus menjaga etika mereka sendiri dalam 2 hal penting. Pertama penting mengakui bahwa CSA bergantung pada keterbukaan partisipan dan kejujuran mereka sendiri mengenai individu-individu. Aspek yang kedua adalah bahwa mereka juga manusia dan bisa berbuat salah sehingga perlu mengelola potensi konflik kepentingan yang ada.
Hubungan antar-CSA dan Kegiatan Audit Internal yang Lain
Berbeda dengan kegiatan audit konvensional, CSA memiliki lingkup yang luas, mengumpulkan informasi yang material secara tepat dan interaktif, dan menghabiskan sedikit waktu untuk verifikasi dan pelaporan. Dari sudut pandang manajer audit, CSA merupakan metode penentuan risiko yang cepat dan biasanya andal di tingkat makro tetapi tidak seperti beberapa alat audit, CSA tidak dirancang untuk penyelidikan lebih dalam. Bila CSA dilakukan secara berkesinambungan di organisasi maka CSA merupakan alat ideal untuk mengidentifikasi risiko dan bidang-bidang bernilai tinggi yang akan bermanfaat untuk dilakukan audit. Partisipan rapat kerja biasanya pandai dalam mengidentifikasi bidang-bidang masalah utama.
Kesulitan-kesulitan

Kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh CSA antara lain: terlalu banyak rapat kerja dan kurangnya memadainya analisis, tidak menepati janji atau membuat terlalu banyak janji, tidak sensitif terhadap kebutuhan dan kekhawatiran partisipan, terlalu dalam masuk ke dalam masalah tanpa tahu caranya mengatasi masalah itu.  

PEKERJAAN LAPANGAN – II


Penerapan Teknik-teknik Audit
Teknik-teknik audit diterapkan pada beragam kondisi baiksendiri-sendiri maupun secara gabungan, kapan pun auditor melakukan pemeriksaan. Kebanyakan penugasan audit akan dilakukan dalam satu dari empat bentuk: audit fungsional, audit organisasional, studi manajemen, dan audit atas program.
Audit Fungsional. Audit fungsional adalah audit yang mengikuti proses dari awal hingga akhir, melintasi lini organisasi. Audit ini bertujuan untuk menentukan seberapa baik fungsi-fungsi dalam organisasi akan saling berinteraksi dan bekerja sama.  
Audit Organisasional (dan Evaluasi Produktivitas). Audit organisasional tidak hanya memerhatikan aktivitas yang dilakukan dalam organisasi tetapi juga dengan kontrol administratif yang digunakan untuk memastikan bahwa aktivitas-aktivitas tersebut dilaksanakan.
Studi dan Konsultasi Manajemen. Audit fungsional dan organisasional membentuk kerangka kerja program audit jangka panjang. Setiap organisasi membutuhkan konsultan luar untuk melakukan studi manajemen, membuat evaluasi, dan menawarkan rekomendasi untuk memperbaiki masalah organisasi.
Audit Atas Program. Tujuan auditnya adalah memberikan manajemen informasi mengenai biaya, pelaksanaan, dan hasil-hasil program dan membuat evaluasi yang informatif, bermanfaat, dan objektif. Dalam penelahaan ini, akan membantu semua pihak terkait bila mereka memiliki pemahaman yang sama atas istilah-istilah yang digunakan.
Audit Kontrak. Kontrak konstruksi atau operasi sering kali melibatkan uang dalam jumlah besar; kontrak konstruksi biasanya bukan merupakan bagian dari bisnis rutin organisasi; kontrak operasi bisa memberikan jasa atau operasi terprogram. Manajemen mungkin tidak begitu memahami biaya konstruksi dan operasi seperti produksi yang dilakukan sendiri. Oleh karena itu auditor internal sangat membantu dalam mengaudit kontrak seperti ini.
Audit Terintegrasi. Audit terintegrasi mengombinasikan aspek-aspek audit keuangan dengan audit kinerja, sebuah prosedur yang menghasilkan sebagian audit keuangan akhir tahun diselesaikan sebelum audit operasional.
Konsultan
Suatu evaluasi audit yang mendalam mungkin membutuhkan jasa dari konsultan teknis. Auditor harus ingat bahwa konsultan tersebut membantu, tidak mengambil alih evaluasi atau melindungi tanggung jawab auditor. Konsultan teknis dibutuhkan untuk mengklarifikasi hal-hal teknis atau yang diketahui orang-orang tertentu saja, mengarahkan pemeriksaan ke bidang-bidang tertentu, dan melindungi auditor dari informasi yang tidak akurat atau dari pernyataan sepihak oleh karyawan lini.
Penggunaan Sumber Daya dari Luar atau dari Mitra
Penggunaan sumber daya dari mitra, yang dianggap sebagai bagian dari penggunaan sumber daya dari luar, umumnya dipahami sebagai pengoperasian audit bila pihak luar melaksanakan bagian dari audit internal bersama dengan aktivitas audit organisasi. Kepala bagian audit bertanggung jawab atas kualitas jasa yang diberikan pihak luar. Bantuan dari luar atau dari mitra harus digunakan dalam proses perencanaan jika diperlukan, serta dalam evaluasi aktivitas audit. Pengunaan sumber daya dari luar atau dari mitra yang terstruktur dengan baik dan memiliki keahlian tinggi akan membawa nilai teknis dan kredibilitas bagi operasi audit internal.
Penelaahan Analitis
Penelaahan analitis digunakan untuk menentukan kewajaran data tertentu. Beberapa metodologi yang digunakan yaitu: analisis tren, analisis rasio, analisis regresi.
Pemeliharaan Aktiva Tetap. Auditor menguji kontrol atas aktiva tetap diantaranya dengan menganalisis umur dan manfaat aktiva, biaya pemeliharaan, dan lain-lain. Analisis ini mengungkapkan kebijakan penggantian yang terlalu liberal, biaya perbaikan yang abnormal, atau pemeliharaan pencegahan yang berlebihan.
Statistik Karyawan. Laporan bisa dianalisis untuk menunjukan berbagai hubungan antara jumlah karyawan dan tren organisasi lainnya. Laporan untuk cabang yang berbeda bisa dipelajari untuk menemukan penyimpangan dalam prosedur atau efisiensi penyebaran karyawan.
Perputaran Persediaan. Analisis tingkat perputaran, termasuk catatan barang-barang tertentu, bisa mengungkapkan berapa banyak persediaan yang lebih dari setahun. Analisis tersebut bisa menunjukan kesalahan pembelian yang tersembunyi dalam persediaan dan tertutup oleh rasio perputaran keseluruhan yang memuaskan
Biaya-biaya Karyawan dan Perputaran Karyawan. Biaya dan waktu yang digunakan untuk merekrut karyawan, tingkat perputaran karyawan per departemen / organisasi harus dianalisis dan dibandingkan dengan organisasi lainnya.
Pengiriman Persediaan. Hal yang penting dianalisis yaitu perhitungan jarak, rata-rata waktu penggunaan ban mobil (organisasi), perbandingan jumlah tenaga kerja, gudang, galangan kapal, waktu angkut, dan waktu pengiriman.
Penyimpangan Perlengkapan dan Alat Tulis Kantor. Analisis saldo perlengkapan dengan jumlah karyawan pengguna, bila barang-barang merupakan kebutuhan rumah tangga dan bila kontrol fisik atas persediaan menunjukan barang-barang yang ingin dimiliki karyawan.
Catatan Bahan Baku. Auditor menganalisis laporan yang menunjukan jumlah permintaan gudang yang diproses. Namun jika harga rata-rata terlalu rendah, maka tidak membutuhkan aliran kertas untuk palaporan yang berlebihan.
Telepon dan Komputer. Auditor bisa menganalisis rasio jumlah karyawan terhadap jumlah telepon dan penggunaan telepon, sehingga mengahasilkan hasil yang baik dan mengurangi jumlah dan lamanya penggunaan telepon. Auditor harus berhati-hati dalam melakukan analisis ini, hal ini bisa jadi signifikan dan bisa menunjukan cara untuk investigasi labih lanjut dalam menemukan sebab akibat.
Bukti Hukum
Bukti hukum dan bukti audit memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk memberikan bukti, untuk mendorong keyakinan tentang kebenaran atau kesalahan setiap pernyataan atas suatu masalah. Fokus bukti hukum sangat mengandalkan pengakuan lisan. Bukti hukum terdiri dari: bukti terbaik, bukti sekunder, bukti langsung, bukti tidak langsung, bukti yang meyakinkan, bukti yang menguatkan, bukti opini, bukti kabar angin.
Bukti Audit
Bukti audit adalah informasi yang diperoleh auditor internal melalui pengamatan suatu kondisi, wawancara, dan pemeriksaan catatan. Bukti audit terdiri dari: bukti fisik, bukti pengakuan,bukti dokumen, dan bukti analisis. Standar-standar bukti audit: kecukupan, kompetensi, relevansi.
Penanganan Bukti yang Sensitif
Rencana harus dibuat untuk mengamankan bukti-bukti yang sensitif. Rencana ini termasuk metode untuk menjaga integritas dokumen yang harus dipisahkan dari dokumen kertas kerja biasa dan harus disimpan dalam lemari terkunci atau kotak penyimpan yang aman.
Kertas Kerja. Kertas kerja merupakan bahan pengembangan bukti, yang mengandung substansi dasar dari pekerjaan yang dilakukan auditor disepanjang audit khususnya pada tahap pekerjaan lapangan. Kertas kerja harus diberikan pengawasan dan pemeriksaan untuk menentukan keabsahannyadan tidak meninggalkan pertanyaan yang tersisa.
Pekerjaan Lapangan dalam Lingkungan Berteknologi Tinggi
Enterprise-Wide Systems. Perusahaan yang berkembang pesat menggunakan enterprise-wide systems, yang juga disebut system perencanaan sumber daya perusahaan. Auditor harus terlibat penuh dalam proses, termasuk instalasinya. Hal ini penting dilakukan mengingat kontrol tradisional yang mengandalkan auditor umumnya dihapuskan dan tidak ada kontrol lain yang bisa menggantikannya
Audit Berkelanjutan. Komponen kunci dalam audit berkelanjutan yaitu perancangan den implementasi “kontrol otomatis dan pemicu tanda bahaya”. Pemicu tanda bahaya ini akan menjadi penanda bagi auditor  internal dan manajemen bahwa salah satu hal berikut ini terjadi: (1) Kontrol berfungsi dan mereka telah mengidentifikasi sebuah kesalahan yang harus diinvestigasi dan atau diperbaiki, (2) Kontrol tidak berfungsi berdasarkan informasi yang diidentifikasi.
Masalah-masalah Audit Internal Terkait dengan Risiko. Pekerjaan lapangan tidak akan dilakukan dalam periode waktu yang berlainan tetapi dalam periode yang berkelanjutan, laporan yang akan dikeluarkan berupa laporan pengecualian untuk audit yang sedang berjalan dan laporan ringkas di akhir periode tertentu.

Perdagangan Elektronik (E-Commerce / E-Business) dan Audit Berkelanjutan. Karena perusahaan bergerak menuju E-commerce dan E-business, audit berkelanjutan mungkin diharuskan untuk mengurangi risiko ke tingkat yang dapat diterima