Sunday, 30 June 2013

PROSES SOSIALISASI


A.      Pengertian Proses Sosial
Nasution (1999:126) menyatakan bahwa proses sosialisasi adalah proses membimbing individu ke dalam dunia sosial. Menurut Kimball Young (Gunawan, 2000: 33), sosialisasi ialah hubungan interaktif yang dengannya seseorang mempelajari keperluan-keperluan sosial dan kultural yang menjadikan seseorang sebagai anggota masyarakat. Dua ahli tersebut dalam pendapatnya sama-sama menyatakan bahwa sosialisasi merupakan proses individu menjadi anggota masyarakat.
Bahwa sosialisasi dalam arti sempit merupakan proses bayi atau anak menempatkan dirinya dalam cara atau ragam budaya masyarakatnya (tuntutan-tuntutan sosiokultural keluarga dan kelompok-kelompok lainnya) (Gunawan, 2000: 33). Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa dalam sosialisasi, individu belajar menyesuaikan dirinya dengan lingkungan. Susanto (1983:12) menyatakan bahwa sosialisasi ialah proses yang membantu individu melalui belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup dan bagaimana cara berfikir kelompoknya, agar dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya.
Berdasarkan definisi proses sosial menurut para ahli, maka dapat kami simpulkan bahwa proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang, perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut.

B.       Interaksi Sosial sebagai Faktor Utama dalam Kehidupan Sosial
Bentuk umum proses sosial adalah interaksi social (yang juga dapat dinamakan sebagai proses sosial) karena interasi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi antara kelompok tersebut sebagai suatu kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya.
Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi pula di dalam masyarakat. Interaksi tersebut lebih mencolok ketika terjadi benturan antara kepentingan perorangan dengan kepentingan kelompok. Interaksi sosial hanya berlangsung antara pihak-pihak apabila terjadi reaksi terhadap dua belah pihak. Interaksi sosial tak akan mungkin terjadi apabila manusia mengadakan hubungan yang langsung dengan sesuatu yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap sistem syarafnya, sebagai akibat hubungan termaksud.
Empat faktor yang menjadi dasar proses interaksi sosial adalah sebagai berikut:
1.         Imitasi
Berarti meniru perilaku dan tindakan orang lain. Imitasi memiliki segi positif dan negatif, dikatakan positif apabila suatu individu meniru perilaku individu lain yang baik sesuai nilai dan norma masyarakat. Namun dikatakan negatif apabila suatu individu meniru perilaku individu lain yang tidak baik atau menyimpang dari nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.
2.         Sugesti
Sugesti merupakan suatu proses dimana seorang individu menerima suatu cara pandangan tingkah laku dari orang lain tanpa kritik terlebih dahulu. Akibatnya, pihak yang dipengaruhi akan tergerak mengikuti pandangan itu dan menerimanya secara sadar atau tidak sadar tanpa berpikir panjang. Sugesti biasanya dilakukan dari orang-orang yang berwibawa dan memiliki pengaruh besar di lingkungan sosialnya. Akan tetapi, sugesti dapat pula berasal dari kelompok besar (mayoritas) terhadap kelompok kecil (minoritas), ataupun orang dewasa terhadap anak-anak. Cepat atau lambatnya proses sugesti ini sangat tergantung pada usia, kepribadian,  kemampuan intelektual, dan keadaan fisik seseorang. Sugesti dapat dibedakan atas tiga jenis, yaitu:
a.         Sugesti kerumunan (crowd suggestion)
adalah penerimaan yang tidak didasarkan pada penalaran, melainkan karena keanggotaan atau kerumunan.
b.        Sugesti negatif (negative suggestion) ditujukan untuk menghasilkan tekanan-tekanan atau pembatasan tertentu.
c.         Sugesti prestise (prestige suggestion) adalah sugesti yang muncul sebagai akibat adanya prestise orang lain.
3.         Identifikasi
Identifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi merupakan bentuk lebih lanjut dari proses imitasi dan proses sugesti yang pengaruhnya telah amat kuat. Orang lain yang menjadi sasaran identifikasi dinamakan idola.
Sikap, perilaku, keyakinan, dan pola hidup yang menjadi idola akan melembaga bahkan menjiwai para pelaku identifikasi, sehingga sangat berpengaruh terhadap pembentukan dan perkembangan kepribadiannya.
4.         Simpati
Merupakan suatu proses dimana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya.
5.         Empati
Empati adalah kemampuan untuk menyadari perasaan orang lain dan bertindak untuk membantu.

C.       Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara individu dengan kelompok. Dua Syarat terjadinya interaksi sosial :
1.         Adanya kontak sosial (social contact)
Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu antar individu, antar individu dengan kelompok, antar kelompok. Selain itu, suatu kontak dapat pula bersifat langsung (face to face) maupun tidak langsung atau sekunder. Yakni kontak sosial yang dilakukan melaui perantara, seperti melalui telepon, orang lain, surat kabar, dan lain-lain. Kontak sosial yang bersifat positif mengarah pada suatu kerja sama, sedangkan yang bersifat negatif mengarah pada suatu pertentangan atau bahkan sama sekali tidak menghasilkan suatu interaksi sosial.
2.         Adanya Komunikasi Sosial
yaitu seseorang memberi arti pada perilaku orang lain, perasaan-perassaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Dengan adanya komunikasi tersebut, sikap-sikap dan perasaan suatu kelompok manusia atau perseorangan dapat diketahui oleh kelompok lain atau orang lainnya. Hal itu kemudian merupakan bahan untuk menentukan reaksi apa yang dilakukannya.
Interaksi sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.         Pelaku lebih dari satu orang
b.        Adanya komunikasi di antara pelaku
c.         Adanya tujuan mungkin sama atau tidak sama antar pelaku
d.        Adanya dimensi waktu

D.      Kehidupan yang Terasing
Pentingnya kontak dan komunikasi bagi terwujudnya interaksi sosial dapat diuji terhadap suatu kehidupan yang terasing (isolation). Kehidupan terasing yang sempurna ditandai dengan ketidakmampuan untuk mengadakan interaksi sosial dengan pihak-pihak lain. Kehidupan terasing dapat disebabkan karena secara badaniah seseorang sama sekali diasingkan dari hubungan dengan orang-orang lain. Padahal perkembangan jiwa seseorag banyak ditentukan oleh pergaulannya dengan orang lain.
Terasingnya seseorang dapat pula disebabkan karena cacat pada salat satu indranya. Dari beberapa hasil penelitian, ternyata bahwa kepribadian orang-orang mengalami banyak penderitaan akibat kehidupan yang terasing karena cacat indra itu. Orang-orang cacat tersebut akan mengalami perasaan rendah diri, karena kemungkinan-kemungkinan untuk mengembangkan kepribadiannya seolah-olah terhalang dan bahkan sering kali tertutup sama sekali.
Pada masyarakat berkasta, dimana gerak sosial vertikal hampir tak terjadi, terasingnya seseorang dari kasta tertentu (biasanya warga kasta rendahan), apabila berada di kalangan kasta lainnya (kasta yang tertinggi), dapat pula terjadi.

E.       Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
1.         Proses Asosiatif
Proses asosiatif merupakan proses sosial yang di dalamnya terdapat kesamaan, keserasian dan keseimbangan pandangan. Proses asosiatif mengarah pada integrasi sosial. Adapun pembagian bentuk interaksi sosial dalam proses asosiatif yaitu:
a.         Kerja sama (cooperation)
Ada lima bentuk kerja sama yaitu:
1)        Kerukunan yang mencakup gotong royong dan tolong menolong
2)        Bargaining, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua pelaku atau lebih
3)        Kooptasi (cooptation) yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur yang baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya goncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan.
4)        Koalisi (coalitation) yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu, mungkin karena dua atau lebih organisasi tersebut mempunyai struktur yang berbeda satu dengan yang lainnya. Akan tetapi, karena maksud utamanya adalah untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama maka sifatnya adalah kooperatif.
5)        Joint Venture, yaitu kerjasama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu, misalnya pertambangan batubara, perhotelan, perfilman.

b.        Akomodasi (Accomodation)
Makna istilah akomodasi adalah (1) dipergunakan untuk menunjuk pada suatu keadaan, dan (2) untuk menunjuk pada suatu proses. Akomodasi yang menunjuk pada suatu keadaan, berarti suatu kenyataan akan adanya keseimbangan (equilibrium) dalam interaksi antara orang-perorangan dan kelompok-kelompok manusia, sehubungan dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku di dalam masyarakat. Sedangkan sebagai suatu proses, maka akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan, yaitu usaha-usaha untuk mencapai kestabilan. Akomodasi merupakan suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi antara individu dan kelompok-kelompok manusia untuk meredakan pertentangan atau pertikaian. Jadi, akomodasi mengarah pada usaha-usaha manusia untuk mencapai kestabilan dan keharmonisan dalam kehidupannya.
c.         Asimilasi (assimilation)
Asimilasi merupakan suatu proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan bersama
d.        Akulturasi (aculturation)
Akulturasi merupakan proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok masyarakat manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur budaya asing, sehingga lambat laun unsur-unsur kebudayaan asing itu diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari kebudayaan itu sendiri.
2.         Proses Disosiatif
Proses disosiatif merupakan proses sosial yang ditandai dengan adanya konflik atau persaingan baik itu antar kelompok, individu ataupun antara kelompok dan individu.
Bentuk proses disosiatif terbagi atas:
a.         Persaingan (competition)
Persaingan merupakan proses sosial yang terjadi antar individu maupun kelompok yang bersaing untuk mencari keuntungan atau mengejar target tertentu agar lebih baik, lebih maju tanpa menggunakan kekerasan atau ancaman. Persaingan jenis ini mempunyai 2 sifat yaitu :
1)        Personal competition (pribadi)
2)        Impersonal competition (tidak pribadi)
b.        Kontravensi (contravention)
Merupakan bentuk sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian kontraversi merupakan sikap mental yang tersembunyi terhadap orang-orang lain atau terhadap unsur-unsur kebudayaan tertentu. Bentuk-bentuk kontraversi antara lain:
1)        Perbuatan penolakan, perlawanan,
2)        Menyangkal pernyataan orang di depan umum
3)        Melakukan penghasutan
4)        Berkhianat
c.         Pertentangan (Pertikaian atau conflict)
Pertentangan adalah suatu proses sosial di mana individu atau kelompok berusaha memenuhi tujuannya dengan cara menantang pihak lawan dengan ancaman atau kekerasan. Terjadinya pertentangan biasanya karena tajamnya perbedaan-perbedaan seperti perbedaan badaniyah, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola-pola kelakuan, dan sebagainya dengan pihak lain. Perasaan memegang peranan yang penting dalam mempertajam perbedaan-perbedaan tersebut, sehingga masing-masing pihak berusaha untuk saling menghancurkan

F.        Media Sosialisasi
Sosialisasi di dalam Sosiologi dapat terjadi melalui interaksi sosial secara langsung ataupun tidak langsung. Proses sosialisasi dapat berlangsung melalui kelompok sosial, seperti keluarga, teman sepermainan dan sekolah, lingkungan kerja, maupun media massa. Media yang dapat menjadi ajang sosialisasi diantaranya: keluarga, sekolah, teman bermain, media massa dan lingkungan sekitarnya. 

G.      Kendala dalam Proses Sosialisasi
Nasution (1999:127-128) menyebutkan bahwa dalam proses sosialisasi tidak selalu berjalan lancar karena adanya sejumlah kendala, diantaranya:
1.         Kesulitan komunikasi.
Komunikasi merupakan suatu proses interaksi dengan suatu stimulus (rangsangan) yang diberikan untuk memperoleh suatu arti tertentu yang dijawab oleh orang lain (respon) secara lisan, tertulis maupun dengan aba-aba (Susanto, 1983:15). Kesulitan komunikasi dalam proses sosialisasi yaitu terjadi apabila pihak komunikan dan komunikator tidak dapat melakukan komunikasi secara lancar dan tepat sasaran.
2.         Adanya pola kelakuan yang berbeda-beda atau yang bertentangan.
3.         Perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat sebagai akibat modernisasi, industrialisasi, dan urbanisasi.
KESIMPULAN
1.      Dari beberapa pandangan tentang definisi proses sosial menurut para ahli, maka dapat diartikan bahwa proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut.
2.      Interaksi sosial merupakan faktor utama dalam kehidupan social, bahwasanya terdapat enam faktor yang menjadi dasar proses interaksi sosial tersebut yaitu  imitasi, sugesti, identifikasi, simpati, dan empati.
3.      Untuk adanya interaksi sosial terdapat syarat-syarat di dalamnya. Adapun syarat tersebut adalah adanya kontak sosial dan adanya komunikasi sosial.
4.      Pentingnya kontak dan komunikasi bagi terwujudnya interaksi sosial dapat diuji terhadap suatu kehidupan yang terasing (isolation).
5.      Bentuk-bentuk interaksi sosial dalam masyarakat terdapat dua jenis yaitu proses asosiatif yang mana di dalamnya terdapat kerjasama, akomodasi, asimilasi dan akulturasi. Disamping proses asosiatif terdapat proses disosiatif di dalamnya terdapat persaingan, kontraversi dan pertentangan.
6.      Proses sosialisasi dapat berlangsung melalui kelompok sosial, seperti keluarga, teman sepermainan dan sekolah, lingkungan kerja, maupun media massa. Media yang dapat menjadi ajang sosialisasi diantaranya: keluarga, sekolah, teman bermain, media massa dan lingkungan sekitarnya. 
7.      Kendala dalam proses sosialisasi menurut Nasution yaitu adanya kesulitan komunikasi, adanya pola kelakuan yang berbeda-beda atau yang bertentangan dan perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat sebagai akibat modernisasi, industrialisasi, dan urbanisasi.

8.      Proses sosial merupakan pola hubungan yang didasarkan pada interaksi sosial karena interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial, kehidupan sosial akan terjadi apabila orang perorangan atau kelompok saling bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.

0 comments:

Post a Comment

Tinggalkan komentar anda...