A. Pengertian
Proses Sosial
Nasution
(1999:126) menyatakan bahwa proses sosialisasi adalah proses membimbing
individu ke dalam dunia sosial. Menurut Kimball Young (Gunawan, 2000: 33), sosialisasi ialah
hubungan interaktif yang dengannya seseorang mempelajari keperluan-keperluan sosial
dan kultural yang menjadikan seseorang sebagai anggota masyarakat. Dua ahli
tersebut dalam pendapatnya sama-sama menyatakan bahwa sosialisasi merupakan
proses individu menjadi anggota masyarakat.
Bahwa
sosialisasi dalam arti sempit merupakan proses bayi atau anak menempatkan dirinya
dalam cara atau ragam budaya masyarakatnya (tuntutan-tuntutan sosiokultural
keluarga dan kelompok-kelompok lainnya) (Gunawan, 2000:
33). Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa dalam sosialisasi, individu
belajar menyesuaikan dirinya dengan lingkungan. Susanto (1983:12) menyatakan
bahwa sosialisasi ialah proses yang membantu individu melalui belajar dan
menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup dan bagaimana cara berfikir
kelompoknya, agar dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya.
Berdasarkan
definisi proses sosial menurut para ahli, maka dapat kami simpulkan bahwa proses sosial adalah cara-cara
berhubungan yang dilihat apabila orang, perorangan dan kelompok-kelompok sosial
saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut.
B. Interaksi
Sosial sebagai Faktor Utama dalam Kehidupan Sosial
Bentuk umum proses sosial adalah
interaksi social (yang juga dapat dinamakan sebagai proses sosial) karena
interasi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi
sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan
antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara
orang perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi sosial antara kelompok-kelompok
manusia terjadi antara kelompok tersebut sebagai suatu kesatuan dan biasanya tidak
menyangkut pribadi anggota-anggotanya.
Interaksi sosial antara
kelompok-kelompok manusia terjadi pula di dalam masyarakat. Interaksi tersebut
lebih mencolok ketika terjadi benturan antara kepentingan perorangan dengan
kepentingan kelompok. Interaksi sosial hanya berlangsung antara pihak-pihak
apabila terjadi reaksi terhadap dua belah pihak. Interaksi sosial tak akan
mungkin terjadi
apabila manusia mengadakan hubungan yang langsung dengan sesuatu yang sama
sekali tidak berpengaruh terhadap sistem syarafnya, sebagai akibat hubungan
termaksud.
Empat faktor yang menjadi dasar
proses interaksi sosial adalah sebagai berikut:
1.
Imitasi
Berarti meniru perilaku dan tindakan
orang lain. Imitasi memiliki segi positif dan negatif, dikatakan positif
apabila suatu individu meniru perilaku individu lain yang baik sesuai nilai dan
norma masyarakat. Namun dikatakan negatif apabila suatu individu meniru
perilaku individu lain yang tidak baik atau menyimpang dari nilai dan norma
yang berlaku di masyarakat.
2.
Sugesti
Sugesti merupakan suatu proses dimana seorang individu
menerima suatu cara pandangan tingkah laku dari orang lain tanpa
kritik terlebih dahulu. Akibatnya, pihak yang dipengaruhi akan tergerak
mengikuti pandangan itu dan menerimanya secara sadar atau tidak sadar tanpa
berpikir panjang. Sugesti biasanya dilakukan dari orang-orang yang berwibawa
dan memiliki pengaruh besar di lingkungan sosialnya. Akan tetapi, sugesti dapat
pula berasal dari kelompok besar (mayoritas) terhadap kelompok kecil
(minoritas), ataupun orang dewasa terhadap anak-anak. Cepat atau lambatnya
proses sugesti ini sangat tergantung pada usia, kepribadian, kemampuan
intelektual, dan keadaan fisik seseorang. Sugesti dapat dibedakan atas tiga
jenis, yaitu:
a.
Sugesti kerumunan (crowd suggestion)
adalah penerimaan yang tidak didasarkan pada penalaran,
melainkan karena keanggotaan atau kerumunan.
b.
Sugesti negatif (negative suggestion) ditujukan untuk
menghasilkan tekanan-tekanan atau pembatasan tertentu.
c.
Sugesti prestise (prestige suggestion) adalah sugesti yang
muncul sebagai akibat adanya prestise orang lain.
3.
Identifikasi
Identifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan atau
keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain.
Identifikasi merupakan bentuk lebih lanjut dari proses imitasi dan proses
sugesti yang pengaruhnya telah amat kuat. Orang lain yang menjadi sasaran
identifikasi dinamakan idola.
Sikap, perilaku, keyakinan, dan pola hidup yang menjadi idola akan
melembaga bahkan menjiwai para pelaku identifikasi, sehingga sangat berpengaruh
terhadap pembentukan dan perkembangan kepribadiannya.
4.
Simpati
Merupakan suatu proses dimana seseorang merasa tertarik pada
pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat penting,
walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain
dan untuk bekerja sama dengannya.
5.
Empati
Empati adalah kemampuan untuk menyadari perasaan orang lain
dan bertindak untuk membantu.
C.
Syarat-syarat
Terjadinya Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan hubungan sosial
yang dinamis, menyangkut hubungan antara individu, antara kelompok maupun
antara individu dengan kelompok. Dua Syarat terjadinya interaksi sosial :
1.
Adanya kontak sosial (social contact)
Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu
antar individu, antar individu dengan kelompok, antar kelompok. Selain itu,
suatu kontak dapat pula bersifat langsung (face
to face) maupun tidak langsung atau sekunder. Yakni kontak sosial yang dilakukan
melaui perantara, seperti melalui telepon, orang lain, surat kabar, dan
lain-lain. Kontak sosial yang bersifat positif mengarah pada suatu kerja sama,
sedangkan yang bersifat negatif mengarah pada suatu pertentangan atau bahkan
sama sekali tidak menghasilkan suatu
interaksi sosial.
2.
Adanya Komunikasi Sosial
yaitu seseorang memberi arti pada perilaku orang lain,
perasaan-perassaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut. Orang yang
bersangkutan kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan
oleh orang tersebut. Dengan adanya komunikasi tersebut, sikap-sikap dan
perasaan suatu kelompok manusia atau perseorangan dapat diketahui oleh kelompok
lain atau orang lainnya. Hal itu kemudian merupakan bahan untuk menentukan
reaksi apa yang dilakukannya.
Interaksi sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.
Pelaku lebih dari satu orang
b.
Adanya komunikasi di antara pelaku
c.
Adanya tujuan mungkin sama atau tidak sama antar pelaku
d.
Adanya dimensi waktu
D.
Kehidupan yang Terasing
Pentingnya kontak dan komunikasi bagi terwujudnya interaksi sosial
dapat diuji terhadap suatu kehidupan yang terasing (isolation). Kehidupan
terasing yang sempurna ditandai dengan ketidakmampuan untuk mengadakan
interaksi sosial dengan pihak-pihak lain. Kehidupan terasing dapat disebabkan karena secara badaniah seseorang
sama sekali diasingkan dari hubungan dengan orang-orang lain. Padahal
perkembangan jiwa seseorag banyak ditentukan oleh pergaulannya dengan orang
lain.
Terasingnya seseorang dapat pula disebabkan karena cacat
pada salat satu indranya. Dari beberapa hasil penelitian, ternyata bahwa kepribadian
orang-orang mengalami banyak penderitaan akibat kehidupan yang terasing karena
cacat indra itu. Orang-orang cacat tersebut akan mengalami perasaan rendah
diri, karena kemungkinan-kemungkinan untuk mengembangkan kepribadiannya
seolah-olah terhalang dan bahkan sering kali tertutup sama sekali.
Pada masyarakat berkasta, dimana gerak sosial vertikal
hampir tak terjadi, terasingnya seseorang dari kasta tertentu (biasanya warga
kasta rendahan), apabila berada di kalangan kasta lainnya (kasta yang
tertinggi), dapat pula terjadi.
E.
Bentuk-bentuk Interaksi
Sosial
1.
Proses Asosiatif
Proses
asosiatif merupakan proses sosial yang di dalamnya terdapat kesamaan,
keserasian dan keseimbangan pandangan. Proses asosiatif mengarah pada integrasi
sosial. Adapun pembagian bentuk interaksi sosial dalam proses asosiatif yaitu:
a.
Kerja sama (cooperation)
Ada
lima bentuk kerja sama yaitu:
1)
Kerukunan yang mencakup
gotong royong dan tolong menolong
2)
Bargaining,
yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua
pelaku atau lebih
3)
Kooptasi
(cooptation) yakni suatu proses penerimaan
unsur-unsur yang baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu
organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya goncangan dalam
stabilitas organisasi yang bersangkutan.
4)
Koalisi (coalitation) yakni kombinasi antara dua
organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama. Koalisi dapat
menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu, mungkin karena
dua atau lebih organisasi tersebut mempunyai struktur yang berbeda satu dengan
yang lainnya. Akan tetapi, karena maksud utamanya adalah untuk mencapai satu
atau beberapa tujuan bersama maka sifatnya adalah kooperatif.
5)
Joint
Venture, yaitu kerjasama dalam pengusahaan
proyek-proyek tertentu, misalnya pertambangan batubara, perhotelan, perfilman.
b.
Akomodasi (Accomodation)
Makna
istilah akomodasi adalah (1) dipergunakan untuk menunjuk pada suatu keadaan,
dan (2) untuk menunjuk pada suatu proses. Akomodasi yang menunjuk
pada suatu keadaan, berarti suatu kenyataan akan adanya keseimbangan (equilibrium)
dalam interaksi antara orang-perorangan dan kelompok-kelompok manusia,
sehubungan dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku di
dalam masyarakat. Sedangkan sebagai suatu proses, maka akomodasi
menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan, yaitu
usaha-usaha untuk mencapai kestabilan. Akomodasi merupakan suatu proses
penyesuaian sosial dalam interaksi antara individu dan kelompok-kelompok
manusia untuk meredakan pertentangan atau pertikaian. Jadi, akomodasi mengarah
pada usaha-usaha manusia untuk mencapai kestabilan dan keharmonisan dalam
kehidupannya.
c.
Asimilasi (assimilation)
Asimilasi
merupakan suatu proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha-usaha
mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau
kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi
kesatuan tindak, sikap dan proses-proses mental dengan memperhatikan
kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan bersama
d.
Akulturasi (aculturation)
Akulturasi
merupakan proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok masyarakat manusia
dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur budaya asing, sehingga
lambat laun unsur-unsur kebudayaan asing itu diterima dan diolah ke dalam
kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari kebudayaan itu
sendiri.
2.
Proses Disosiatif
Proses
disosiatif merupakan proses sosial yang ditandai dengan adanya konflik atau
persaingan baik itu antar kelompok, individu ataupun antara kelompok dan
individu.
Bentuk
proses disosiatif terbagi atas:
a.
Persaingan (competition)
Persaingan
merupakan proses sosial yang terjadi antar individu maupun kelompok yang bersaing
untuk mencari keuntungan atau mengejar target tertentu agar lebih baik, lebih
maju tanpa menggunakan kekerasan atau ancaman. Persaingan jenis ini
mempunyai 2 sifat yaitu :
1)
Personal
competition (pribadi)
2)
Impersonal
competition (tidak pribadi)
b.
Kontravensi (contravention)
Merupakan
bentuk sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian
kontraversi merupakan sikap mental yang tersembunyi terhadap orang-orang lain
atau terhadap unsur-unsur kebudayaan tertentu. Bentuk-bentuk
kontraversi antara lain:
1)
Perbuatan penolakan,
perlawanan,
2)
Menyangkal pernyataan
orang di depan umum
3)
Melakukan penghasutan
4)
Berkhianat
c.
Pertentangan
(Pertikaian atau conflict)
Pertentangan
adalah suatu proses sosial di mana individu atau kelompok berusaha memenuhi
tujuannya dengan cara menantang pihak lawan dengan ancaman atau kekerasan. Terjadinya pertentangan
biasanya karena tajamnya perbedaan-perbedaan seperti perbedaan badaniyah,
emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola-pola kelakuan, dan sebagainya dengan pihak
lain. Perasaan memegang peranan yang penting dalam mempertajam
perbedaan-perbedaan tersebut, sehingga masing-masing pihak berusaha untuk
saling menghancurkan
F.
Media Sosialisasi
Sosialisasi di dalam Sosiologi dapat
terjadi melalui interaksi sosial secara langsung ataupun tidak langsung. Proses
sosialisasi dapat berlangsung melalui kelompok sosial, seperti keluarga, teman
sepermainan dan sekolah, lingkungan kerja, maupun media massa. Media yang dapat
menjadi ajang sosialisasi diantaranya: keluarga, sekolah, teman bermain, media
massa dan lingkungan sekitarnya.
G.
Kendala dalam Proses Sosialisasi
Nasution
(1999:127-128) menyebutkan bahwa dalam proses sosialisasi tidak selalu berjalan
lancar karena adanya sejumlah kendala, diantaranya:
1.
Kesulitan komunikasi.
Komunikasi
merupakan suatu proses interaksi dengan suatu stimulus (rangsangan) yang
diberikan untuk memperoleh suatu arti tertentu yang dijawab oleh orang lain
(respon) secara lisan, tertulis maupun dengan aba-aba (Susanto, 1983:15).
Kesulitan komunikasi dalam proses sosialisasi yaitu terjadi apabila pihak
komunikan dan komunikator tidak dapat melakukan komunikasi secara lancar dan tepat sasaran.
2.
Adanya pola kelakuan
yang berbeda-beda atau yang bertentangan.
3.
Perubahan-perubahan
yang terjadi dalam masyarakat sebagai akibat modernisasi, industrialisasi, dan
urbanisasi.
KESIMPULAN
1. Dari
beberapa pandangan tentang definisi proses sosial menurut para ahli, maka dapat
diartikan bahwa proses
sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang-perorangan dan
kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta
bentuk-bentuk hubungan tersebut.
2. Interaksi
sosial merupakan faktor utama dalam kehidupan social, bahwasanya terdapat enam faktor yang menjadi
dasar proses interaksi sosial tersebut yaitu
imitasi, sugesti, identifikasi, simpati, dan empati.
3. Untuk
adanya interaksi sosial terdapat syarat-syarat di dalamnya. Adapun syarat
tersebut adalah adanya kontak sosial dan adanya komunikasi sosial.
4. Pentingnya kontak dan komunikasi
bagi terwujudnya interaksi sosial dapat diuji terhadap suatu kehidupan yang
terasing (isolation).
5. Bentuk-bentuk
interaksi sosial dalam masyarakat terdapat dua jenis yaitu proses asosiatif
yang mana di dalamnya terdapat kerjasama, akomodasi, asimilasi dan akulturasi.
Disamping proses asosiatif terdapat proses disosiatif di dalamnya terdapat
persaingan, kontraversi dan pertentangan.
6. Proses
sosialisasi dapat berlangsung melalui kelompok sosial, seperti keluarga, teman
sepermainan dan sekolah, lingkungan kerja, maupun media massa. Media yang dapat
menjadi ajang sosialisasi diantaranya: keluarga, sekolah, teman bermain, media
massa dan lingkungan sekitarnya.
7. Kendala
dalam proses sosialisasi menurut Nasution yaitu adanya kesulitan komunikasi,
adanya pola kelakuan yang berbeda-beda atau yang bertentangan dan
perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat sebagai akibat modernisasi,
industrialisasi, dan urbanisasi.
8. Proses
sosial merupakan pola hubungan yang didasarkan pada interaksi sosial karena
interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial, kehidupan sosial
akan terjadi apabila orang perorangan atau kelompok saling bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama.