Sunday, 30 June 2013

PROSES SOSIALISASI


A.      Pengertian Proses Sosial
Nasution (1999:126) menyatakan bahwa proses sosialisasi adalah proses membimbing individu ke dalam dunia sosial. Menurut Kimball Young (Gunawan, 2000: 33), sosialisasi ialah hubungan interaktif yang dengannya seseorang mempelajari keperluan-keperluan sosial dan kultural yang menjadikan seseorang sebagai anggota masyarakat. Dua ahli tersebut dalam pendapatnya sama-sama menyatakan bahwa sosialisasi merupakan proses individu menjadi anggota masyarakat.
Bahwa sosialisasi dalam arti sempit merupakan proses bayi atau anak menempatkan dirinya dalam cara atau ragam budaya masyarakatnya (tuntutan-tuntutan sosiokultural keluarga dan kelompok-kelompok lainnya) (Gunawan, 2000: 33). Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa dalam sosialisasi, individu belajar menyesuaikan dirinya dengan lingkungan. Susanto (1983:12) menyatakan bahwa sosialisasi ialah proses yang membantu individu melalui belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup dan bagaimana cara berfikir kelompoknya, agar dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya.
Berdasarkan definisi proses sosial menurut para ahli, maka dapat kami simpulkan bahwa proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang, perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut.

B.       Interaksi Sosial sebagai Faktor Utama dalam Kehidupan Sosial
Bentuk umum proses sosial adalah interaksi social (yang juga dapat dinamakan sebagai proses sosial) karena interasi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi antara kelompok tersebut sebagai suatu kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya.
Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi pula di dalam masyarakat. Interaksi tersebut lebih mencolok ketika terjadi benturan antara kepentingan perorangan dengan kepentingan kelompok. Interaksi sosial hanya berlangsung antara pihak-pihak apabila terjadi reaksi terhadap dua belah pihak. Interaksi sosial tak akan mungkin terjadi apabila manusia mengadakan hubungan yang langsung dengan sesuatu yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap sistem syarafnya, sebagai akibat hubungan termaksud.
Empat faktor yang menjadi dasar proses interaksi sosial adalah sebagai berikut:
1.         Imitasi
Berarti meniru perilaku dan tindakan orang lain. Imitasi memiliki segi positif dan negatif, dikatakan positif apabila suatu individu meniru perilaku individu lain yang baik sesuai nilai dan norma masyarakat. Namun dikatakan negatif apabila suatu individu meniru perilaku individu lain yang tidak baik atau menyimpang dari nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.
2.         Sugesti
Sugesti merupakan suatu proses dimana seorang individu menerima suatu cara pandangan tingkah laku dari orang lain tanpa kritik terlebih dahulu. Akibatnya, pihak yang dipengaruhi akan tergerak mengikuti pandangan itu dan menerimanya secara sadar atau tidak sadar tanpa berpikir panjang. Sugesti biasanya dilakukan dari orang-orang yang berwibawa dan memiliki pengaruh besar di lingkungan sosialnya. Akan tetapi, sugesti dapat pula berasal dari kelompok besar (mayoritas) terhadap kelompok kecil (minoritas), ataupun orang dewasa terhadap anak-anak. Cepat atau lambatnya proses sugesti ini sangat tergantung pada usia, kepribadian,  kemampuan intelektual, dan keadaan fisik seseorang. Sugesti dapat dibedakan atas tiga jenis, yaitu:
a.         Sugesti kerumunan (crowd suggestion)
adalah penerimaan yang tidak didasarkan pada penalaran, melainkan karena keanggotaan atau kerumunan.
b.        Sugesti negatif (negative suggestion) ditujukan untuk menghasilkan tekanan-tekanan atau pembatasan tertentu.
c.         Sugesti prestise (prestige suggestion) adalah sugesti yang muncul sebagai akibat adanya prestise orang lain.
3.         Identifikasi
Identifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi merupakan bentuk lebih lanjut dari proses imitasi dan proses sugesti yang pengaruhnya telah amat kuat. Orang lain yang menjadi sasaran identifikasi dinamakan idola.
Sikap, perilaku, keyakinan, dan pola hidup yang menjadi idola akan melembaga bahkan menjiwai para pelaku identifikasi, sehingga sangat berpengaruh terhadap pembentukan dan perkembangan kepribadiannya.
4.         Simpati
Merupakan suatu proses dimana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya.
5.         Empati
Empati adalah kemampuan untuk menyadari perasaan orang lain dan bertindak untuk membantu.

C.       Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara individu dengan kelompok. Dua Syarat terjadinya interaksi sosial :
1.         Adanya kontak sosial (social contact)
Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu antar individu, antar individu dengan kelompok, antar kelompok. Selain itu, suatu kontak dapat pula bersifat langsung (face to face) maupun tidak langsung atau sekunder. Yakni kontak sosial yang dilakukan melaui perantara, seperti melalui telepon, orang lain, surat kabar, dan lain-lain. Kontak sosial yang bersifat positif mengarah pada suatu kerja sama, sedangkan yang bersifat negatif mengarah pada suatu pertentangan atau bahkan sama sekali tidak menghasilkan suatu interaksi sosial.
2.         Adanya Komunikasi Sosial
yaitu seseorang memberi arti pada perilaku orang lain, perasaan-perassaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Dengan adanya komunikasi tersebut, sikap-sikap dan perasaan suatu kelompok manusia atau perseorangan dapat diketahui oleh kelompok lain atau orang lainnya. Hal itu kemudian merupakan bahan untuk menentukan reaksi apa yang dilakukannya.
Interaksi sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.         Pelaku lebih dari satu orang
b.        Adanya komunikasi di antara pelaku
c.         Adanya tujuan mungkin sama atau tidak sama antar pelaku
d.        Adanya dimensi waktu

D.      Kehidupan yang Terasing
Pentingnya kontak dan komunikasi bagi terwujudnya interaksi sosial dapat diuji terhadap suatu kehidupan yang terasing (isolation). Kehidupan terasing yang sempurna ditandai dengan ketidakmampuan untuk mengadakan interaksi sosial dengan pihak-pihak lain. Kehidupan terasing dapat disebabkan karena secara badaniah seseorang sama sekali diasingkan dari hubungan dengan orang-orang lain. Padahal perkembangan jiwa seseorag banyak ditentukan oleh pergaulannya dengan orang lain.
Terasingnya seseorang dapat pula disebabkan karena cacat pada salat satu indranya. Dari beberapa hasil penelitian, ternyata bahwa kepribadian orang-orang mengalami banyak penderitaan akibat kehidupan yang terasing karena cacat indra itu. Orang-orang cacat tersebut akan mengalami perasaan rendah diri, karena kemungkinan-kemungkinan untuk mengembangkan kepribadiannya seolah-olah terhalang dan bahkan sering kali tertutup sama sekali.
Pada masyarakat berkasta, dimana gerak sosial vertikal hampir tak terjadi, terasingnya seseorang dari kasta tertentu (biasanya warga kasta rendahan), apabila berada di kalangan kasta lainnya (kasta yang tertinggi), dapat pula terjadi.

E.       Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
1.         Proses Asosiatif
Proses asosiatif merupakan proses sosial yang di dalamnya terdapat kesamaan, keserasian dan keseimbangan pandangan. Proses asosiatif mengarah pada integrasi sosial. Adapun pembagian bentuk interaksi sosial dalam proses asosiatif yaitu:
a.         Kerja sama (cooperation)
Ada lima bentuk kerja sama yaitu:
1)        Kerukunan yang mencakup gotong royong dan tolong menolong
2)        Bargaining, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua pelaku atau lebih
3)        Kooptasi (cooptation) yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur yang baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya goncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan.
4)        Koalisi (coalitation) yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu, mungkin karena dua atau lebih organisasi tersebut mempunyai struktur yang berbeda satu dengan yang lainnya. Akan tetapi, karena maksud utamanya adalah untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama maka sifatnya adalah kooperatif.
5)        Joint Venture, yaitu kerjasama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu, misalnya pertambangan batubara, perhotelan, perfilman.

b.        Akomodasi (Accomodation)
Makna istilah akomodasi adalah (1) dipergunakan untuk menunjuk pada suatu keadaan, dan (2) untuk menunjuk pada suatu proses. Akomodasi yang menunjuk pada suatu keadaan, berarti suatu kenyataan akan adanya keseimbangan (equilibrium) dalam interaksi antara orang-perorangan dan kelompok-kelompok manusia, sehubungan dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku di dalam masyarakat. Sedangkan sebagai suatu proses, maka akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan, yaitu usaha-usaha untuk mencapai kestabilan. Akomodasi merupakan suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi antara individu dan kelompok-kelompok manusia untuk meredakan pertentangan atau pertikaian. Jadi, akomodasi mengarah pada usaha-usaha manusia untuk mencapai kestabilan dan keharmonisan dalam kehidupannya.
c.         Asimilasi (assimilation)
Asimilasi merupakan suatu proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan bersama
d.        Akulturasi (aculturation)
Akulturasi merupakan proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok masyarakat manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur budaya asing, sehingga lambat laun unsur-unsur kebudayaan asing itu diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari kebudayaan itu sendiri.
2.         Proses Disosiatif
Proses disosiatif merupakan proses sosial yang ditandai dengan adanya konflik atau persaingan baik itu antar kelompok, individu ataupun antara kelompok dan individu.
Bentuk proses disosiatif terbagi atas:
a.         Persaingan (competition)
Persaingan merupakan proses sosial yang terjadi antar individu maupun kelompok yang bersaing untuk mencari keuntungan atau mengejar target tertentu agar lebih baik, lebih maju tanpa menggunakan kekerasan atau ancaman. Persaingan jenis ini mempunyai 2 sifat yaitu :
1)        Personal competition (pribadi)
2)        Impersonal competition (tidak pribadi)
b.        Kontravensi (contravention)
Merupakan bentuk sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian kontraversi merupakan sikap mental yang tersembunyi terhadap orang-orang lain atau terhadap unsur-unsur kebudayaan tertentu. Bentuk-bentuk kontraversi antara lain:
1)        Perbuatan penolakan, perlawanan,
2)        Menyangkal pernyataan orang di depan umum
3)        Melakukan penghasutan
4)        Berkhianat
c.         Pertentangan (Pertikaian atau conflict)
Pertentangan adalah suatu proses sosial di mana individu atau kelompok berusaha memenuhi tujuannya dengan cara menantang pihak lawan dengan ancaman atau kekerasan. Terjadinya pertentangan biasanya karena tajamnya perbedaan-perbedaan seperti perbedaan badaniyah, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola-pola kelakuan, dan sebagainya dengan pihak lain. Perasaan memegang peranan yang penting dalam mempertajam perbedaan-perbedaan tersebut, sehingga masing-masing pihak berusaha untuk saling menghancurkan

F.        Media Sosialisasi
Sosialisasi di dalam Sosiologi dapat terjadi melalui interaksi sosial secara langsung ataupun tidak langsung. Proses sosialisasi dapat berlangsung melalui kelompok sosial, seperti keluarga, teman sepermainan dan sekolah, lingkungan kerja, maupun media massa. Media yang dapat menjadi ajang sosialisasi diantaranya: keluarga, sekolah, teman bermain, media massa dan lingkungan sekitarnya. 

G.      Kendala dalam Proses Sosialisasi
Nasution (1999:127-128) menyebutkan bahwa dalam proses sosialisasi tidak selalu berjalan lancar karena adanya sejumlah kendala, diantaranya:
1.         Kesulitan komunikasi.
Komunikasi merupakan suatu proses interaksi dengan suatu stimulus (rangsangan) yang diberikan untuk memperoleh suatu arti tertentu yang dijawab oleh orang lain (respon) secara lisan, tertulis maupun dengan aba-aba (Susanto, 1983:15). Kesulitan komunikasi dalam proses sosialisasi yaitu terjadi apabila pihak komunikan dan komunikator tidak dapat melakukan komunikasi secara lancar dan tepat sasaran.
2.         Adanya pola kelakuan yang berbeda-beda atau yang bertentangan.
3.         Perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat sebagai akibat modernisasi, industrialisasi, dan urbanisasi.
KESIMPULAN
1.      Dari beberapa pandangan tentang definisi proses sosial menurut para ahli, maka dapat diartikan bahwa proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut.
2.      Interaksi sosial merupakan faktor utama dalam kehidupan social, bahwasanya terdapat enam faktor yang menjadi dasar proses interaksi sosial tersebut yaitu  imitasi, sugesti, identifikasi, simpati, dan empati.
3.      Untuk adanya interaksi sosial terdapat syarat-syarat di dalamnya. Adapun syarat tersebut adalah adanya kontak sosial dan adanya komunikasi sosial.
4.      Pentingnya kontak dan komunikasi bagi terwujudnya interaksi sosial dapat diuji terhadap suatu kehidupan yang terasing (isolation).
5.      Bentuk-bentuk interaksi sosial dalam masyarakat terdapat dua jenis yaitu proses asosiatif yang mana di dalamnya terdapat kerjasama, akomodasi, asimilasi dan akulturasi. Disamping proses asosiatif terdapat proses disosiatif di dalamnya terdapat persaingan, kontraversi dan pertentangan.
6.      Proses sosialisasi dapat berlangsung melalui kelompok sosial, seperti keluarga, teman sepermainan dan sekolah, lingkungan kerja, maupun media massa. Media yang dapat menjadi ajang sosialisasi diantaranya: keluarga, sekolah, teman bermain, media massa dan lingkungan sekitarnya. 
7.      Kendala dalam proses sosialisasi menurut Nasution yaitu adanya kesulitan komunikasi, adanya pola kelakuan yang berbeda-beda atau yang bertentangan dan perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat sebagai akibat modernisasi, industrialisasi, dan urbanisasi.

8.      Proses sosial merupakan pola hubungan yang didasarkan pada interaksi sosial karena interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial, kehidupan sosial akan terjadi apabila orang perorangan atau kelompok saling bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.

Friday, 28 June 2013

INTERAKSI SOSIAL


A.    Definisi Interaksi Sosial
Secara etimologis interaksi sosial berasal dari kata inter (antar/berbalas-balasan) dan aksi (tindakan). Sedangkan kata sosial lebih dari satu orang (ditunjukkan kepada orang lain). Sehingga interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan sosial yang dinamis antar individu, individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok.
Interaksi sosial adalah peristiwa paling berhubungan antara dua pihak atau lebih, baik secara langsung maupun tidak langsung, baik verbal maupun nonverbal. Menurut Soerjono Soekamto dalam bukunya, Sosiologi Suatu Pengantar 1990: 67), Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan interindividu, antar kelompok, atau antara individu dengan kelompok.
Interksi sosial merupakan suatu fondasi dari hubungan yang berupa tindakan yang berdasarkan nilai dan norma sosial yang berlaku dan diterapkan di masyarakat. Dengan adanya nilai dan norma sosial, interaksi sosial itu sendiri dapat berlangsung dengan baik jika aturan dan nilai-nilai dapat dilakukan dengan baik. Jika tidak adanya kesadaran dari pribadi masing-masing maka proses sosial yang terjadi itu tidak berjalan sesuai yang kita harapkan.
Di dalam kehidupan manusia dalam kehidupan sehari-hari tentunya manusia tidak dapat lepas dari hubungan satu dengan lainnya, ia selalu mencari individu lain untuk berinterksi dan bertukar pikiran. Dalam bukunya Soerjono Soekamto interaksi sosial merupakan kunci dari kehidupan sosial. Dengan tidak adanya komunikasi atau interkasi satu sama lain maka tidak akan ada kehidupan bersama. Maka dapat disebutkan bahwa interaksi sosial merupakan dasar dari suatu bentuk proses sosial karena tanpa adanya interkasi sosial, maka kegiatan-kegiatan antar individu satu denga yang lain tidak disebut sebagai interaksi.
Berikut ini ada beberapa pengertian interaksi sosial menurut beberapa ahli:
1.      Kimbal Young dan Raymond W. Mack, interaksi sosial adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis antar individu, individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok.
2.      Astrid S. Susanto, interkasi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial. Hasil interaksi sangat ditentukan oleh nilai dan arti serta interpretasi yang diberikan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam interaksi ini.
3.      Bonner, interaksi sosial adalah hubungan antra dua individu atau lebih yang saling mempengaruhi, mengubah  dan memperbaiki perilaku individu lain dan sebaliknya.
4.      Soerjono Soekamto, interaksi sosial adalah dasar dari proses sosial yang terjadi karena adanya hubungan-hubungan sosial yang dinamis mencakup hubungan antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok.
5.      Gillin dan Gillin, interaksi sosial adalah suatu hubungan sosial yang dinamis antar individu dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok.
6.      Maryati dan Suryawati, interaksi sosial adalah  kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respon antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok.
7.      Muriyatmoko dan Handayani, interkasi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan permbentukan struktur sosial.

B.     Syarat-Syarat Terbentuknya Interaksi Sosial
Suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat, yaitu :
1.      Adanya kontak sosial
Kata kontak berasal dari bahasa Latin con atau cum (yang artinya bersama-sama) dan tango (yang artinya meneyentuh). Jadi, artinya secara harfiah adalah bersama-sama menyentuh. Secara fisik kontak baru terkadi apabila terkadi hubungan badaniah. Sebagai gejala sosial itu tidak perlu berarti suatu hubungan badaniah, karena orang dapat mengadakan hubungan dengan pihak lain tanpa menyentuhnya, seperti dengan cara berbicara dengan pihak lain. Apabila dengan perkembangan teknologi dewasa ini, orang-orang dapat berhubungan satu dengan lainnya melalui telepon, telegraf, radio, surat dan lain-lain yang tidak memerlukan hubungan badaniah. Bahkan dapat dikatakan bahwa hubungan badaniah tidak perlu menjadi syarat utama terjadinya kontak.
Kontak sosial dapat berlangsung dalam 3 bentuk, yaitu :
a.       Antara orang-perorangan
Kontak sosial ini adalah apabila anak kecil mempelajari kebiasaan-kebiasaan dalam keluarganya. Proses demikian terjadi melalui sosialisasi (socialization), yaitu suatu proses dimana anggota masyarakat yang baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat dimana dia menjadi anggota.
b.      Antara orang-perorangan dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya
Kontak sosial ini misalnya adalah apabila seseorang  merasakan bahwa tindalan-tindakannya berlawanan dengan norma-norma masyarakat, atau apabila suatu partai politik memaksa anggota-anggotanya  untuk menyesuaikan diri dengan ideology dan programnya.
c.       Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya
Contohnya adalah dua partai politik mengadakan kerja sama untuk mengalahkan partai politik yang kegita di dalam pemilihan umum. Atau apabila dua buah perusahaan bangunan mengadakan suatu kontrak untuk membuat jalan raya, jembatan, dan lain-lain di suatu wilayah yang baru dibuka.
Perlu diketahui bahwa terjadinya suatu kontak tidaklah semata-mata tergantung dari tindakan, tetapi juga tanggapan terhadap tindakan tersebut. Kontak sosial dapat bersifat positif  atau negatif. Kontak sosial bersifat positif mengarah pada suatu kerja sama, sedangkan yang bersifat negatif mengarah pada suatu pertentangan, atau bahkan sama sekali tidak menghasilkan suatu aksi sosial.
Sebuah kontak dapat pula bersifat primer atau sekunder. Kontak primer terjadi apabila mengadakan hubungan langsung bertemu dan berhadapan muka, seperti misalnya apabila orang-orang berjabat tangan, saling senyum, dan lain-lain. Sebaliknya , kontak yang sekunder memerlukan suatu perantara. Misalnya A berkata kepada B bahwa C mengagumi permainannya sebagai  pemegang peranan utama salah satu sandiwara. A sama sekali tidak bertemu dengan C, tetapi telah terjadi kontak antara mereka karena masing-masing memberi tanggapan walaupun melalui perantaraan B. suatu kontak sekunder dapat dilakukan secara langsung. Hubungan-hubungan yang sekunder tersebut dapat dilakukan melaui alat-alat misalnya telepon, telegraf, radio dan lain-lain.

2.      Adanya komunikasi
Arti terpenting komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak badaniah atau sikap), perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut.
Dengan adanya komunikasi tersebut, sikap-sikap dan perasaan-peerasaan suatu kelompok manusia atau orang-perseorangan dapat diketahui oleh kelompok-kelompok lain atau orang-orang lainnya. Hal itu kemudian merupakan bahan untuk menentukan reaksi apa yang ingin dilakukannya. Dalam komuniksasi kemungkinan sekali terjadi pelbagai macam penafsiran terhadap tingkah laku orang lain. Seulas senyum, misalnya dapat ditafsirkan sebagai keramah-tamahan, sikap  bersahabat bahkan sebagai sikap sinis dan sikap ingin menunjukkan kemenangan. Selarik lirikan misalnya dapat ditafsirkan sebagai tanda bahwa orang yang bersangkutan sedang marah.

C.    Faktor Dasar Pembentuk Interaksi Sosial
Proses interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat bersumber dari faktor imitasi, sugesti, simpati, motivasi, identifikasi dan empati.
a.       Imitasi
Imitasi atau meniru adalah suatu proses kognisi untuk melakukan tindakan maupun aksi seperti yang dilakukan oleh model dengan melibatkan alat indera sebagai penerima rangsang dan pemasangan kemampuan persepsi untuk mengolah informasi dari rangsang dengan melakukan kemampuan aksi untuk melakukan gerakan motorik. Proses ini melibatkan kemampuan kognisi tahap tinggi karena tidak hanya melibatkan bahasa namun juga pemahaman terhadap pemikiran orang lain.
b.      Sugesti
Rangsangan, stimulus yang diberikan seorang individu kepada individu lain sehingga orang yang diberi sugesti menuruti atau melaksanakan tanpa berpikir kritis dan rasional.
c.       Simpati
Ketertarikan kepada orang lain sehingga mampu merasakan perasaan orang lain.
d.      Motivasi
Rangsangan pengaruh, stimulus yang diberikan antar masyarakat sehingga orang yang dibelikan motivasi akan menuruti atau melasksanakan apa yang di motivasikan dengan berpikir kritis dan penuh tanggung jawab.
e.       Identifikasi
Pemberian tanda-tanda pada golongan barang-barang atau sesuatu. Hal ini perlu oleh karena tugas identifikasi adalah membedakan komponen-komponen yang satu dengan yang lainnya sehingga tidak membingungkan.
f.       Empati
Hampir mirip dengan simpati , namun tidak semata-mata pada kejiwaan, melainkan dibarengi dengan perasaan organisme tubuh secara intens.

D.    Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
1.      Proses-proses yang asosiatif
a.       Kerja sama (cooperation)
Kerja sama disini di maksudkan suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Bentuk dan pola-pola kerja sama dapat dijumpai pada semua kelompok manusia. Kebiasaan-kebiasaan dan sikap-sikap demikian dimulai sejak masa kanak-kanak di dalam kehidupan keluarga atau kelompok-kelompok kekerabatan. Atas dasar itu, anak tersebut akan menggambarkan bermacam-macam pola kerja sama setelah dia menjadi dewasa. Bentuk kerja sama tersebut berkembang apabila orang dapat digerakkan untuk mencapai suatu tujuan bersama dan harus ada kesadaran bahwa tujuan tersebut akan memepunyai manfaat dikemudian hari bagi semua.
Kerja sama timbul karena orientasi orang-perorangan terhadap kelompoknya (yaitu in-group-nya) dan kelompok lainnya (yang merupakan out-group-nya). Kerja sama mungkin akan bertambah kuat apabila ada bahaya yng mengancam atau tindakan-tindakan luar yang menyinggung kesetiaan yang tradisional atau institusional telah tertanam di dalam kelompk, dalam diri seorang atau segolongan orang.
Fungsi kerja sama yang digambarkan oleh Charles H. Cooley adalah kerja sama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut, kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting dalam kerja sama yang berguna.
Dalam teori-teori sosiologi kerja sama dibedakan lagi menjadi :
1)      Kerja sama spontan (spontaneous cooperation)
Kerja sama spontan adalah kerja sama yang serta-merta
2)      Kerja sama langsung (directed  cooperation)
Kerja sama langsung adalah hasil dari perintah atasan atau penguasa
3)      Kerja sama kontrak (contractual cooperation)
Keja sama kontrak merupakan kerja sama dasar dasar tertentu
4)      Kerja sama tradisional (traditional cooperation)
Kerja sama tradisional merupakan bentuk kerja sama sebagai bagian atau unsur dari sistem sosial
Ada 5 bentuk kerja sama, yaitu :
1)      Kerukunan yang mencakup gotong-royong dan tolong-menolong
2)      Bargaining, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara dua organisasi atau lebih.
3)      Kooptasi (cooptation), yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan.
4)      Koalisi (coalition), yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai  tujuan-tujuan yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu karena dua organisasi atau lebih tersebut kemungkinan mempunyai struktur yang tidak sama antara satu dengan lainnya. Akan tetapi, karena maksud utama adalah untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama, maka sifatnya adalah kooperatif.
5)      Joint venture, yaitu kerja sama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu, misalnya pengeboran minyak, pertambangan batubaram perfilman, perhotelan dan seterusnya.

b.      Akomodasi
Istilah akomodasi dipergunakan dalam dua arti, yaitu untuk menunjuk pada suatu keadaan dan untuk menunjuk pada suatu proses. Akomodasi yang menunjuk suatu keadaan berarti adanya suatu keseimbangan (equibilirum) dalam interksi antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku di dalam masyarakat. Sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha untuk mencapai kestabilan.
Menurut Gillin dan Gillin, akomodasi adalah suatu pengertian yang digunakan oleh sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan sosial yang sama artinya dengan pengertian adaptasi yang dipergunakan oleh ahli-ahli biolog untuk menunjuk pada suatu proses dimana makhluk_makhluk hidup menyesuaikan diri dengan alam sekitarnya. Dengan pengertian tersebut dimaksudkan sebagai proses dimana orang-peroangan atau kelompok-kelompok manusia yang mula-mula saling bertentangan, saling mengadakan penyesuaian diri untuk mengtasi ketegangan-ketegangan.
Bebrapa tujuan akomodasi yaitu :
1). Untuk mengurangi pertentangan antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham. Akomodasi disini bertujuan untuk menghasilkan sintesa antara kedua pendapat tersebut, agar menghasilkan suatu pola baru
2).   Mencegah meledaknya suatu pertentangaan untuk sementara waktu atau secara temporer
3)    Untuk memungkinakan terjadinya kerja sama antara kelompok-kelompok sosial yang hidupnya terpisah sebagai akibat faktor-faktor sosial dan psikologis dan kebudayaan, seperti yang dijumpai pada masyarakat yang mengenal sistem kasta
4)    Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah, misalnya lewat perkawinan campuran atau asimilasi dalam arti luas.

Akomodasi sebagai suatu proses mempunyai beberapa bentuk, yaitu :
1)      Coercion, adalah suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan. Coercion merupakan bentuk akomodasi, dimana salah satu pihak berada dalam keadaan yang lemah bila dibandingkan dengan pihak lawan. Pelaksanaanya dapat dilakukan secara fisik (yaitu langsung) maupun secara psikologis (yaitu secara tidak langsung).
2)      Compromise, adalah suatu bentuk akomodasi  di mana pihak-pihakyang terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.
3)      Arbitration, merupakan suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri, yaitu dengan menggunakan pihak ketiga untuk menyelesaikan masalah.
4)      Mediation, menggunakan pihak ketiga sebagai penasihat untuk memecahkah masalah.
5)      Conciliation, adalah suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama.
6)      Toleration, merupakan suatu bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal bentuknya.
7)      Stalemate, merupakan suatu akomodasi dimana pihak-pihak yang bertentangan karena mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti pada suatu titik tertentu dalam melakukan pertentangannya.
8)      Adjudication, yaitu penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan.

Hasil-hasil akomodasi
1)      Akomodasi dan integrasi masyarakat
2)      Menekan oposisi
3)      Koordinasi berbagai kepribadian yang berbeda
4)      Perubahan lembaga-lembaga kemasyarakatan agar sesuai dengan keadaan baru atau keadaan yang berubah
5)      Perubahan-perubahan dalam kedudukan
6)      Akomodasi membuka jalan ke arah asimilasi
Asimilasi (assimilation)
Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Ia ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses-proses mental dengan memerhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan bersama.

2.      Proses-proses yang disosiatif
a.       Persaingan
Persaingan dapat diartikan sebagai suatu proses sosial, dimana individu atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik perseorangan maupun kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan.
Bentuk-bentuk persaingan:
1)      Persaingan ekonomi
2)      Persaingan kebudayaan
3)      Persaingan untuk mencapai suatu kedudukan dan peranan yang tertentu dalam masyarakat
4)      Persaingan karena perbedaan ras
Fungsi-fungsi persaingan
1)      Untuk meyalurkan keinginan-keinginan yang bersifat kompetitif
2)      Sebagai jalan dimana keinginan, kepentingan serta nilai-nilai yang pada suatu masa menjadi pusat perhatian tersalurkan dengan sebaik-baiknya
3)      Sebagai alat untuk mengadakan seleksi atas dasar seks dan seleksi sosial
4)      Sebagai alat untuk menyaring warga golongan-golongan karya untuk mengadakan pembagian kerja

Hasil-hasil persaingan
1)      Perubahan kepribadian seseorang
2)      Kemajuan
3)      Solidaritas kelompok
4)      Disorganisasi

b.      Kontravensi
Kontravensi pada hakikatnya merupakan suatu proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian.. kontraversi merupakan sikap mental yang tersembunyi terhadap orang-orang lain atau terhadap unsur-unsur kebudayaan golongan tertentu. Tipe-tipe kontraversi:
1)      Kontravensi antar masyarakat setempat
2)      Antagonisme keagamaan
3)      Kontravensi intelektual
4)      Oposisi moral

Bentuk-bentuk kontravensi
1)      Perbuatan penolakan, perlawanan dan lain-lain
2)      Menyangkut pernyataan orang lain dimuka umum
3)      Melakukan penghasutan
4)      Berkhianat
5)      Mengejutkan lawan dan lain-lain
c.       Pertentangan (pertikaian atau conflict)
Pertentangan atau pertikaian merupakan suatu proses sosial di mana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan atau kekerasan. Sebab-sebab dari pertentangan antara lain :
1)      Perbedaan antara individu-individu
2)      Perbedaan kebudayaan
3)      Perbedaan kepentingan perubahan sosial
Walaupun pertentangan merupakan suatu proses disosiatif yang agak tajam, pertentangan sebagai salah satu bentuk proses sosial juga mempunyai fungsi positif bagi masyarakat. Pertentangan di dalam bentuk lunak dan dapat dikendalikan biasanya digunakan dengan sengaja di dalam seminar atau diskusi-diskusi ilmiah. Beberapa bentuk khusus tentang pertentangan yaitu :
1)      Pertentangan pribadi
2)      Pertentangan rasial
3)      Pertentangan antara kelas-kelas sosial
4)      Pertentangan politik
5)      Pertentangan yang berifat internasional

Akibat-akibat adanya pertentangan adalah
1)      Tambahnya solidaritas in-group
2)      Goyah dan retaknya suatu persatuan apabila pertentangan terjadi antara golongan
3)      Perubahan kepribadian para individu
4)      Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia
5)      Akomodasi, dominasi dan takluknya salah satu pihak
Kesimpulan
Bahwasanya manusia itu adalah makhluk sosial yang mana hidupnya tidak akan lepas dari interaksi dan norma, kerena dimana ia tinggal disitu ada nda norma yang harus di patuhi olehnya. Begitu juga interaksi ia harus berinteraksi dengan baik kepada tetangga dan saudara-saudaranya agar terhindar dari konflik atau masalah.

Dalam berinteraksi kita sangat butuh dengan norma kesopanan, yang artinya aturan tingkah laku yang berlaku di masyarakat. Seperti cara berpakaian dan bersikap adalah beberapa contoh dari norma kesopanan. Dengan norma kesopanan ini kita dapat mengatur diri kita kepada sesama, kepada orang tua, maupun kepada adik.