BAB 1
KONSEP DASAR KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Komunikasi
interpersonal adalah proses penyampaian dan penerimaan pesan antara pengirim
pesan (sender) dengan penerima (receiver) baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Komponen
– komponen komunikasi interpersonal:
1. Sumber
atau komunikator
Adalah orang yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi,
yakni keinginan untuk membagi keadaan interbnal sendiri, baik yang bersifat
emosional maupun informasional dengan orang lain.
2. Encoding
Adalah suatu aktifitas internal pada komunikator dalam
menciptakan pesan melalui pemilihan simbol – simbol verbal dan non verbal, yang
disusun berdasarkan aturan – aturan atta bahasa, serta disesuaikan denagn
karakteristik komunikan.
3. Pesan
Adalah seperangkat simbol – simbol baik verbal maupun non
verbal, atau gabungan keduanya, yang mewakili keadaan khusus komunikator untuk
disampaikan kepada pihak lain.
4. Saluran
Adalah sarana fisik penyampaian pesan dari sumber ke
penerima secara umum.
5. Penerima
atau komunikan
Adalah seseorang yang menerima, memahami, dan
mengintepretasikan pesan.
6. Decoding
Adalah kegiatan internal dalam diri penerima.
7. Respon
Adalah apa yang telah diputuskan oleh penerima untuk
dijadikan sebagai sebuah tanggapan terhadap pesan.
8. Gangguan
(noise)
Adalah apa saja yang mengganggu atau membuat kacau
penyampaian dan penerimaan pesan, ermasuk yang bersifat fisik dan psikis.
9. Konteks
komunikasi
Komunikasi selalu terjadi dalam suatu konteks tertentu,
paling tidak ada tiga dimensi yaitu ruang, waktu, dan nilai.
Tujuan
Komunikasi Interpersonal
1. Mengungkapkan
perhatian kepada orang lain
2. Menemukan
diri sendiri
3. Menemukan
dunia luar
4. Membangun
dan memelihara hubungan yang harmonis
5. Mempengaruhi
sikap dan tngkah laku
6. Mencari
kesenangan atau sekedar menghabiskan waktu
7. Menghilangkan
kerugian akibat salah komunikasi
8.
Memberikan bantuan (konseling)
Proses
Komunikasi Interpersonal
1.
Keinginan berkomunikasi
2.
Encoding oleh komunikator
3.
Pengiriman pesan
4.
Penerimaan pesan
5.
Decoding oleh komunikan
6.
Umpan balik
Ciri – Ciri Komunikasi Interpersoanal
1. Arus pesan
dua arah
Komunikasi interpersonal menempatkan posisi sumber dan
penerima pesan dalm posisi yang sejajar.
2. Suasana
nonformal
Komunikasi interpersonal berlangsung dalam suasana formal.
3. Umpan
balik segera
Komunikasi interpersonal biasanya dilakukan dengan tatap
muka langsung, maka umpan balik dapat di ketahui dengan segera.
4.
Peserta komunikasi berada dalam jarak yang dekat
Komunikasi
interpersonal menuntut para peserta komunikasi berda dal jarak dekat baik fisik
maupunpsikologis
5.
Peserta komunikasi mengirim dan menerima pesan secara
simultan dan spontan, baik verbal maupun non verbal.
Peserta komunikasi berupaya saling meyakinkan, dengan
memperkuat kekuatan penggunaan pesan verbal maupun pesan non verbal sesuai
dengan tujuan komunikasi.
Karakteristik
Komunikasi Interpersonal
1. Komunikasi
interpersonal dimulai dengan diri pribadi(self)
2. Komunikasi
ineterpersonal bersifat tansaksional
3. Komunikasi
interpersonal menyangkut asper isi pesan dan hubungan antarpribadi
4.
Komunikasi interpersonal mensyaratkan adanya kedekatan fisik
antara pihak – pihak yang berkomunikasi
5.
Komunikasi interpersonal menempatkan kedua belah pihak yang
berkomunikasi saling tergantung satu denagn lainnya(interdependensi)
6.
Komunikasi interpersonal tidak dapat diubah maupun diulang
Tipe Komunikasi
Interpersonal
1.
Komunikasi dua orang
Yaitu mencakup segala jenis hubungan antarpribadi, antara
satu orang denagn orang lain, mulai dari hubungan yang paling singkat (kontak)
biasa, sampai hubungan yang bertahan lama dan mendalam.
2.
Wawancara
Merupakan salah satu tipe komunikasi interpersonal dimana
dua orang terlibat dalam percakapan yang berupa Tanya jawab.
3.
Komunikasi kelompok kecil
Merupakan salah satu tipe komuniaksi interpersonal, dimana
beberapa orang terlibat dalam suatu pembicaraan, percakapan, diskusi,
musyawarah, dan sebagainya.
BAB 2
HUBUNGAN INTERPERSONAL
Secara kodrati, manusia hidup
sebagai makhluk individu sekaligus sosial. Sebagai makhluk individu, artinya
bahwa setiap manusia pada hakikatnya memiliki “keunikan” yang berbeda dengan
orang lain dan saling memiliki kelebihan maupun kekurangan.
Karaktristik kehidupan sosial
mewajibkan setiap individu untuk membangun sebuah relasi dengan yang lain,
sehingga akan terjalin sebuah ikatan perasaan yang bersifat timbal balik dalam
suatu pola hubungan yang dinamakan hubungan interpersonal. Hubungan
interpersonal dalam arti luas adalah interaksi yang dilakukan oleh seseorang
kepada orang lain dalam segala situasi dan dalam semua bidang kehidupan,
sehingga menimbulkan kebahagiaan dan kepuasan hati pada kedua belah pihak.
Hubungan interpersonal dalam arti
sempit adalah interaksi yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain dalam
situasi kerja dan dalam situasi kekaryaan dengan tujuan untuk mengubah
kegairahan dan kegiatan bekerja yang produktif.
Untuk mengenali lebih jauh tentang
kerakteristik hubungan interpersonal, dikemukakan beberapa ciri mengenai
hubungan interpersonal sebagasimana diuraikan sebagai berikut :
1.
Mengenal secara dekat, artinya bahwa pihak-pihak yang
terlibat dalam hubungan interpersonal saling mengenal secara lebih dekat.
2.
Saling memerlukan, artinya hubungan interpersonal diwarnai
oleh hubungan saling menguntungkan secara dua arah dan saling memerlukan.
3.
Pola hubugnan antarpribadi, yaitu ditunjukkan oleh adanya
sikap keterbukaan di antara keduanya.
4.
Kerjasama.
Faktor yang mempengaruhi kadar
hubungan interpersonal adalah sebagai berikut :
1.
Toleransi, yaitu menghendaki adanya kemauan dari
masing-masing pihak untuk menghargai dan menghormati perasaan pihak lain.
2.
Kesempatan-kesempatan yang seimbang, yaitu memperoleh
keadilan dari interaksi akan menentukan kadar hubungan interpersonal.
3.
Sikap menghargai orang lain, yaitu menghandaki adanya
pemahaman bahsa setiap orang itu memiliki martabat.
4.
Sikap mendukung, bukan sikap bertahan.
5.
Sikap terbuka, yaitu membuka diri, mengatakan tentang
keadaan dirinya secara terbuka dan apa adanya.
6.
Pemilikan bersama atas informasi.
7.
Kepercayaan, yaitu perasan bahwa tidak adan bahaya dari
orang lain dalam suatu hubungan.
8.
Keakraban.
9.
Kesejajaran, atau posisi yang sama bagi kedua belah pihak.
10. Kontrol atau pengawasan.
11. Respon.
12. Suasana emosional, yaitu keserasian suasana
emosional ketika komunikasi sedang berlangsung.
Teori –
teori Hubungan Interpersonal
1.
Model Pertukaran Sosial
Teori ini mengemukakan bahwa hubungan interpersonal seperti
transaksi dagang
2.
Model Peranan
Seseorang melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan
statusnya.
3.
Model Permainan
Dalam teori ini klasifikasi manusia itu hanya terbagi
menjadi tiga yaitu, anak – anak, orang dewasa dan orang tua.
4.
Model interaksional
Hubungan interpersonal sebagai suatu sistem.
BAB 3
SISTEM KOMUNIKASI INETRPERSONAL
Komunikasi
Interpersonal sebagai sistem
Geoffrey Gordon (Togar M. Simatupang: 1995: 6)
mendefinisikan sistem sebagai suatu kumpulan objek – objek yang terangkai dalam
sebuah pola interaksi dan saling ketergantungan yang teratur.
5
unsur yang terdapat dalam sistem, yaitu:
1.
Elemen – elemen atau bagian – bagian
2.
Adanya interaksi atau hubungan antar elemen – elemen atau
bagian – bagian
3.
Adanya sesuatu yang mengikat elemen – elemen tersebut
menjadi suatu kesatuan
4.
Terdapat tujuan bersama, sebagai hasil akhir
5.
Berada dalam suatu lingkungan yang kompleks
Kominikasi interpersonal sebagai sistem, berarti apabila
dikaji secara seksama, dalam proses komunikasi itu juga terdapat komponen
input, proses, dan produk.
PRODUK :
a. Pengetahuan
b. Sikap
c.
Perilaku
PROSES : Interaksi interpersonal
INPUT : a. Aturan&harapan
b. Persepsi&konsep dir
Aturan dan
Harapan
Setiap masyarakat pasti memberlakukan adanya aturan baik
berupa nilai – nilai, norma, maupun etika yang diacu untuk ketertiban interaksi
warga masyarakat. Harapan itu sendiri dipengaruhi oleh motivasi, pengalaman,
dan kepribadian setiap individu. Jadi dapat dikatakan bahwa aturan dan harapan
menjadi input yang menggerakkan individu melakukan komunikasi interpersonal.
Persepsi
Persepsi adalah memberikan makna pada stimuli inderawi, atau
menafsirkan informasi yang tertangkap oleh alat indera. Persepsi interpersonal
adalah memberikan makna terhadap stimuli inderawi yang berasal dari seseorang (
Partner komunikasi ), yang berupa pesan verrbal maupun non verbal. Persepsi
komunikasi mempunyai peran yang sangat penting dalam keberhasilan komunikasi.
Artinya, kecermatan dalam mempersepsi stimuli inderawi mengantarkan kepada keberhasilan komunikasi.
Ketika
melakukan persepsi terhadap orang lain, yang kita perlukan adalah kecermatan.
Harapannya dalah agar kita dapat mengerti dan memahami orang itu secara benar.
Kalu persepsi kita benar, maka hal ini menjadi modal yang penting untuk
keberhasilan komunikais interpersonal.
Dua jenis
filter
•
Filter fisiologis, menunjuk pada kondisi perhatiakn kita
hanya tertuju kepada hal – hal yang menarik indera kita, dalam menangkap objek
secara fisik.
•
Filter psikologis, akan membatasi kita perhatian kita
terhadap stimuli yang berkenaan dengan pertimbangan psikologis kita.
Persepsi
sebagai inti komunikasi
Cara kita
berkomunikasi secara interpersonal sangat dipengaruhi oleh persepsi kita
terhadap partner komunikasi. Apabila persepsi mkita positif, kita akan
melakukan komunikasi dengan nyaman. Sebaliknya, apabila persepsi kita negatif
terhadap seseorang, maka kita akn berusaha membatasi diri sehingga tidak
berkomunikasi terlalu mendalam dengan orang tersebut.
Persepsi
merupakan proses internal yang dilalui individu dalam menyeleksi, dan mengatur
stimuli yang dating dari luar.
Teori
spiral kesunyian
Teori ini
berkaitan dengan bagaimana terbentuknya pendapat umum maupun pendapat pribadi,
setelah daalm diri seseorang memperoleh terpaan informasi dari komunikasi
massa, komunikasi interpersonal, dan persepsi individu. Menurut teori ini,
individu pada umumnya berusaha untuk menghindari isolasi sendirian
mempertahankan sikap atau keyakinan tertentu. Setiap individu memiliki
kecenderunagn “konformitas” yaitu akan merasa lebih nyaman apabila berpendapat
atau beropini sesuai denagn pendapat atau opini mayoritas (yang dominan).
Teori
konvergensi
Teori ini
mengasumsikan bahwa komuniaksi sebagai proses penciptaan dan pembagian bersama
informasi untuk tujuan mencapai slaing pengertian bersama (mutual understanding) antara para pelakunya. Komunikasi
inetrepersonal yang berkesinambunagn akan membawa dampak kepada perubahan
persepsi di kedua belah pihak.
Konsep
Diri
Jalaluddin
Rakhmat (1996: 99) mendefinisikan konsep diri sebagai gambaran dan penilaian
diri kita, pandanagn dan perasaan kita tentang diri kita sendiri. Konsep diri
merupakan factor yang sangat menentukan dalam komunikasi interpersonal, karena
setiap orang melakukan tindakan dilandasi oleh konsep diri.
BAB 4
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Komunikasi interpersonal merupakan aktivitas yang dilakukan
dalam kehidupan sehari-hari,dan merupakan cara untuk menyampaikan dan menerima
pikiran-pikiran,informasi,gagasan,perasaan,dan bahkan emosi seseorang,sampai
pada titik tercapainya pengertian yang sama antara komunikator dan komunikan.
Faktor-faktor yang dapat diklasifikasikan ke dalam dua
kategori,yaitu: yang berpusat pada persona (person-centered perspective) dan
yang berpusat pada situasi (situation-centered perspective).faktor yang
berpusat pada persona,misalnya kecakapan berkomunikasi yang dimiliki oleh
seseorang,sedanagkan yang berpusat pada situasi misalnya karakteristik media
dan karakteristik sosial budaya masyarakat sekitar.
DEFINISI
KONTEKSTUAL DAN FAKTUAL
Secara konstektual,komunikasi interpersoanl digambarkan
sebagai suatu komunikasi antara dua individu atau sedikit individu,yang mana
individu-individu tersebut secara fisik saling berinteraksi,saling memberikan
umpan balik,dan menggunakan indera sebagai sensor untuk mengenali partner
komunikasi.sedangkan komunikasi yang bersifat faktual,mendasarkan pada fakta empiris.
KOMUNIKASI
INTERPERSONAL YANG EFEKTIF
Komunikasi interpersonal dikatakan efektif apabila memnuhi
tiga syarat:
1. pesan yang dapat diterima dan dipahami oleh komunikan sebagaimana
dimaksud oleh komunikator.
2. ditindak lanjuti dengan perbuatan secara suka rela.
3. meningkatkan kualitas hubungan antar pribadi.
FUNGSI KOMUNIKASI
INTERPERSONAL YANG EFEKTIF
Komunikasi interpersonal yang efektif berfungsi untuk:
a. Membentuk dan menjaga hubungan baik antar individu.
b. Menyampaikan pengetahuan atau informasi.
c. Mengubah sikap dan perilaku
d. Pemecahan masalah hubungan antar manusia
e. Citra diri menjadi lebih baik.f.jalan menuju sukses
Lima Sikap
Positif yang Mendukung Komunikasi Interpersonal
1.Keterbukaan (openness)
2.Empati (empathy)
3.Sikap mendukung (supportiveness)
4.Sikap positif (positiviness)
5.Kesetaraan (Equality)
Faktor
Keefektifan Komunikasi Interpersonal
1.faktor kebehasilan dilihat dari sudut komunikator
a.
Kredibilitas
b.
Daya tarik
c.
Kemampuan intelektual
d.
Integritas atau keterpaduan sikap dan perilaku dalam
aktivitas sehari-hari
e.
Keterpercayaan
f.
Kepekaan sosial
g.
Kematangan tingkat emosional
h.
Berorientasi kepada kondisi psikologis komunikan
2.faktor keberhasilan dilihat dari sudut komunikan
a.
Komunikan yang cakap akan mudah menerima dan mencerna materi
yang diberikan oleh komunikator.
b.
Komunikan yang mempunyai pengetahuan yang luas akan cepat
menerima informasi yang diberikan komunikator.
c.
Komunikan harus bersikap ramah,supel dan pandai bergaul agar
tercipta proses komunikasi yang lancar.
d.
Komunikan harus memahami dengan siapa ia berbicara.
e.
Komunikan bersikap bersahabat dengan komunikator.
3.faktor keberhasilan dilihat dari sudut pesan
a.
Pesan komunikasi interpersonal perlu dirancang dan
disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat menumbuhkan perhatian komunikan.
b.
Lambang-lambang yang dipergunakan harus benar-benar dapat dipahami
oleh kedua belah pihak,yaitu komunikator dan komunikan.
c.
Pesan-pesan tersebut disampaikan secara jelas dan sesuai
dengan kondisi maupun situasi setempat.
d.
Tidak menimbulkan multi interpretasi atau penafsiran yang
berlainan.
e.
Sediakan informasi yang praktis,berguna,dan membantu
komunikan melakukan tindakan yang diinginkan.
f.
Berikan fakta,buka kesan dengan cara menyampaikan kalimat
konkret,detail,dan spesifik disertai bukti untuk mendukung opini.
g.
Tawarkan rekomendasi dengan cara mengemukakan langkah-langkah
yang disarankan untuk membantu komunikan menyelesaikan masalah yang dihadapi.
4.faktor penghambat komunikan
a.
Kredibilitas komunikator rendah
b.
Kurang memahami latar belakang sosial dan budaya
c.
Kurang memahami karakteristik komunikan
d.
Prasangka buruk
e.
Verbalistis
f.
Komunikasi satu arah
g.
Tidak digunakan media yang tepat
h.
Perbedaan bahasa
i.
Perbedaan persepsi
BAB 5
KECAKAPAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Keterampilan berbicara
Beberapa persiapan dan keterampilan yang diperlukan dalam
berbicara:
1.Persiapan fisik
2.Persiapan mental
3.Persiapan materi
Ada beberapa prinsip teknik berbicara yang perlu
diperhatikan diantaranya:
a.Prinsip motivasi
b.Prinsip perhatian
c.Prinsip ulangan
d.Prinsip kegunaan
e.Prinsip efisien
Keterampilan
menjaga sopan santun
Penampilan yang sopan dan ramah akan membuat kita lebih aman
dalam memulai berkomunikasi ketimbang penuh emosi dan rasa curiga.partner
komunikasi akan lebih senang mendengarkan argumentasi yang disampaikan dengan
sopan.
Meminta
maaf pada saat merasa bersalah
Ketika kita menyadari bahwa sudah melakukan sebuah kesalahan
dalam berkomunikasi,maka sebaiknya kita meminta maaf.dengan begitu maka
sebenarnya kita menaruh rasa hormat kepada orang lain,dan giliran
berikutnyakita pun juga akan dihormatinya.dalam suasana hubungan yang saling
menghargai,komunikasi menjadilebih nyaman.
CEPAT,
TANGGAP, DAN BERTANGGUNG JAWAB
Keterampilan
komunikasi interpersonal berikut adalah kecepatan dalam merespon stimulasi dari
orang lain. Contohnya apabila ada pertanyaan dari orang lain, segera member
jawaban yang baik.
Tanggap,
artinya peka atau sensitif sesuai dengan situasi tersebut. Contohnya apabila
kita sedang berbicara dengan orang lain, kita harus memahami situasi yang ada.
Tanggung
jawab, artinya bahwa kita sebagai pelaku komunikasi interpersonal harus
tanggung jawab terhadap dampak atau akibat dari aktivitas pelaksanaan
komunikasi interpersonal tersebut dapat memberikan manfaat dan berguna bagi
diri sendiri maupun orang lain.
PERHATIAN
DAN KEPEDULIAAN
Perhatian dan kepedulian ini bertujuan untuk menguji sejauh
mana perhatian dan kepedulian anda terhadap teman karib anda itu. Apabila anda
mempunyai perhatian yang baik, maka anda akan memahami karakteristiknya, dan
dengan dengan mengusahakan proses komunikasi interpersonal yang menyenangkan kedua
belah pihak, tanpa malanggar etika dan tatakrama.
MEMILIKI
EMPATI
Bylund dan
Makoul (2002) mengembangkan enam tingkat empati yang diuraikan dalam suatu
system The Empathy Communikasion Coding System (ECCS) Levels. Keenam tingkat
empati tersebut dapat diimplementasikan dalam contoh komunikasi interpersonal
antara seorang pemimpin dengan karyawan.
Level 0:
artinya tidak ada empati pada diri pemimpin, keadaan ini diindikasikan dengan
berbagai sikap seperti contoh berikut:
a. Pimpinan
menolak pendapat berdasarkan sudut pandang karyawan
b.
Mengabaikan usulan karyawan
c.
Membuat pernyataan yang berlawanan dsengan aspirasi karyawan
d.
Menolak berdiskusi
Level 1: pimpinan mendengarkan pendapat karyawan
Level 2: pimpinan mengenali secara implisit cara berpikir dan arah pembicaraan karyawan
Level 3: pemimpin menghargai pendapat karyawan
Level 4: pimpinan mengkonfirmasi karyawan
Level 5: pimpinan berbagi perasaan dan pengalaman
Level 0-2
menunjukkan empati dalam posisi implicit, tersembunyi. Sedangkan level 3-5,
empati dinyatakan secara emplisit sebagai pengakuan jujur seorang pemimpin
terhadap karyawan.
Tiga macam
aktivis yang dilakukan pimpinan untuk menegaskan adanya empati implicit
a. Ajaklah
bicara
b.
Berilah penjelasan
c.
Tegaskan komitmen bekerja sama
KECAKAPAN DALAM MENYAMBUT TAMU
a. Menjemput tamu sesuai dengan janji (di terminal,
bandara, stasiun)
b.
Menyilahkan masuk dan mengucapkan salam
c.
Memanggil / menyapa tamu dengan namanya
d.
Mempersilahkan tamu duduk di tempat yang sudah disediakan,
tuan rumah mengikuti duduk kemudian
e.
Menciptakan suasana yang nyaman
f.
Memperkenalka diri, apabila yang menyambut tamu ada beberapa orang dan menyebutkan jabatannya
g.
Memperhatikan sikap non-verbal sang tamu
h.
Membukakan pintu, atau berdiri ketika tamu hendak pulang
KECAKAPAN MEMBERIKAN PELAYANAN
Ada
benerapa jenis pelayanan yang perlu diperhatikan dan diindihkan untuk mendukung
kualitas proses komunikasi interpersonal.
a. Memberikan
informasi, misal perubahan harga
b.
Konsultasi, seperti pemberian saran kepada patner komunikasi
c.
Hospitaly, sambutan yang ramah
d.
Caretaking, terdiri dari perhatian dan perlindungan atas
barang-barang milik patner komunikasi
KECAKAPAN MENYAMPAIKAN INFORMASI
a.
Gunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh komunikasi sesuai
dengan tingkat pemahamannya
b.
Pendekatan yang berpusat pada penerima
c.
Jangan menggunakan istilah yang tidak dimengerti
d.
Jangan menggunakan singkatan yang tidak baku
e.
Jangan terlalu mudah menggunakn istilah-istilahilmiah untuk sasaran yang
berlatar pendidikan relative rendah
f.
Jangan menggunakan istilah asing, apabila sudah ada istialh
dalam bahasa Indonesia
g.
Tidak perlu tergesa-gesa dan terlalu berambisi menyampaikan
informasi sekaligus, pemberian informasi dapat dilakukan secara bertahap
h.
Jika menyampaikan berita buruk, gunakan kata atau kalimat
persiapan atau pendahuluan
i.
Hindari pemakaian kata-kata yang bersifat mengancam
j.
Hindari ungkapan yang menunjukkan bahwa kita orang paling
berjasa
k.
Ulangi informasi yang penting, sembari diikuti intonasi
suara dan bahasa nonverbal yang mendukung
l.
Gunakanlah empati
m.
Menyimpulkan substansi informasi yang disampaikan
n.
Berikan kesempatan kepada komunakan untuk bertanya dan
berpendapat
o.
Berikan nomir telepon
KECAKAPAN MENDENGARKAN
Stewart L.
Tubbs dan Sylvia Moss (2005 : 160-161) mengatakan bahwa sesungguhnya
mendengarkan adalahsuatu proses yang rumit, yang melibatkan empat unsure:
a. Mendengar
: proses fisiologis otomatik
b.
Memperhatikan : secara sadar kita memusatkan perhatian dan
kesadaran kita pada stimuli tertentu, dan mengabaikan stimuli yang lain
c.
Memahami : sebagai proses pemberian makna yang kita dengar,
yang sesuai dengan makna yang dimaksudkan si pengirim pesan
d.
Mengingat : proses menyimpan informasi kedalam memori
PERSYARATAN KECAKAPAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Ada
persyaratan kemampuan yang sangat menentukan keberhasilan komunikasi interpersonal
apabila dipandang dari sudut komunikator dan komunikan
•
Persyaratan kemampuan berkomunikasi dilihat dari sudut
komunikator
•
Kredibitas : kewibawaan seorang komunikator dihadapan
komunikan
•
Daya tarik : daya tarik fisik maupun non fisik
•
Kemampuan intelektual : tingkat kecakapan, kecerdasan dan
keahlian seorang komunikator
•
Integritas atau keterpaduan sikap dan perilaku dalm
aktivitas tempat kerja sehari-hari
•
Kepercayaan
•
Kepekaan social
•
Kematangan tingkat emosional
•
Berorientasi kepada kondisi psikologis komunikan
•
Komunikator harus bersifat spel, ramah, tegas
•
Komunikator harus mampu menyesuaikan diri dengan masyarakat
dimana dia berbicara
•
Persyaratan kemampuan berkomunikasi dilihat dari sudut
komunikan
•
Komunikan yang cakap akan mudah menerima dan mencerna materi
yang diberikan ole komukator
•
Komunikan yang mempunyai pengetahuan yang luas akan cepat
menerima informasi yang diberikan komunikator
•
Komunikan harus bersikap ramah, supel dan pandai bergaul
agar tercipta proses komunikasi yang lancer
•
Komunikan harus memahami dengan siapa ia berbicara
•
Komunikan bersikap bersahabat dengan komunikator
KECAKAPAN SEBAGAI KONSELOR
Komunikasi
interpersonal dapatberfungsi sebagai konseling. Ialah proses komunikasi dua
arah yang bertujuan untuk memperbaiki keadaan dengan memanfaatkan saran-saran
dari seorang konselor kepada konseli
Dsengan
komunikasi interpersonal yang dirancang sebagai konseling, maka bagi seorang
pimpinan yang bertindak sebagai konselor perlu memiliki kecakapan berikut ini
a. Membantu
para karyawan memecahkan masaalh sendiri
b.
Memecahkan masalah yang berkaitan dengan hubungan antar
karyawan
c.
Mengusahakan adanya suatu suasana yang menimbulkan
keberanian untuk memecahkan masalah yang mungkin ada
d.
Peran konselor hanyalah memberikan pengertian tentang masalah
yang belum jelas serta member nasehat, konseli sendirilah yang akn mengambil
keputusan
BAB 6
KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN PERUBAHAN SIKAP
Sikap
merupakan gejala psikologis, demikin halnya dengan perubahan sikap adalah
sebagian gejala psikologis yang secara wajar terjadi dalam kehidupan manusia.
Membahas
hubungan antara komunikasi interpersonal terhadap siakp pada hakikatnya juga
membicarakan gejala psikologis. Krech (1962:216) dalam pandangannya menlgenai
pengaruh komunikasi interperson terhadap perubahan sikap pada individu,
mengatakan sebagai fenomena psikologis dan terjadi dalam dua arah.
1.
Arah yang pertama bersifat incronguent, yaitu perubahan sikap yang menuju kearah bertentangan
dengan sikap semula. Perrubahan yang terjadi adalah perubahan dari sikap
negative kearah positif, dan begitu sebaliknya
2.
Arah yang kedua bersiafat congruent, yakni perubahan sikap yang sejalan atau tidak bertentangan
dengan siakp semula
Teori
tentang sikap sebagaimana dikemukakan oleh Allport (dalam Azwar, 1988: 19)
menjelasakan bahwa sikap terdiri dari tga komponen yakni
1. Komponen
kognetif: berhubungan dengan pengetahuan dan pemahaman seseorang
2.
Komponen efektif: merupakan suatu keadaan yang bersifat
emosional dalam hubungannya dengan objek/situasi tertentu
3.
Komponen konatif: menunjukkan kecenderungan berperilaku yang
ada dalam diri seorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapi
KOMUNIKASI INTERPERSONAL SEBAGAI PENGALAMAN
Prinsip
dasar dari komunikasi interpersonal adalah, bahwa pihak-pihak yang terlibat
dalam komunikasi pasti akan memperoleh pengalaman. Hal ini disebabkan esensi
komunikasi interpersonal adalah proses transaksi symbol-simbol. Misalnya,
ketika si A berkomunikasi secara interpersonal dengan si B maka keduanya akan
memperoleh pengalamn baru yang disebab kan oleh adanya stimuli symbol yang di
transaksikan.
BERBAGAI PENDEKATAN MENCAPAI PERUBAHAN
a.
Informative
Pendekatan
informative pada hakikatnya komunikasi hanya menyampaikan informasi kepada
komunikan.
b.
Dialogis
Cirri komunnikasi nterpersonal dengan pendekatan dialogis
adalah terjadinya percakapan atau dialog, menuju proses sebagai informasi.
c.
Persuasive
Proses dimana seseorang (komunikator) menyampaikan
rangsangan untuk mempengaruhi, mengubah pandangan, sikap dan perilaku orang
lain/kelompok orang (komunikan) dengan cara halus yaitu membujuk
d.
Instruktif
Pendsekatan ini dinamakan pula koersif. Pendekatan instuktif
atou koersif menekan kan pada memposisikan komunnikator dalam posisi tawar yang
tinngi, dimana dia dapat legitimasi untuk memerintahkan, mengajarkan, dan
bahkan mengajukan satu macam ide kepada komunikan.
KOMIKATOR DAN PERUBAHAN
Komunikator
adalah individu yang mengambil prakarsa ataupun sedang melakukan komunikasi
dengan individu atau kelompok yang lain. Fungsi komunikator adalah mengatur
perasaan dan pikirannya dalam bentuk penyusunan pesan untuk membuat komunikasi
Kredibilitas Komunikator
Ada dua
indicator yang menentukan kredibilitas komunikator, yakni :
• Keahlian
Keahlian
: kesan yang dibentuk komunikan tentang kemampuan komunikator dalam hubungannya
dengan topic atau pesan yang disampaikannya kepada komunikan
•
Kepercayaan
Tingkat yang menunjukkan sejauh mana seorang sumber
dipercaya dan mampu mengkomukasikan pendiriannya tanpa prasangka
•
Empati
Seorang komunikator harus mampu memproyeksikan diri kepada
peranan orang lain dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, agar
komunikasi secara efektif dengan komunikasi dari stara social yang lain dapat
terlaksana
KARAKTERISTIK PESAN
a.
Pesan-pesan / ajakan-ajakan disampaikan kepada masyarakat
atau pihak-pihak tertentu harus dapat menstimulir sesuatu pada sasaran
b.
Bahwa pesan-pesan/ajakan-ajakan itu tentunya harus berisi
lambang-lambang atau tanda-tanda komunikasi yang sesuai dengan daya tangkap,
daya serap dan daya tafsir dari sebagian besar masyarakat atau
golongan-golongan tertentu
c.
Bahwa pesan-pesan atau ajakan-ajakan harus dapat
membangkitkan keperluan atau kepentingan tertentu pada sasarannya dan kemudian
menyarankan usaha dan upaya disesuaikan dengan situasi dan norma kelompok
dimasa sasaran itu berada
d.
Bahwa pesan-pesan atau ajakan-ajakan harus dapat
membangkitkan harapan-harapan tertentu dan sebagainya
BAB 7
ETIKA
KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Pengertian
Etika
Dari segi
etimologi, istilah etika berasal dari kata latin ethicus yang berarti kebiasaan. Sesuatu dianggap baik apabila
sesuai dengan kebiasaan masyarakat. Courtland L. Bovee dan John V. Thill (Ahli
bahasa Doddi Prastuti, 2007:31) mendefinisikan etika adalah prinsip perilaku
yang mengatur seseorang atau sekelompok orang.
Seringkali
orang mencampur aduk istilah etika dan etiket. Etika adalah cabang filsafat
yang mempelajari pandangan-pandangan dan persoalan moral atau kesusilaan.
Sedang etiket ialah tatakrama atau sopan santun.
Dalam
menelaah ukuran baik dan buruknya, kita bisa melakuakn penggolongan etika
mejandi dua kategori, yaitu:
1.
Etika deskriptif
Etika deskriptif merupakan usaha menilai tindakan atau
perilaku berdasarkan pada ketentuan atau norma baik-buruk yang tumbuh dalam
kehidupan bersama, baik dalam keluarga maupun di masyarakat.
2.
Etika normatif
Etika normatif berusaha menelaah dan memberikan penilaian
etis atas tindakan dengan cara berbeda, yaitu dengan menggunakan norma yang
dibuat oleh otoritas tertentu.
Etika
Sosial Budaya
Norma yang
berlaku untuk memandang perilaku warga masyarakat itu dinamakan etika
masyarakat atau etika sosial budaya. Sumber nilainya addalah norma sosial dan
nilai budaya yang berlaku. Wujud konkretnya adalah seperangkat peraturan atau
ketentuan yang menetapkan tingkah laku yang baik dalam pergaulan, dalam
bermasyarakat atau dalam berhhubungan dengan orang lain.
Jadi etika
sosial budaya adalah ketentuan baik buruk yang bersumber dari nilai-nilai dan
norma-norma sosial budaya di masyarakat.
Dasar-dasar etika:
a.
Sopan dan ramah kepada siapa saja
b.
Memberikan perhatian kepada orang lain/tidan mementingkan
diri sendiri
c.
Menjaga perasaan orang lain
d.
Ingin membantu
e.
Memiliki rasa toleransi
f.
Dapat menguasai diri, mengendalikan emosi dalam setiap
situasi
Dilema
Etika dan Hilang Etika
Coutland L.
Bovee dan John V. Thill (Alih bahasa Doddi Prastuti, 2007: 32) menjelaskan
bahwa dilema etika melibatkan pemilihan antara aalternatif-alternatif yang tidak
jelas batasnya. Sementara hilang etika adalah pilihan tindakan yang jelas tidak
beretika, atau pilihan tindakan yang ilegak tidak ada dasar hukum maupun dasar
etika
Etika
Komunikasi Interpersonal
Komunikasi
interpersonal merupakan proses komunikasi antarprinadi atau antarindividu. Cara
yanng paling mudah menerapka etika komunikasi interpersonal ialah, pihak-pihak
yang terlibat dalam proses komunikasi, bahkan kita semuanya sebagai anggota
masyarakat, perlu memperhatikan beberapa hal berikut:
•
Nilai-nilai dan norma-norma sosial budaya setempat
•
Segala aturan, ketentuan, tata-tertib yang sudah disepakati
•
Adat-istiadat, kebiadaan yang dijaga kelestariannya
•
Tata krama pergaulan yang baik
•
Norma kesusilaan dan budi pekerti
•
Norma sopan-santun dalam segala tindakan
BAB 8
MEMELIHARA STANDAR PRESENTASI
PRIBADI
Penampilan diri adalah hal kecil yang membangun jati diri
dalam pekerjaan, pergaulan dan komunikasi interpersonal.
Grooming
Grooming adalah penampilan diri seseorang yang terjaga,
menarik, dan selalu rapi. Jadi grooming dalam komunikasi interpersonal ialah
penampilan diri yang terjaga, menarik, dan selalu rapi pada saat dia
berkomunikasi dengan orang lain.
Berikut ini beberapa indikator penampilan diri yang baik:
1.
Penampilan yang bersih
Penampilan yang bersih meliputi kebersihan pakaian, sepatu,
dan kebersihan badan.
2.
Penampilan yang rapi
Penampilan yang raoi dapat diukur dengan cara berpakaian
sesuai dengan tat krama kesopanan, rapi dan pantas
3.
Penampilan (sikap dan tindakan) yang menarik
Contoh penampilan dalam arti sikap dan tindakan yanng dapat
dikatakan menarik:
a. Pelayanan diperlakukan dengan cekatan dan energic
a.
Senyum yang tulus dan simpatik
b.
Ucapkan kata sapaan
c.
Cobalah mengajak berjabat tangan
d.
Tanyakan keadaannya
e.
Mintalah maaf dan permisi
f.
Ucapkan kesan anda
g.
Tawarkan bantuan
h.
Jaga ekspresi wajah yang bersahabat
Sikap di
Tempat Kerja
Seluruh warga perusahaan dan perkantoran, baik pemimpin
maupun karyawan perlu mengembangkan sikap yang positif di tempat kerja.
Beberapa contoh sikap positif dikemukakan sebagai berikut:
a.
Menghormati budaya kerja perusahaan
b.
Menghormati privacy
orang lain
c.
Menghormati cara pandang orang lain
d.
Tangani dan atasi tugas menjadi tanggung jawab anda
e.
Menjalin hubungan harmonis senior dengan yunior
f.
Menjaga hubungan baik secara bermartabat antara pegawai
laki-laki dan perempuan
g.
Memupuk persahabatan
h.
Menyapa teman dengan cara yang baik
i.
Tidak membeda-bedakan teman
Memelihara
Hubungan Interpersonal dengan Pimipinan
Seorang pemimpin adalah pembimbing dan pelindung bagi semua
karyawan. Dengan bimbingan atasan, maka karyawan dapat memperoleh berbagai
kemajuan. Oleh karena itu, perlu adanya kesadaran pada diri setiap karyawan
untuk menciptakan dan membina hubungan interpersonal yang baik dengan atasan.
Contohnya dipaparkan sebagai berikut:
a.
Meminta izin jika hendak meninggalkan pekerjaan
b.
Selesaikan tugas dan tanggung jawab yang diberikan
c.
Panggil atasan dengan sebutan formal
d.
Jangan berbohong
e.
Dengarkan dan laksanakan nasihatnya
Kepribadian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kepribadian ialah
sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang atau suatu bangsa yang
membedakan dirinya dari orang atau bangsa lain. Jadi, kepribadian itu merupakan
karakter yang melekat pada diri seseorang yang bersifat unik, sehingga tidak
ada orang yang memiliki kepribadian sama persisi dengan orang lain.
Ciri-ciri kepribadian yang baik antara lain:
a.
Pengendalian diri
b.
Menjalankan ajaran agama
c.
Menyesuaikan perilaku dengan adat-istiadat yang berlaku
d.
Mendatangkan kebahagiaan
e.
Mengendalikan perilaku diri atas dasar intuisi
f.
Mengikuti hukum evolusi
g.
Disertai niat baik
Faktor-faktor yang membentuk kepribadian
a.
Faktor biologis
Faktor biologis dibawa sejak lahir, sehingga juga disebut
sebagai faktor keturunan, yang memberi potensi terbentuknya kepribadian
tertentu
b.
Faktor kultural (kebudayaan)
Setiap manusia hidup dalam suatu lingkungan budaya tertentu.
Setiap lingkungan budaya itu senantiasa memberlakukan adanya nilai-nilai budaya
yang diacu oleh warga masyarakat penghuninya. Dengan demikian pola kepribadian
akan diwarnai oleh keadaan, nilai, kebiasaan yang berlaku di lingkungannya
c.
Faktor keluarga
Faktor keluarga merupakan unsur sangat penting yang
membentuk kepribadian seseorang, karena dari keluarga inilah seseorang
memperoleh sentuhan pengalaman pertama dan memperoleh pengalaman belajar
pertama mengenai berbagai hal, seperti interaksi dengan orang lain, mengenal
adat-istiadat, etika, dan nilai-nilai tradisi di dalam keluarga maupun
masyarakat
d.
Faktor lingkungan sosial
Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup secara individu,
selalu berkeinginan untuk tinggal bersama dengan individu-individu lainnya
Tipe-tipe kepribadian
a.
Tipe ekstrovert dan introvert
Ekstrovert dan introvert merupakan dua tipe karakter
kepribadian manusia. Jika ekstrovert terkesan lebih supel dan terbuka,
sedangkan introvert terkesan lebih tertutup
b.
Tipe keras hati dan perasa
Keras hati adalh tipe kepribadian yang tegas, memegang
prinsip, berpendirian kuat, sanggup melaksanakan semua pekerjaan dengan baik
dan penuh tanggung jawab, karena selalu berorientasi pada prestasi
Perasa adalah tipe kepribadian yang ramah, hangat, dan suka
memikirkan kepentingan orang lain
c.
Tipe penurut dan kreatif
Penurut adalah tipe kepribadian yang suka menerima saran
dari orang lain, lebih suka berperilaku sesuai dengan perilaku orang lain, dan
menghindari berperilaku berbeda dengan orang lain
Kreatif adalah tipe kepribadian yang menyukai perubahan,
menyenangi hal-hal baru, banyak ide, sering mencoba hal-hal yang tidak umum
Sementara itu, Renee Baron dan Elisabeth Wagele (2005)
mengemukakan sembilan tipe kepribadian manusia berikut ini.
1.
Perfeksionis
Orang dengan tipe kepribadian ini termotivasi oleh kebutuhan
untuk hidup dengan banar, memperbaiki diri sendiri untuk menghindari kesalahan,
mengerjakan sesuatu dengan prosedur yang baku, ingin memperoleh hasil kerja
yang terbaik
2.
Penolong
Orang dengan tipe kepribadian ini termotivasi oleh kebutuhan
untuk dicintai dan dihargai
3.
Pengejar prestasi
Orang dengan tipe kepribadian ini termotivasi oleh kebutuhan
untuk menjadi orang yang produktif, meraih kesuksesan, dan menghindar dari
kegagalan
4.
Romantis
Orang dengan tipe ini termotivasi oleh keinginan menjalin
interaksi dengan orang lai dengan melibatkan emosi
5.
Pengamat
Orang dengan tipe ini mempunyai keingintahuan yang tinggi
terhadap berbagai peristiwa
6.
Pencemas
Tipe ini mudah merasa gelisah, dan takut jangan-jangan
melakukan sebuah kesalahan
7.
Petualang
Dia merasa bahagia apabila dapat melakukan sesuatu yang
tidak dapat dilakukan oleh kebanyakan orang, berani menentang resiko, dan tidak
mudah putus asa
8.
Pejuang
Dia merasa puas menjadi orang yang dapat melakukan usaha
keras untuk mencapai tujuan tertentu
9.
Pendamai
Tipe ini tidak menyukai konflik
Kekuatan
Pribadi
Kekuatan pribadi adalah kemampuan atau potensi diri yang
dimiliki oleh seseoranng, yang masih terpendam dalam dirinya, dan pada saat
tertentu menjelma sebagai kekuatan pada diri manusia.
1.
Bakat
Bakat adalah suatu karakteristik yang unik pada individu
yang menggambarkan kemampuan dasar seseorang.
Beberapa jenis bakat diuraikan sebagai berikut:
a.
Bakat verbal, ialah kemampuan menguasai konsep-konsep yang
diungkapkan dalam bentuk kata-kata, ucapan, kalimat (baik lisan maupun tulisan)
b.
Bakat numerikal, bakat untuk menguasai konsep yang berupa
angka dan rumus-rumus matematika
c.
Bakat skolastik, kombinasi antara verbal dan numerikal
d.
Bakat abstrak, kemampuan menguasai konsep yang berbentuk
skema, diagram, pola, dan sebagainya.
e.
Bakat mekanikal, terkait dengan tata kerja mesin, dan
alat-alat yang berbasis mesin
2.
Minat
Minat ialah ketertarikan, kemauan, kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi untuk mempelajari dan mengerjakan sesuatu
3.
Sikap
Sikap adalah derajat afeksi positif atau negatif seseorang
terhadap objek tertentu
4.
Kreativitas
Kreativitas adalah potensi seseorang untuk memuculkan
sesuatu yang baru, atau untuk menemukan solusi dari suatu masalah
Cara mengevaluasi dan memanfaatkan kekuatan pribadi
a.
Mempunyai prinsip dan idealisme yang kuat
b.
Tidak mudah terpengaruh pada ajakan oranng lain
c.
Konsekuen dan konsisten
d.
Keterbukaan terhadap hal-hal baru
Cara membangkitkan kekuatan pribadi
Ada tiga dimensi yang penting untuk dilatih dan dibangkitkan
agar kekuatan pribadi menjadi lebih baik, yaitu:
1.
Dimensi spiritual, meliputi nilai-nilai:
a. Kekhusyukan
hubungan dengan Tuhan
b. Kepatuhan
terhadap agama
c.
Perbuatan baik dan ikhlas
d.
Pembalasan atas perbuatan baik dan buruk
e.
Rasa syukur
f.
Penghargaan atas kekurangan dan kelebihan pada diri
2.
Dimensi kemandirian,
meliputi nilai-nilai:
a. Harga diri
b. Disiplin
c.
Etos kerja
d.
Bertanggung jawab
e.
Keberanian dan semangat
f.
Keterbukaan
g.
Pengendalian diri
h.
Berkepribadian mantap
i.
Berpikir positif
j.
Mengenali potensi diri
3.
Dimensi etika, meliputi nilai-nilai:
a. Cinta dan
kasih sayang
b. Kebersamaan
dan gotong royong
c.
Kesetiakawanan
d.
Tolong menolong
e.
Tenggang rasa
f.
Hormat menghormati
g.
Tata krama dan sopan santun
h.
Rasa malu
i.
Kejujuran
j.
Sopan dan ramah kepada siapa saja
k.
Memberikan perhatian kepada orang lain/tidak mementingkan
diri sendiri
l.
Menjaga perasaan orang lain
m.
Ingin membantu
n.
Memiliki rasa toleransi
o.
Dapat menguasai diri, mengendalikan emosi dalam suatu situasi
DAFTAR PUSTAKA
Aw, Suranto. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta :
Graha Ilmu
0 comments:
Post a Comment
Tinggalkan komentar anda...