Thursday 13 October 2011

IMPLIKASI KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK TERHADAP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN


Pendidikan Bagi Anak Usia Sekolah Dasar
1.      Karakteristik anak usia SD adalah senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, serta senang merasakan/ melakukan sesuatu secara langsung. Oleh karena itu, guru hendaknya mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur permainan, memungkinkan siswa berpindah atau bergerak dan bekerja atau belajar dalam kelompok, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam pembelajaran.
2.      Menurut Havighurst tugas perkembangan anak usia SD adalah sebagai berikut:
1.      menguasai keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan aktivitas fisik,
2.      membina hidup sehat,
3.      belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok,
4.      belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin
5.      belajar membaca, menulis, dan menghitung agar mampu berpartisipasi dalam masyarakat,
6.      memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan untuk berpikir efektif,
7.      mengembangkan kata hati, moral, dan nilai-nilai
8.      mencapai kemandirian pribadi.
9.      menciptkaan lingkungan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik,
10.  melaksanakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar bergaul dan bekerja dengan teman sebaya sehingga kepribadian sosialnya berkembang,
11.  mengembangkan kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman yang konkret atau langsung dalam membangun konsep; serta
12.  melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan nilai-nilai sehingga siswa mampu menentukan pilihan yang stabil dan menjadi pegangan bagi dirinya.
3.      Pendidikan di SD merupakan jenjang pendidikan yang mempunyai peranan sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, pemerintah menetapkan pelaksanaan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun. Program wajib belajar ini bertujuan untuk meningkatkan pemerataan kesempatan bagi setiap anak yang berusia 7 – 15 tahun untuk memperoleh pendidikan serta untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia hingga mencapai minimal kelas 3 SLTP.
4.      Jenis penyelenggaraan pendidikan pada jenjang sekolah dasar meliputi Sekolah Dasar (SD) baik negeri maupun swasta, SD Kecil, SD Pamong, SD Luar Biasa baik negeri maupun swasta, SD Terpadu, dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) baik negeri maupun swasta.

Pendidikan Bagi Anak Usia Sekolah Menengah
Karakteristik yang menonjol pada anak usia sekolah menengah adalah sebagai berikut.
1.      Adanya kekurangseimbangan proporsi tinggi dan berat badan..
2.      Mulai timbulnya ciri-ciri sekunder.
3.      Timbulnya keinginan untuk mempelajari dan menggunakan bahasa asing.
4.      Kecenderungan ambivalensi antara keinginan menyendiri dengan keinginan bergaul dengan orang banyak serta antara keinginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orang tua.
5.      Senang membandingkan kaidah-kaidah, nilai-nilai etika, atau norma dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa.
6.      Mulai mempertanyakan secara skeptis mengenai eksistensi (keberadaan) dan sifat kemurahan dan keadilan Tuhan.
7.      Reaksi dan ekspresi emosi masih labil.
8.      Kepribadiannya sudah menunjukkan pola tetapi belum terpadu.
9.      Kecenderungan minat dan pilihan karier sudah relatif lebih jelas.


Karakteristik tersebut menuntut guru untuk:
1.      Menerapkan model pembelajaran yang memisahkan siswa pria dan wanita ketika membahas topik-topik yang berkenaan dengan anatomi dan fisiologi;
2.      Menyalurkan hobi dan minat siswa melalui kegiatan-kegiatan yang positif;
3.      Menerapkan pendekatan pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual atau kelompok kecil;
4.      Meningkatkan kerja sama dengan orang tua dan masyarakat untuk mengembangkan potensi siswa;
5.      Menjadi teladan atau contoh, serta
6.      Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar bertanggung jawab.
Satuan pendidikan pada tingkat SLTP meliputi rumpun SLTP (SLTP negeri dan swasta, Madrasah Tsanawiyah (Mts) negeri dan swasta, SMP Kecil, dan SLTP Terbuka), SLTP Luar Biasa (Sekolah Luar Biasa dan SLTP Terpadu), dan Pendidikan Luar Sekolah (Paket B, Ujian Persamaan SLTP, Diniyah Wustho, dan Pondok Pesantren).
Satuan pendidikan pada tingkat SLTA meliputi Sekolah Menengah Umum (SMU), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah negeri dan swasta, serta Pondok Pesantren.
Satuan pendidikan pada tingkat SLTP meliputi rumpun SLTP (SLTP negeri dan swasta, Madrasah Tsanawiyah (Mts) negeri dan swasta, SMP Kecil, dan SLTP Terbuka), SLTP Luar Biasa (Sekolah Luar Biasa dan SLTP Terpadu), dan Pendidikan Luar Sekolah (Paket B, Ujian Persamaan SLTP, Diniyah Wustho, dan Pondok Pesantren).
Satuan pendidikan pada tingkat SLTA meliputi Sekolah Menengah Umum (SMU), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah negeri dan swasta, serta Pondok Pesantren.
Pendidikan Bagi Orang Dewasa
Penurunan kemampuan fisik menuntut penyelenggaraan pendidikan yang menggunakan berbagai media yang mampu memperkuat kelemahan fisik orang dewasa. Menurut Knowles, dalam merancang kegiatan pembelajaran bagi orang dewasa hendaknya memperhatikan:
1.      Konsep diri,
2.      Pengalaman,
3.      Kesiapan untuk belajar, dan
4.      Orientasi kegiatan belajar orang dewasa.
Dengan memperhatikan perbedaan orang dewasa dengan anak-anak, pembelajaran yang cocok bagi orang dewasa adalah pembelajaran yang menerapkan:
1.      Metode penemuan sendiri (discovery method),
2.      Belajar pemecahan masalah, dan
3.      Belajar konsep.
Di samping ketiga model belajar tersebut, model pendidikan yang tepat bagi orang dewasa adalah model pendidikan yang memadukan antara pendidikan formal dengan pendidikan luar sekolah.
Ciri khas pendidikan orang dewasa adalah fleksibel dalam pelaksanaannya.

0 comments:

Post a Comment

Tinggalkan komentar anda...