Pendidikan Bagi Anak Usia Sekolah Dasar
1. Karakteristik anak usia SD adalah
senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, serta senang
merasakan/ melakukan sesuatu secara langsung. Oleh karena itu, guru hendaknya
mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur permainan, memungkinkan siswa
berpindah atau bergerak dan bekerja atau belajar dalam kelompok, serta
memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam pembelajaran.
10. melaksanakan pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar bergaul dan bekerja dengan
teman sebaya sehingga kepribadian sosialnya berkembang,
11. mengembangkan kegiatan pembelajaran
yang memberikan pengalaman yang konkret atau langsung dalam membangun konsep;
serta
12.
melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan nilai-nilai sehingga
siswa mampu menentukan pilihan yang stabil dan menjadi pegangan bagi dirinya.
3. Pendidikan di SD merupakan jenjang
pendidikan yang mempunyai peranan sangat penting dalam upaya meningkatkan
kualitas sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, pemerintah menetapkan
pelaksanaan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun. Program
wajib belajar ini bertujuan untuk meningkatkan pemerataan kesempatan bagi
setiap anak yang berusia 7 – 15 tahun untuk memperoleh pendidikan serta untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia hingga mencapai minimal
kelas 3 SLTP.
4.
Jenis penyelenggaraan pendidikan pada jenjang sekolah dasar meliputi
Sekolah Dasar (SD) baik negeri maupun swasta, SD Kecil, SD Pamong, SD Luar
Biasa baik negeri maupun swasta, SD Terpadu, dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) baik
negeri maupun swasta.
4. Kecenderungan ambivalensi antara
keinginan menyendiri dengan keinginan bergaul dengan orang banyak serta antara
keinginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari
orang tua.
5. Senang membandingkan kaidah-kaidah,
nilai-nilai etika, atau norma dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan
orang dewasa.
6. Mulai mempertanyakan secara skeptis
mengenai eksistensi (keberadaan) dan sifat kemurahan dan keadilan Tuhan.
Karakteristik tersebut menuntut guru untuk:
1. Menerapkan model pembelajaran yang
memisahkan siswa pria dan wanita ketika membahas topik-topik yang berkenaan
dengan anatomi dan fisiologi;
Satuan pendidikan pada tingkat SLTP
meliputi rumpun SLTP (SLTP negeri dan swasta, Madrasah Tsanawiyah (Mts) negeri
dan swasta, SMP Kecil, dan SLTP Terbuka), SLTP Luar Biasa (Sekolah Luar Biasa
dan SLTP Terpadu), dan Pendidikan Luar Sekolah (Paket B, Ujian Persamaan SLTP,
Diniyah Wustho, dan Pondok Pesantren).
Satuan pendidikan pada tingkat SLTA
meliputi Sekolah Menengah Umum (SMU), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan
Madrasah Aliyah negeri dan swasta, serta Pondok Pesantren.
Satuan pendidikan pada tingkat SLTP
meliputi rumpun SLTP (SLTP negeri dan swasta, Madrasah Tsanawiyah (Mts) negeri
dan swasta, SMP Kecil, dan SLTP Terbuka), SLTP Luar Biasa (Sekolah Luar Biasa
dan SLTP Terpadu), dan Pendidikan Luar Sekolah (Paket B, Ujian Persamaan SLTP,
Diniyah Wustho, dan Pondok Pesantren).
Satuan pendidikan pada tingkat SLTA
meliputi Sekolah Menengah Umum (SMU), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan
Madrasah Aliyah negeri dan swasta, serta Pondok Pesantren.
Pendidikan Bagi Orang Dewasa
Penurunan kemampuan fisik menuntut
penyelenggaraan pendidikan yang menggunakan berbagai media yang mampu
memperkuat kelemahan fisik orang dewasa. Menurut Knowles, dalam merancang
kegiatan pembelajaran bagi orang dewasa hendaknya memperhatikan:
Dengan memperhatikan perbedaan orang
dewasa dengan anak-anak, pembelajaran yang cocok bagi orang dewasa adalah
pembelajaran yang menerapkan:
Di samping ketiga model belajar tersebut, model pendidikan
yang tepat bagi orang dewasa adalah model pendidikan yang memadukan antara
pendidikan formal dengan pendidikan luar sekolah.
Ciri khas pendidikan orang dewasa adalah fleksibel dalam pelaksanaannya.
Ciri khas pendidikan orang dewasa adalah fleksibel dalam pelaksanaannya.
0 comments:
Post a Comment
Tinggalkan komentar anda...